27~ Hug me pt.3

247 26 14
                                    

🍃🍃🍃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍃🍃🍃

"Ampun!" Teriak Elior terus merintih kesakitan.

Entah sudah berapa lama semenjak terakhir kali ia tak sadarkan diri dipantai, entah kemana takdir membawa tubuhnya. Elior merasakan perih sabetan, tamparan dipipi dan tendangan diseluruh tubuhnya.

"Eng...gak!" Elior meronta, menghindar sebanyak yang ia bisa, tapi sentuhan tangan-tangan jahat melukai tubuhnya. Elior sudah lemas, tapi tak ada tanda berhenti.

Bayang-bayang mengerikan terus menggerayangi tubuhnya, Elior bahkan sudah ditelanjangi walapun belum sepenuhnya. Kali pertama dalam hidup, Elior berteriak dan menangis sekeras yang ia bisa, Elior rasa tenggorokannya akan robek jika terus-terusan berteriak.

Mansion itu sangat luas, tak peduli sekencang apapun Elior bersuara, tetap saja redam dibalik bangunan besar itu. Disaat-saat seperti ini, ia benar-benar membutuhkan Gavyn. Tak peduli sesakit apa ia mencampakkannya terakhir kali, tapi tetap saja nama itu yang terus Elior gaungkan.

"Buka!" Satu Pria menarik dagu Elior, ia memaksa Elior untuk membuka mulutnya, setelah puas berteriak akhirnya Elior memilih mengunci dan berteriak dalam diam.

"Buka!"

Elior masih menggeleng, tapi tangan-tangan asing terus menjamah tubuhnya tanpa ampun, 2 Pria dihadapannya benar-benar mengerikan. Satu orang menciumi paha sampai perut, sementara Pria kedua terus memaksanya untuk melakukan oral seks, sialan Elior benar-benar mual melihatnya.

Kulit kepala Elior rasa nya perih sebab rambutnya juga menjadi sasaran kekasaran Pria-pira itu.

"Ayo sayang. Percuma nolak juga, kamu tetap akan habis. Jadi lebih milih main lembut atau kasar?"

Elior meronta, tapi percuma dua lawan satu, itu hanya menguras energinya, lambat laun semua akan berakhir juga. Tapi jika Elior harus mati sekalipun, ia tak akan sudi menyerahkan tubuhnya begitu saja.

"Masih ada dua hari kedepan untuk merasakan ini, jadi untuk hari ini bolehlah pemanasan dulu." Seseorang terus membisik ditelinga Elior.

"Coba kita lihat dulu." Pria itu menatap wajah Elior intens. Sebelum akhirnya memainkan tangannya diarea perut dan dada.

"Jangan tegang sayang."

"Lihat bibir kamu berdarah kan. Makanya jangan ngelawan biar gak aku gigit."

Cukup! Cukup! Elior bisa gila dengan situasi yang ada. Ia ketakutan, tapi tak bisa melakukan apapun selain menangis.
Teriakan putus asa hanya memainkan lagu kesedihan dengan akhir percuma. Ribuan kali Elior berpikir mencoba memasuki dunia yang mungkin saat ini sedang dalam alam mimpi, tapi sakitnya benar-benar nyata. Jadi, apakah semua ini benar-benar terjadi padanya? Tapi kenapa? Dosa apa ia selama ini, setelah menerima pukulan keras atas kehadiran Gavyn dengan cerita barunya, apakah Elior harus berakhir seperti ini?

Two Sides [Hyuckren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang