Ilustrasi Beryl Elior
"Sayang udah bangun. Nyenyak ga tidurnya?" Suara Bariton Gavyn memecah keheningan.
Elior yang masih setengah sadar, dibuat bingung dengan kelakuan Gavyn. Dia kenapa? Kesurupan kah? Sejak kapan ia jadi suka Flirting seperti ini? Kalau saja Elior tak merasakan kekakuan dengan rahangnya mungkin saja sejak tadi sudah ia maki-maki anak itu.
Elior menetralkan ingatannya. Kenapa ia ada di mobil? Bukannya ia sedang tindakan tadi? Apa yang terjadi sih? Masa iya lagi mimpi. Elior hendak membuka suara. Namun sumpalan kain dalam mulutnya mengganggu pergerakan rahangnya. Elior merasakan sedikit nyeri di bagian ujung rahang belakangnya. Elior meraba-raba pipinya yang terasa berdenyut dibagian dalam.
"Ini sakit ya sayang." Gavyn menumpuk jemarinya diatas punggung tangan Elior yang tengah mengelus pipinya yang berdenyut.
"Lo kerasukan apa sih!" Elior menepis tangan Gavyn. Memberi peringatan untuk memotong jarak keduanya yang sangat rapat. Sementara Gavyn, Pria itu meledak bersama tawa renyahnya. Elior jadi kesal sendiri. Gavyn udah gak waras kayanya.
"Ya abisnya lo tidur lama banget. Gue sampe bisa nguras air laut."
Elior acuh, "Ko disini," ucapnya perlahan. Elior kebingungan dengan situasi yang ada.
"Lo tidur pas tindakan," balas Gavyn. Tawanya sudah mereda dan kembali dalam setelan wajahnya yang biasa tanpa ekspresi.
Elior tak dapat mengingat apapun selain ingatan terakhirnya saat Kalan mencoba menggores gusinya dengan benda tajam yang ia tak paham apa namanya. Apa ia tertidur selelap itu. Elior linglung sesaat.
"Sakit?"
Elior mengangguk.
"Kalan ngasih ini. Katanya nanti kalau efek biusnya udah mulai abis. Suruh minum obat antinyeri nya. Gue lupa apa-apa yang gak boleh lo lakukan setelah ini. Yang gue inget, dianjurkan makan yang dingin-dingin sama yang lunak-lunak kata Kalan."
Elior menyimak dengan setengah kesadarannya. Sebelum akhirnya bersuara lagi.
"Yang bawa gue kesini s-siapa?"
"Pak Satpam," bohong Gavyn padahal ia sendiri yang menggendong Elior. Sebab Kalan, anak itu tak mau ambil pusing setelah semua berlalu Elior dipasrahkan begitu saja pada Gavyn. Jujur saja, perawakan Elior itu terlalu ramping jika disebut sebagai laki-laki. Banyak pertanyaan berputar dalam kepala Gavyn tentang Elior, sebab ia merasakan rasa yang berbeda saat membawa anak itu. Gavyn menepis pemikirannya.
"Hah?"
"Iya tuh." Gavyn menunjuk bapak-bapak gendut berkumis didepan. Elior jadi ngeri sendiri melihatnya. Yang benar saja!
"Lo nungguin gue tidur?" tanya Elior dengan langsung direspon anggukan dari Pria disampingnya itu.
"Kok gak bangunin gue?" Elior merasa tak enak hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides [Hyuckren]
FanfictionTentang Reyna, yang bercita-cita menjadi model terkenal. Namun nasibnya selalu kurang beruntung. Menghabiskan banyak waktu, uang dan tenaga tanpa hasil membuat Reyna nekat menerima tawaran seseorang untuk menjadi model bintang pria. Tapi siapa sangk...