bab 4

516 68 6
                                    

Hari ini benar2 hari yang menyebalkan bagi Leo, seharusnya dia berhasil membuat Zayan merasa direndahkan justru malah berbalik kepada nya.
"Akhh.... Kenapa jadi gue yg malu" kesal leo sambil mengusap rambut nya kasar.
Wain dan yang lain melihat Leo dengan wajah kesal nya langsung menghampiri nya.

"Lo lagi kesel ya?"tanya boemsoo
"Harus ya gue jawab" jawab Leo ketus
"Santai broo,, kenapa ngegas nya di gue" boemsoo tertawa kecil
"Udah2.. selow dari pada low kesel dan bad mood, gimana kalok nanti sore Lo ikut kita ja" tawar wain kepada Leo
"Kemana.. males gue kalau nongkrong gak jelas" sahut Leo
"Gak dong,, kita lagi mau balapan ntar  sore.. katanya low jago main motor" jelas Davin
"Lumayan klok menang,, sekalian kita mau liat kemampuan Lo" sambung wain
"Lo ragu sama gue" sahut Leo tak terima.
"Hhh.. kita belum bisa nilai ya selagi belum ada bukti" boemsoo mengambil alih untuk membuat Leo semakin tertantang.
"Oke,, kita liat nanti" jawab Leo singkat.

Selepas jam kuliah berakhir mereka pun menuju ketempat dimana balapan akan dilakukan. Sore itu sudah berkumpul beberapa geng motor yg siap untuk memacu kendaraan nya dengan kecepatan tinggi, tanpa memikirkan keselamatan mereka nanti nya.

"Lo yakin bisa Leo" tanya Davin
"CK,, Lo masih aja ragu sama gue" jawab Leo
"Gue cuma khawatir Lo kenapa2"jelas Davin.
"Lo liat aja nanti,, setelah ini kita bakal makan2 di kafe" jawab Leo yakin
"Hhhaa,, oke2 semoga Lo menang ya" tambah boemsoo.

Wain, Leo dan beberapa orang lain sudah bersiap di atas motor masing2. Ketika hitungan telah usai mereka pun memacu kendaraan nya dengan kecepatan tinggi. Salip menyalip pun tak terhindarkan, beberapa putaran telah dilewati, hingga putaran terakhir Leo yg memimpin di depan yg berarti Leo lah pemenang nya. Davin, boemsoo dan juga wain sangat senang dengan kemenangan Leo, walaupun wain harus kalah dari Leo. Tapi tidak dengan lawan mereka,, merasa di curangi, salah satu dari mereka pun memancing keributan. Dari adu mulut hingga adu jotos pun tak ter elakan. Sementara itu Zayan yang kebetulan lewat di tempat kejadian pun memperhatikan para pemuda itu saling pukul, hingga saat seseorang dari salah satu dari gerembolan mereka membawa besi panjang yang hendak memukul Leo yang tidak sadar bahwa bahaya sedang mengancam nya. Reflek Zayan berlari dan memeluk tubuh Leo agar tidak terkena pukulan besi tersebut, Leo yang terkejut pun tersungkur di bawah tubuh Zayan yang sedang mendapat kan pukulan du bagian perut nya, hingga beberapa pukulan di rasa sudah menghantam bagian perut Zayan. Wain yang sadar akan kejadian itu pun menarik sang pelaku dan memukuli nya. Sampai pada titik mereka merasa kalah dan berhamburan pergi dari lokasi keributan.

"Bang zay, Lo gak papa" tanya Davin yang mengangkat tubuh Zayan.
"Gak papa kok" jawab Zayan sambil meringis merasa nyeri di perut nya.
"Lo ngapain sok2an nolongi gue" ucap Leo.
"Lo harus nya bilang makasih ke bg Zayan, Leo." Boemsoo menimpal
"Iya.. bukan nya malah ngomel gak jelas Lo, liat bg zay pasti sakit itu" tambah wain.
"Yaudah makasih udah nolongin gue"cuek Leo.
Zayan hanya mengangguk sambil tersenyum dan hendak melangkah, namun tubuh nya terjatuh tak sanggup melangkah karena pukulan yang terkena tubuh nya memang cukup keras.
"Bang loe yakin gak papa" tanya Davin tak yakin Zayan baik2 saja
"Kayak nya Lo harus bawa bg zay ke rumah sakit untuk ngecek keadaan nya" saran boemsoo pada Leo.
"Takutnya bg zay kenapa2"tambah wain
Leo hanya mengangguk menyetujui saran dari teman2 nya.
Sesampainya di rumah sakit dokter memeriksa keadaan Zayan. Dokter menyarankan untuk pemeriksaan lebih dalam atas kondisi Zayan, namun Zayan menolak dan hanya meminta obat pereda nyeri saja.
"Lo yakin gak mau di periksa?" Tanya Leo memastikan
"Gak perlu, aku gak papa,, aku harus cepat pulang ibu pasti sangat khawatir saat ini" jawab Zayan.
Saat sedang berbicara phonsel Leo berdering, Leo menatap layar phonsel tertulis nama abg nya yg sedang menghubungi nya.
"Halo, kamu di mana kenapa belum pulang, masih aja suka keluyuran" rentetan pertanyaan dari hyunsik.
"Gue lagi di rumah sakit" jawab Leo singkat
"Siapa yang sakit, kamu gak kenapa2 kan?" Hyunsik khawatir.
"Gak,, temen gue yang sakit, habis ini gue pulang" Leo menutup panggilan telepon.
Zayyan bangun dan hendak keluar dari ruangan.

"Mau kemana?" Tanya Leo ketus
"Pulang.. ibu ku pasti sudah menunggu" jawab Zayan.
"Biar ku antar" Leo menimpal
Zayyan hanya diam tak menjawab, Leo pun menyelesaikan administrasi kemudian mengantarkan Zayan kerumahnya.

"Assalamualaikum Bu.." panggil zayyan.
"Walaikumsalam,, kenapa baru pulang nak" tanya ibu khawatir. Zayyan yg berusaha terlihat baik2 saja di depan ibunya pun tersenyum agar ibunya tidak khawatir.
"Biasa Bu,, mampir liat2 buku sebentar tadi, tapi jadi lupa waktu" zayyan beralasan.
Leo yg hanya diam mendengar kan pembicaraan mereka berdua pun bingung kenapa Zayan tak bicara jujur ke ibunya.
"Ini siapa nak,,"tanya ibu yg melihat Leo hanya diam. Leo yg tersadar dari lamunannya pun dengan cepat memperkenalkan diri.
"Saya Leo Bu,, junior nya kak zayyan di kampus" jelas Leo. Ibu nya pun be oh ria.
"Habis liat2 buku juga ya" tanya ibu
Leo hanya mengangguk kan kepala mengikuti alur yg di buat zayyan.
"Ayo makan bareng nak Leo, ibu udah masak"tawar ibu
"Gak usah Bu,, Leo mau pulang aja" tolak Leo lembut.
Zayyan yg kaget melihat sikap Leo pun tak menyangka,Leo yg di kenal jutek bisa bersikap lembut juga.
"Udah gak papa,, sebentar aja, sini masuk" ibu berjalan menuju dapur. Leo yang tak sempat menjawab pun turut mengikuti langkah ibu dan anak itu.
"Tapi menu nya seadanya nak Leo," senyum ibu saat mulai menuangkan lauk dan nasi ke piring Leo.
"Gak papa Bu.. ini juga udah enak kok" jawab Leo tak enak hati. Lagi2 zayyan masih tak menduga dengan jawaban Leo yg seperti itu.
Selama acara makan Leo menatap kedua ibu dan anak itu, betapa akrab nya kebersamaan mereka, hal yg sudah tidak pernah Leo dapatkan lagi dari keluarga nya semenjak kedua orang tua nya sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Abg satu2 nya yang dulu begitu dekat dengan nya pun seolah sekarang memiliki jarak karena kesibukan pekerjaan juga. Saat itu pula Leo menyadari mengapa Zayan terlihat istimewa di mata orang lain,. Zayyan yg memiliki kepedulian tinggi terhadap orang lain meski pun orang itu sudah membenci nya dia tetap tidak pernah membalas, begitu pun apa yang di lihat nya saat ini zayyan benar2 menyayangi ibu nya dan tidak mau ibu nya khawatir sampai dia rela berbohong, atau zayyan berbohong karena hal lain Leo pun tak tahu pasti, yang pasti nya Leo sadar bahwa ke bencinya telah berubah menjadi ke kaguman terhadap sosok Zayan.

Leo pulang dengan perasaan bersalah atas sikap nya yg membenci orang tanpa ada kesalahan. Leo merutuki kebodohan nya, belum lagi dia mengingat kejadian yg baru terjadi, bagaimana zayyan dengan tidak memikirkan dirinya melindungi Leo. Tapi lidah nya terlalu berat untuk mengucap kan kata maaf atau sekedar mengucapkan terimakasih. Hari itu dihabiskan Leo dengan kegundahan.

You Memories With Me ( Zayyan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang