Golden Retriver (11)

547 64 3
                                    

Tepat sepuluh tahun yang lalu, sebelum Hongjoong dilantik sebagai pimpinan polisi satwa dirinya menjabat sebagai anggota saja. Sama halnya seperti Mingi, dia memiliki partner anjing ras Belgian Malinois, bernama Seonghwa. Dia anjing yang sangat kuat dan bersemangat, serta memiliki kemampuan yang sangat luar biasa.

Tak heran jika Hongjoong selalu dipilih menjadi anggota polisi satwa terbaik. Karena melakukan tugas dengan baik bersama Seonghwa.
Mereka berdua selalu berlatih, dan melalui hari bersama-sama.

Hingga suatu hari saat Hongjoong akan memanggil Seonghwa untuk menyelesaikan sebuah misi dirinya dikejutkan akan seseorang berparas manis yang diyakini sebagai Seonghwa.
Hongjoong tidak percaya awalnya, tapi karena sikapnya yang sangat mirip seperti Seonghwa saat masih menjadi anjing, Hongjoong mulai melatihnya agar terbiasa menjadi manusia.

Mengajarkan tentang hal-hal dasar, sopan santun, serta menceritakan bagaimana sikap dan karakter orang luar yang menyeramkan. Dengan kemampuannya Hongjoong nekat untuk menguliahkan Seonghwa agar dirinya memiliki alasan jika Seonghwa terus berada di kantor polisi.

Dan benar saja Seonghwa lulus dengan nilai yang sempurna, dirinya juga telah menjadi dokter hewan kepercayaan semua anggota polisi satwa. Dan yang membuat lebih terkejutnya lagi Hongjoong menyembunyikan rahasia ini selama sepuluh tahun lamanya.
Mingi yang mendengar hal itu sampai terheran-heran, bagaimana bisa?
Ini antara Hongjoong yang terlalu pintar atau Mingi yang kelewat percaya dengan Hongjoong.

Setelah mendengar cerita Hongjoong, Mingi langsung mengarahkan pandangannya kepada Seonghwa dan Yunho yang sedang asik bermain bola di halaman depan. Dirinya memandang Seonghwa dengan tatapan tidak percaya, kini Mingi tau darimana Seonghwa bisa mengerti bahasa anjing.

"Jadi Seonghwa itu anjing?"

"Kamu bilang begitu buat ngejek atau gimana?"
Mingi langsung gelagapan mendengar ucapan Hongjoong. Sepertinya dia salah bicara, harusnya tadi Mingi diem aja kalo begitu.

"E-eh nggak kok Pak Hong, bukan begitu maksud saya-"

"Gak usah formal kalo di sini. Anggep aja aku teman kamu"
Mingi mengangguk kaku menuruti apa yang dikatakan Hongjoong. Jujur saja dirinya masih merasa canggung dan tidak enak bila langsung memanggil pimpinannya dengan sebutan nama.
Mingi takut kena marah.

"Ja-jadi Hongjoong, ada cara buat balikin Yunho jadi anjing lagi?"
Hongjoong menggeleng pelan sambil tangannya bergerak bebas untuk mengambil satu cangkir teh yang berada di meja.
Dulunya Hongjoong juga berharap bahwa Seonghwa akan berubah kembali menjadi anjing K-9 namun usahanya berakhir sia-sia karena tidak ada cara yang dapat mengubahnya kembali.

Membuat Mingi berpikir, bagaimana jika ia bekerja nanti? Apakah dirinya akan mendapat anjing K-9 pengganti? Tapi sebaik apapun penggantinya pasti tidak akan bisa menyamakan kemampuan yang dimiliki Yunho.

Mingi menghela nafas lebih memilih melihat kedua siluman anjing itu bermain bola.
Hari ini Sabtu dan jam masih menunjukan pukul delapan pagi, tapi entah mengapa Mingi merasa seperti melupakan sesuatu.
Mingi semakin melihat Yunho, perasaannya mengatakan hal yang ia lupakan itu berhubungan dengan partner kerjanya itu.

Mata Mingi melebar dan langsung berdiri dari duduknya membuat meja yang berisi dua cangkir teh dan beberapa kue itu sedikit gemetar. Tentu langsung mendapat delikan tajam dari Hongjoong. Tapi meski begitu Mingi langsung meminta maaf, kini dia tau apa hal yang ia lupakan.

"Maaf Hongjoong, saya maksudnya aku harus pamit dulu. Selamat pagi dan sampai jumpa"
Setelah mengatakan hal itu Mingi langsung menghampiri Yunho untuk membujuknya agar mau pulang. Awalnya Yunho menolak dan melakukan perlawanan, membuat Mingi mau tak mau harus menggeret Yunho secara paksa menuju mobilnya.

Membuat Hongjoong dan Seonghwa memandang keduanya aneh.

"Mingi kenapa sih? Aneh deh"

●●●

Selama perjalanan menuju rumah, Yunho sama sekali tidak bicara dengan Mingi. Masih merasa kesal karena Mingi menghentikan acara bermainnya dengam Seonghwa.
Mingi sih tidak terlalu memikirkan hal itu, lagipula besok di kantor polisi Yunho masih bisa bertemu dengan Seonghwa.

Kini tujuan Mingi adalah pergi menuju toko kue yang tak jauh dari rumahnya.
Begitu sudah sampai di tempat, Mingi turun dari mobil dan mengajak Yunho untuk turun.
Tapi sepertinya Yunho masih merasa marah padanya, karena ajakan Mingi yang tidak diindahkan oleh partner kerjanya.

"Yakin gak mau ikut? Ada roti isi daging loh di sana, yakin gak mau?"
Yunho yang mendengar kata daging, makanan kesukaannya lantas memalingkan muka menatap Mingi.
Hati Yunho berkecamuk hebat, merasa bingung haruskah dia ikut dan memaafkan Mingi? Tapi jika Yunho mementingkan ego, dirinya tidak akan mendapat roti daging favoritnya.

Dengan berat hati Yunho mengangguk kemudian turun dari mobil. Mendapat senyum kemenangan dari Mingi, karena berhasil membujuk Yunho untuk turun.

Mereka berdua masuk ke dalam toko bersama, Yunho dapat merasakan aroma roti yang sangat khas. Serta bau daging-dagingan yang masih hangat di dalam roti.
Membuat perut Yunho merasa sangat keroncongan meminta untuk diisi. Rasanya Yunho ingin meminta Mingi untuk memborong semua roti isi daging yang ada di toko ini.

Mingi mengajak Yunho untuk menuju kasir di sana Mingi bertemu dengan seorang pelayan dan langsung menanyakan hal apa yang bisa dirinya bantu.

"Permisi, dua hari yang lalu saya memesan kue di sini. Mau saya ambil"

"Oh baik, atas nama Song Mingi?"
Mingi mengangguk dengan senyum tipis di bibirnya. Tidak menyadari bahwa Yunho telah pergi menuju sisi kiri toko tempat dimana roti isi daging didisplay.

Mata Yunho seperti memancarkan cahaya terang melihat roti-roti itu, serta bibir yang mengulum menahan air liurnya agar tidak keluar.
Dirinya sibuk memilih roti apa yang akan ia beli, untuk dimakan. Baru kali ini Yunho merasakan dilema yang sangat hebat.

"Kamu mau? Kamu bisa beli semua tapi masing-masing satu"
Mendengar hal itu membuat Yunho langsung menatap Mingi antusias dengan senyum yang memamerkan gigi berderet rapi.
Membuat Mingi sedikit kaget melihat wajah Yunho yang begitu bersinar, apakah Yunho jika sudah antusias akan memancarkan sinar seterang ini?

"Cepet pilih aja, wajahmu terang banget Yun kalo lagi antusias. Mataku silau"
Ucap Mingi dengan tangan yang menutupi sebagian muka untuk menghalau sinar terang yang terpancar dari wajah Yunho.
Yunho langsung mengangguk dan dengan aktif tangannya mengambil semua roti isi yang ia inginkan.

Begitu selesai memilih dan membayar kedua orang itu keluar dengan Mingi yang membawa satu kotak kue dan Yunho yang menenteng satu kresek penuh isi roti yang ia pilih tadi.
Yunho masuk ke dalam mobil dan langsung mengambil satu bungkus roti isi baru ia beli.

Begitu roti akan masuk ke dalam mulutnya, Mingi langsung menarik tangan Yunho yang akan menyuapkan roti. Tentu dengan ekspresi wajah yang khawatir dan panik.

"Yunho kalo mau makan roti plastiknya dibuka dulu, jangan langsung dimakan"
Mingi mengambil roti itu dengan paksa dan membuka plastik yang membungkusi roti tersebut. Hampir saja Yunho memakan roti bersamaan dengan plastiknya, Mingi tidak ingin kejadian Yunho sakit seperti tadi terulang kembali.

"Terimakasih hehe"
Yunho berterimakasih dengan Mingi begitu roti sudah kembali pada tangannya, manusia lucu ini langsung melahap roti tersebut sampai habis.
Bahkan selama perjalanan tanpa Mingi sadari semua roti yang Yunho beli sudah habis tanpa sisa begitu sampai di rumahnya.

Ternyata Yunho memiliki nafsu makan yang sangat besar.


















Maaf ya kalo semisal antara gambar dan nama ras dari anjingnya beda. Dikarenakan pas aku cari di internet yang keluar hasilnya itu. Terimakasih sekali lagi.

Golden Retriver (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang