Bunda bisa mendengar suara hati Gavyn gak sih? Pernahkah bertanya, bagaimana harinya, apakah bahagia?
Hari-hari yang wanita itu pikirkan hanya karir nya, hanya rencana bagaimana Gavyn lebih baik dalam situasi yang Gavyn sendiri tak suka. Tentu saja, Gavyn hanya jadi bahan ketidaksukaannya saja sebab Felix jauh di atas anaknya.Gavyn bosan dibanding-bandingkan. Gavyn lelah disuruh begini-begitu. Bisakah ia jadi dirinya sendiri. Bundanya itu terlalu mekasakan.
Sudah dua hari Gavyn tak menginjakan kaki sedetik saja di rumahnya. Felix sedang tak ada jadwal mungkin saja ia sedang santai-santainya di rumah. Tentu saja Gavyn tak ingin pulang sebab ia yakin akan jadi bahan perbandingan lagi.
Gavyn menutup ponsel segera setelah merampungkan sesi percakapan pesannya dengan Kalan. Ia segera berlalu dengan motornya. Melaju dalam kecepatan tinggi, dalam laju jalanan segala keresahan hati biarlah tersapu oleh semilir angin yang menghantam tubuh Gavyn tanpa pelapis tambahan itu. Ia hanya mengenakan kemeja saja malam ini.
Beberapa menit berlalu, sampailah Gavyn pada tempat yang ia tuju. Rasanya sudah lama ia tak menginjakan kaki ditempat ini lagi. Saat SMA Gavyn hampir setiap hari berada di rumah Kalan. Hampir saja ia mengakui rumah itu sebagai miliknya juga, jika saja Kalan tak mengusirnya. Kalan sabar menghadapi Gavyn tapi ia kadang kesal juga, Gavyn bisa saja menghancurkan seisi rumahnya.
Pintu di ketuk.
Tak ada sahutan. Sekali lagi Gavyn mengetuk. Samar-samar suara langkah dibalik pintu menghampiri Gavyn.
"Loh. Nak Gavyn!"
Ah itu Ayah Kalan. Ada rasa haru, sudah lama Gavyn tak bertemu Ayah Kalan. Ia jadi bernostalgia dulu-dulu sekali ia sering mengeluh sakit gigi dan Ayah Kalan lah yang sering mengobatinya. Ayah Kalan dokter gigi . Tak heran profesi itu menurun pada anaknya juga.
"Om." Gavyn memberi salam hormat dengan mencium punggung tangan Pria itu.
"Sini masuk. Kemana aja Vyn? Udah lama yah gak main-main ke sini. Om liat kamu jadi artis yah?"
Gavyn terkekeh kecil, "Model Om, Gavyn bukan pemain sinetron hehe," sambungnya.
"Ah sama aja. Om kadang liat kamu di majalah sama baliho di jalan-jalan. Ada foto kamu, sama internet banyak lewat. Keren juga." Pria paruh baya itu menepuk pelan pundak Gavyn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides [Hyuckren]
FanfictionTentang Reyna, yang bercita-cita menjadi model terkenal. Namun nasibnya selalu kurang beruntung. Menghabiskan banyak waktu, uang dan tenaga tanpa hasil membuat Reyna nekat menerima tawaran seseorang untuk menjadi model bintang pria. Tapi siapa sangk...