thirteen

42 5 0
                                    

Aku menatap ke arah buku yang berisi soal yang sedang aku kerjakan, lalu pada tiga temanku yang juga serius sedang mengerjakan sesuatu namun dalam konteks yang berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menatap ke arah buku yang berisi soal yang sedang aku kerjakan, lalu pada tiga temanku yang juga serius sedang mengerjakan sesuatu namun dalam konteks yang berbeda.

Mabar Free Fire.

Sungguh ironis.

"Brengsek, Nya. Lo kalau nggak bisa main nggak usah ngikut napa. Jadi beban doang."

Plak!

Lontaran kesal Jeremy—yang biasa di panggil Jema oleh anak kelas—disambut pukulan buku latihan SNBT milik Sonya yang tebalnya bisa mencapai 5 senti.

"FAK. Sakit anjeng. Lo kalau mukul tega bener ya." Jema berteriak kesakitan sambil mengelus lengannya yang barusan kena geplak. "Padahal kan yang gue omongin bener."

"Eh ngaca! Lo di kelompok ini juga beban. Yang ngerjain Nami doang." Sonya tidak terima.

"Lo juga nggak ngerjain aja belagu anjir."

"GUE MASIH MAU BANTU YA—"

"STOPPPP!!!! Lokasi kita ke gep musuh tapi lo pada malah debat?!"

"Tuh tuh! Pasti gara-gara Si Blegug Sonya ngasih tanda lokasi kan!"

"NGGAK SENGAJA BANGSAT."

Aku menghela napas berat. Meletakkan bulpoin ke meja dan menyandarkan badan ke kursi. Pasrah.

Kami berempat duduk berhadap-hadapan. Sonya di sebelahku, Jema di depan Sonya, sementara Aura di sebelah Jema. Mereka sudah mabar setidaknya dalam sepuluh menit terakhir? Aku juga tidak terlalu memperhatikan waktu. Entah siapa yang memulai, namun kegiatan tugas kelompok ini dalam waktu singkat berubah jadi acara main Free Fire bersama.

"YASH." Sonya bersorak sambil melempar ponselnya ke meja. "Booyah."

"Alah. Menang modal numpang nama aja bangga. Lo kalau nggak gue gendong juga mana bisa menang."

Sonya menendang kaki Jema di bawah meja. Mengundang teriakan tidak terima dari cowok Tiongkok itu. "Gue ngekill 3 orang ya!"

"Di antara kita bertiga lo ngekill paling dikit ya!" Jema menoleh pada Aura di sebelahnya. "Lo ngekill berapa Ra?"

"Delapan sih."

"Tuh! 3 mah nggak ada apa-apanya."

"Bacot banget anjing. Gue tergolong masih new bie, ngekill 3 udah bagus kali. Lo kalau mau cari pembuktian kita mabar lagi lah. Gue siap ngekill sepuluh!"

"Pret." Jema langsung mencerca. "Udah lo paling bener Tik-Tok an aja. Atau kalau nggak main Cooking Mama. Gue mau ganti main PUBG sama Aura. Free Fire mah cetek, level bocah SD. Gue mau bikin duo sama Aura. Bersama kita menaklukkan dunia. Let's go, Aur."

"Sarap."

Aura tertawa. Bersiap bermain game selanjutnya bersama Jema. "Nggak mau ikut mabar juga, Na?"

the star, falling.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang