Bab 6

15.4K 654 25
                                    


༶•┈┈⛧┈♛

Tuk... Tuk... Tuk...

Langkah kaki seorang siswi dengan kulit seputih susu, serta wajah yang imut, menghampiri Cellyn dengan tatapan berbinarnya.

Sofia Emberly, siapa yang tidak kenal siswi berwajah imut yang satu ini, caranya menatap lawan bicara dengan teduh, serta tutur bicara yang lembut mampu membius lawan bicaranya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sofia Emberly, siapa yang tidak kenal siswi berwajah imut yang satu ini, caranya menatap lawan bicara dengan teduh, serta tutur bicara yang lembut mampu membius lawan bicaranya.

Tapi siapa sangka, di balik sikap ramahnya tersimpan berbagai emosi yang tak terduga, hingga mampu menjebak Cellyn ke dalam gelapnya dunia seorang Sofia Emberly di masa lalu.

" Cellyn kamu apa kabar ? baik kan ? ", sapa Sofia ceria.

" Ak--"

" Kamu pasti mau bilang kalau kita kemarin baru ketemu ya kan ? Ya gimana lagi aku kan suka kangen sama kamu ", potong Sofia.

" Sofia ak--"

" Ih kamu kok tumben kesiangan ? terus ini apa ? ", potong Sofia lagi, dengan lancang menyentuh acak rambut Cellyn.

" Shhh ", ringis Cellyn saat merasakan sedikit tarikan di bagian rambutnya.

" Kok kamu jadi warnain rambut kayak gini sih ? gak boleh tahu Cellyn, nanti kamu di hukum loh ", nasehat Sofia sambil tersenyum manis, melepaskan tangannya dari rambut Cellyn.

" Udah ? ", tanya Cellyn ambigu, membuat Sofia mengernyitkan dahinya bingung.

" Aku boleh ngomong kan sekarang ? ", jelas Cellyn yang di balas anggukan oleh Sofia.

" Dengar ya Sofia, kamu gak perlu khawatirin aku, lagipula aku cuma mau coba hal yang baru kok ", santai Cellyn yang mendapat respon lain dari Sofia.

" Tapi kan hiks aku gak mau kalau kamu di hukum hiks ", tangis Sofia tiba-tiba yang berhasil menarik perhatian siswa dan siswi lain.

Raut wajah Cellyn tidak berubah, bahkan saat ini Cellyn tampak mengangkat sedikit sudut bibirnya, mengamati tingkah laku manusia di hadapannya.

" Kamu kenapa selalu baik sama aku sih ? aku jadi bersyukur hiks punya teman kayak hiks kamu ", ucap Cellyn sesegukan dengan berurai air mata yang entah datang darimana.

Sofia yang melihat perubahan raut wajah Cellyn yang begitu cepat, di buat gelagapan.

" Eh.. eh k--kamu kok ikut n--nangis sih ? ", panik Sofia kala melihat perhatian yang lain mulai beralih pada sosok sahabat baiknya ini.

Second Chance (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang