"Kenapa Yunho? Butuh sesuatu?"
Mingi sedikit terganggu saat merasakan ada sesuatu yang menyentuh pipinya berkali-kali. Membuat Mingi terbangun dan bertanya dengan suara paraunya.
Namun Mingi tidak kunjung mendapat jawaban, dirinya semakin merasakan tusukan-tusukan jari di pipinya.Sebentar, bukankah anjing tidak memiliki jari?
Memilih bangun Mingi mengerjap matanya perlahan, dirinya masih setengah sadar belum mampu melihat sekitar dengan jelas. Mingi mengucek matanya beberapa kali begitu sampai penglihatannya jelas, Mingi dibuat terkejut sangat terkejut akan pemandangan yang ada di samping ranjang tidurnya.
"Mi-Mingi a-aku laper"
Ucap seseorang itu terbata dirinya menatap Mingi dengan mata bulatnya, dan tidak berniat untuk duduk atau berdiri. Dirinya bersembunyi di balik selimut."KAMU SIAPAAA??? YUNHO MANA???"
Teriak Mingi reflek bahkan dirinya sampai melompat dari ranjang tidurnya saat melihat ada orang asing di ranjang tidurnya.
Mingi yakin benar yang tidur di sampingnya semalam itu Yunho, anjing K-9 kesayangannya. Kenapa malah berubah jadi manusia."A-aku Yunho"
Mingi menganga heran sekaligus terkejut pasti dirinya sedang bermimpi tidak mungkin Yunho berubah manusia. Buku ini tidak menceritakan tentang Alpha-Omega.
Haruskah Mingi membawanya ke kantor polisi? Tapi sebelum itu Mingi harus memastikan bahwa orang yang ada di hadapannya ini adalah Yunho, anjing K-9 kesayangannya."Siapa partner kerjamu?"
"Mi-Mingi"
"Siapa dokter hewan yang merawatmu?"
"Hwaaaa"
Mingi mendelik kaget semua jawabannya benar, mungkinkah? Mingi menggelengkan kepalanya cepat. Satu pertanyaan terakhir untuk memastikan, jika jawabannya benar maka orang ini benar-benar Yunho.
"A-apa mainan kesukaanmu?"
"Bolaa, lempar tangkap"
Seseorang yang mengaku dirinya adalah Yunho menjawab dengan semangat saat Mingi menanyakan tentang permainan kesukaannya, dirinya menjawab sampai berdiri keluar dari selimutnya. Namun bukan itu yang membuat Mingi semakin terkejut, akan tetapi-
"KENAPA KAMU GAK PAKE BAJUU????"
Yunho kaget mendengar teriakan Mingi ini lebih kencang dari yang tadi. Reflek Yunho langsung membungkus dirinya kembali menggunakan selimut untuk menutupi tubuh polosnya.
Mingi mengacak-acak rambutnya frustasi apa yang harus dirinya lakukan dengan Yunho yang berwujud manusia ini? Jika dirinya menceritakan hal ini dengan Seonghwa pasti dokter hewan itu tidak akan percaya. Yang ada Mingi hanya akan ditertawakan.
"Mi-Mingi"
"Apa?"
"Laper"
Mingi membawa Yunho untuk duduk di ruang tv, tempat mereka berdua menonton sambil memakan cemilan semalam. Jam baru menunjukan pukul dua pagi, dan Yunho mengeluh lapar. Sebelum itu Mingi sudah meminjamkan bajunya untuk dipakai Yunho, walau terlihat besar di badan Yunho tapi tak apa setidaknya Yunho tidak telanjang seperti tadi.
Mingi menatap Yunho yang duduk dari atas sampai bawah, sedangkan Yunho menatap Mingi dengan tatapan polosnya. Ya ampun Mingi tidak tau harus memberikan Yunho makanan apa. Jika Mingi memberikan makanan anjing tapi sekarang Yunho adalah manusia, ingin memberikan Yunho makanan manusia takut Yunho sakit. Mingi jadi pusing dibuatnya.
"Mingi, laper"
Keluh Yunho yang ketiga kalinya, ayolah Mingi bingung ingin memberi makan apa untuk Yunho. Makanan yang dikhususkan untuk anjing sudah habis semalam, dan hanya ada mie instan di dalam lemari."Se-sebentar oke? Aku bakal bikinin kamu mie"
Mingi beranjak dari duduknya untuk pergi ke dapur membuatkan mie instan dan berpikir apa hal yang membuat Yunho sampai berubah menjadi manusia?
Sambil menunggu Yunho melihat ke sekitar, dia menemukan bola kecil kesukaannya. Tanpa basa-basi Yunho langsung mengambil bola itu dan memainkannya sambil menunggu Mingi selesai memasak mie.Beberapa menit kemudian Mingi datang sambil membawa satu mangkuk mie dan satu gelas air putih. Dirinya dibuat heran akan Yunho yang bermain bola dengan kedua tangan dan kakinya. Sepertinya Yunho masih belum terbiasa dengan kedua tangan dan kaki.
Bahkan tadi saja Mingi harus menggendong Yunho untuk pergi ke ruang tv."Ini makananya Yunho"
Yunho menatap Mingi dan mie bergantian kemudian mendekat, melempar bolanya asal entah kemana.
Yunho hanya memandang mangkuk mie instan bingung, dia tidak tau cara memakannya jadinya Yunho mendekatkan mulutnya ke dalam mangkuk dan mulai memakan mie yang ada di dalamnya."Eh bukan gitu Yunho, pake ini"
Cegah Mingi saat melihat Yunho akan mengambil mie instan langsung menggunakan mulutnya. Mingi menyerahkan sendok kepada Yunho namun Yunho merasa kesulitan untuk memegang sendok tersebut."Gini cara pegangnya"
Mingi membantu Yunho untuk memegang sendok dengan benar. Tangan Mingi menyentuh tangan milik Yunho untuk menuntun agar Yunho dapat mengambil mie dari dalam mangkuk dan menyuapkannya ke dalam mulut Yunho.Yunho tersenyum mengangguk antusias saat dirinya berhasil menyendok mie dan masuk ke dalam mulutnya, meski dibantu oleh Mingi.
Sendokan kedua Mingi diam tidak membantu, membiarkan Yunho untuk mengambilnya sendiri. Awalnya Yunho sedikit kesulitan namun setelahnya Yunho dapat melakukannya dengan baik.Mingi jadi seperti seorang ayah yang tengah mengajarkan anaknya untuk makan sendiri.
"Pintar, kamu cepat belajar ya?"
Yunho menatap Mingi polos saat merasakan usapan halus di atas kepalanya. Begitu sadar Mingi langsung menarik tangannya dari kepala Yunho, kenapa dia melakukan itu sih. Atmosfernya jadi berubah canggung seketika.Mingi memandang Yunho yang tengah asik makan dengan pandangan heran dan takjub. Ternyata Yunho dalam bentuk manusia sangat cantik dan imut, Mingi jadi terbuai akan pesonanya.
Mingi menggeleng kepalanya kuat, sadar Mingi dia tidak boleh berpikiran terlalu jauh. Lagipula Mingi yakin bahwa Yunho pasti akan kembali menjadi anjing.Yunho telah menyelesaikan makanannya kemudian mengambil air dari dalam gelas menggunakan kedua tangannya dan meminumnya. Meski sedikit kaku itu membuat Mingi terperangah, Yunho sangat pintar dan mudah dalam mempelajari sesuatu yang baru.
"Udah"
Ucap Yunho dengan kedua tangan mendorong mangkuk kosong agar berdekatan dengan Mingi.
Mingi yang melihat itu berpikir, haruskah dirinya mengajari Yunho untuk berjalan dengan kedua kakinya?"Bisa tolong taro di dapur?"
Yunho mengangguk menuruti ucapan Mingi, kemudian Yunho berdiri menggunakan kedua tangan dan kedua lututnya sebagai tumpuan.
Mengambil mangkuk menggunakan mulutnya dan berjalan merangkak.
Sudah Mingi duga, Yunho pasti akan melakukan itu."Yunho"
"Heung?"
Mingi menghampiri Yunho, mengambil mangkuk yang Yunho gigit dan menaruhnya. Kedua tangan Mingi memegang tangan Yunho sedikit mengangkatnya agar Yunho mampu berdiri menggunakan kedua kakinya."Jalannya pake dua kaki aja ya?"
Yunho diam namun menurut, dirinya berusaha berdiri menggunakan kedua kakinya, sambil berpegangan dengan Mingi agar dirinya tidak jatuh.
Yunho berhasil berdiri sempurna namun Yunho tidak berani untuk melepaskan genggaman tangannya dari Mingi, Yunho takut jatuh.Perlahan Mingi meyakinkan Yunho untuk melepaskan genggamannya, begitu Yunho dapat berdiri tanpa bantuan apapun. Mingi menuntun Yunho untuk berjalan, awalnya Yunho jatuh namun Mingi berhasil menahan Yunho agar badannya tidak terbentur lantai.
Beberapa percobaan gagal, hingga saat percobaan yang kesekian kalinya Yunho berhasil berjalan dengan kedua kakinya. Meski masih terlihat kaku, setidaknya Yunho berhasil berjalan tanpa terjatuh.
"Bagus, kamu pandai belajar Yunho. Sekarang taro mangkuk dan gelas ini ke wastafel"
Yunho mengangguk, menerima mangkuk dan gelas dengan kedua tangannya dan mulai berjalan perlahan menuju dapur untuk menaruh kedua benda itu.
Mingi yang melihatnya dari belakang tersenyum tipis, merasa bangga karena Yunho dapat dengan cepat belajar.Setelah selesai menaruh mangkuk dan gelas, Yunho berjalan mendekati Mingi dan memeluknya membuat Mingi jadi bingung harus merespon seperti apa. Dan yang lebih mengejutkannya lagi Yunho mengecup pipi Mingi menggunakan bibir tebalnya.
"Te-terimakasih Mingi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Retriver (END)
RandomAwalnya Mingi tidak terima bahwa dirinya akan bertugas dengan Yunho, anjing yang memiliki ras golden retriver. Bagi Mingi, Yunho hanya akan merusak pekerjaannya sebagai polisi satwa namun lambat laun Yunho dapat membuktikan bahwa dirinya mampu layak...