Golden Retriver (10)

556 73 3
                                    

Setelah latihan berjalan itu Mingi dan Yunho tertidur di atas karpet sampai matahari terbit. Namun tidur Mingi kembali terganggu karena Yunho yang menggucang badannya dengan tidak sabaran.

Ingin marah sebenarnya, tapi Mingi juga harus mengerti bahwa Yunho sedang dalam masa adaptasi. Walau Mingi berharap saat dirinya membuka mata nanti yang ada di hadapannya adalah seekor anjing bukan manusia.

"Kenapa lagi Yunho?"

"Sakit"
Mingi yang semula menutup matanya dan bertanya dengan suara yang malas langsung membuka matanya lebar-lebar. Dirinya langsung bangun dari tidurnya dan melihat keadaan Yunho yang meringkuk kesakitan dengan kedua tangan yang memegang perutnya.

"Apa? kenapa? Apa yang sakit?"
Tanya Mingi beruntun, dirinya masih belum bisa sadar sepenuhnya karena baru bangun tidur. Ditambah kepalanya yang pusing karena bangun secara tiba-tiba.

"Perutnya sakit"
Ucap Yunho tertahan tangannya semakin menekan perutnya yang melilit. Apakah ini efek karena makan mie semalam?
Mingi menepuk kepalanya, merasa bodoh karena sudah memberikan Yunho makanan mie instan. Harusnya dirinya pergi saja ke mini market untuk membeli makanan anjing, lebih sehat dan aman.

Tanpa berpikir dua kali Mingi langsung mengambil jaket dan mengenakannya. Menyambar kunci mobil yang menggantung kemudian menggendong Yunho untuk masuk ke dalam mobil.

Mingi menaruh Yunho di kursi penumpang begitu memastikan posisi Yunho sudah nyaman, Mingi baru duduk di kemudi untuk pergi ke rumah sakit.
Mingi berharap keadaan Yunho baik-baik saja tidak ada yang perlu di operasi atau apapun itu.
Karena jika ada sesuatu yang terjadi dengan Yunho nyawa Mingi yang jadi taruhannya.

Begitu sampai di rumah sakit Mingi kembali menggendong Yunho, masuk ke dalam IGD dan mencari perawat serta dokter yang tengah berjaga.

"Dokter, perawat siapa aja tolong ini ada yang sakit"
Ucap Mingi panik, lagipula siapa yang tidak panik jika bagian khusus dari kepolisian sakit. Jika Yunho tidak dapat bekerja lagi maka otomatis Mingi akan diturunkan dari pangkatnya yang sekarang dan Mingi tidak ingin hal itu terjadi.

"Santai pak, tenang oke? Siapa yang sakit?"
Tanya seorang dokter kepada Mingi, kemudian Mingi menunjuk ke arah brankar rumah sakit yang ditempati Yunho. Saking paniknya tadi Mingi langsung menidurkan Yunho di atas brankar.

"Dia dok, anj- saudara saya kesakitan katanya"
Hampir saja Mingi keceplosan mengatakan hal yang tidak masuk akal. Mingi merutuki dirinya yang sangat bodoh.
Dokter dibantu dengan seorang perawat memeriksa keadaan Yunho.
Mingi memandang Yunho khawatir sekaligus takut jika Yunho harus dirawat di sini.

"Dia gapapa kok, pencernaannya kaget karena makan sesuatu yang gak biasa dia makan. Yang lainnya aman"
Jelas sang dokter membuat Mingi langsung bisa bernafas lega. Hampir saja nyawanya terancam.

Begitu Yunho mendapatkan obat untuk dikonsumsi serta Mingi yang mendapat penjelasan tentang bagaimana cara obat itu digunakan. Mingi dan Yunho kembali ke dalam mobil, untuk saat ini rasa sakit yang dialami Yunho sudah hilang jadi Yunho bisa duduk dengan tenang di kursinya.

Di kursi kemudi Mingi mengusap wajahnya kasar, di Sabtu pagi ini dirinya sudah dibuat ketakutan dan cemas. Sekarang hal yang ia pikirkan sekarang adalah bertemu dengan Seonghwa dan menceritakan semuanya. Meski Mingi tau dirinya pasti akan ditertawakan.

Tapi jika diingat lagi setiap Sabtu dan Minggu Seonghwa menghabiskan waktunya dengan Hongjoong.
Ah tapi masa bodo, kejadian yang dialami Yunho lebih penting dibandingkan memikirkan kedua orang yang tengah asik berdua itu.

Mingi menancap gas membawa mobil tersebut ke kediaman pimpinan polisi satwa yaitu Hongjoong.
Yunho melihat jalan yang dilalui berbeda dengan jalan yang tadi mengernyit bingung. Ini bukan jalan menuju rumah Mingi, kemana mereka berdua akan pergi?

"Mau kemana?"

"Ketemu Dokter Hwa"

Mata Yunho langsung membulat antusias, dirinya sudah sangat rindu dengan dokter kesayangannya itu. Rasanya saat dirinya bertemu dengan Seonghwa, Yunho akan memeluk dan mengajaknya bermain bola.

Dua puluh menit perjalanan sudah ditempuh dan Mingi langsung memarkirkan mobilnya di depan rumah yang terbilang besar dan megah.
Dengan tergesa-gesa Mingi keluar dari mobil diikuti dengan Yunho, menekan bel sampai gerbang yang memiliki tinggi dua kali lipat dari Mingi terbuka.

Setelah diperbolehkan masuk Mingi mengajak Yunho untuk berjalan semakin dalam menyusuri rumah sang pimpinan.
Namun belum ada satu meter Mingi dan Yunho berjalan dirinya sudah bertemu dengan Hongjoong dan Seonghwa yang tengah asik minum teh di teras rumah.

Ada rasa kesal sebenarnya karena mereka dapat menikmati waktu libur dengan baik. Tidak seperti Mingi yang malah dibuat repot dengan Yunho yang berubah menjadi manusia.

"Selamat pagi, maaf mengganggu waktunya Pimpinan Hong dan Dokter Hwa"
Sapa Mingi sedikit menghela nafas karena merasa lelah bolak-balik sana-sini. Kedua orang yang tengah duduk santai itu menatap Mingi heran dan juga menatap Yunho penasaran seakan bertanya siapa yang datang bersama Mingi ini.

Belum selesai Mingi berkata, Yunho dengan tidak tau malunya sudah memeluk Seonghwa. Membuat Seonghwa kaget dan bingung dengan Yunho.

"Hwaaa, ayo main"
Ucap Yunho bersemangat dan mendusel manja di pelukan Seonghwa.
Hongjoong yang melihat hal itu menatap Mingi tajam meminta penjelasan dari ini semua.

"Saya jelaskan dulu pak"
Ucap Mingi gugup saat matanya menatap mata tajam Hongjoong.
Mingi menceritakan semua kejadiannya dari awal sampai akhir dan mendapat anggukan mengerti dari Hongjoong dan Seonghwa.

Namun bukannya tertawa atau tidak percaya, Hongjoong dan Seonghwa tersenyum tipis. Seakan sudah biasa atau pernah mendengar kejadian ini sebelumnya.

"Sepertinya kejadian sepuluh tahun lalu terjadi lagi ya Hwa?"
Tanya Hongjoong dan mendapat anggukan dari Seonghwa. Membuat Mingi semakin bingung, apa yang sebenarnya terjadi.

"Maksudnya?"

Golden Retriver (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang