"Bunda, lihat deh," ujar seorang pria kecil yang kini tengah bermain membuat sebuah hiasan rambut dengan bunga, "sini Nda," lanjut pria itu sambil meminta Rasya menunduk.
Saat wanita itu menunduk sang anak langsung menempelkan hiasan tersebut di rambutnya.
"Bunda makin cantik deh," ujarnya yang berhasil membuat Rasya gemas dan kini mencium pipinya dalam, membuat pria kecil itu tertawa geli.
"Makasih gantengnya bunda," kali ini Rasya mengecup pelan kepala sang anak.
"Kalo ini buat ayah," ujar pria itu sambil mengambil rangkaian bunga lain yang dia buat dan kini dia letakan di atas gundukan tanah yang ada di hadapan mereka.
...
...
BERSYANDA~
Wkwkk
...
Beberapa jam kemudian akhirnya operasi Devan sukses dilakukan, tentunya semua langsung bernafas lega mendapatkan kabar baik tersebut, semua ketegangan yang tadi terjadi mulai melunak.
Kini pria itu akan dipindahkan ke ruang ICU karena kondisinya yang masih koma dan belum stabil, dia harus terus diawasi dan dalam masa observasi oleh dokter pasca operasi.
"Gak ada yang bisa masuk ke ICU, jadi mending kalian pulang, biar Papa sama Marvel yang stay malem ini, besok kita bisa gantian," ujar Jordan kepada keluarganya itu, "Jev, bawa mobil kakak kamu, sekalian anter Junita pulang, Steven kamu pulang bareng mereka, motornya tinggal di sini aja, Rasya ikut pulang ya sama Mama," bujuk Jordan di akhir kalimatnya kepada menantunya itu, "di sini kamu gak bisa ngapa-ngapain, inget kondisi kamu yang lagi hamil juga."
Sejujurnya Rasya ingin menentang ayah mertuanya itu, dia ingin tetap menemani sang suami di rumah sakit, namun perkataan Jordan ada benarnya, saat ini ada sosok kecil di perutnya yang harus lebih dipentingkan dibanding egonya sendiri.
Jujur saja, sebenarnya Rasya pun merasa sedikit keram di perutnya, mungkin karena stress yang sedang dia alami, jadi wanita itu memilih untuk menuruti perintah ayah mertuanya agar anaknya bisa lebih tenang.
"Yuan kamu juga pulang, tolong anterin temennya Rasya juga ya," kali ini Jordan berbicara pada Yuan yang sedaritadi masih menundukan kepalanya.
"Saya di sini aja Om," ujar Yuan sambil mengangkat wajahnya.
"Kamu di sini juga gak bakal bisa ngapa-ngapain, Devan 24 jam diawasin dokter, gak bisa ditemuin siapa-siapa," jelas Jordan.
"Udah biarin Pa, buat nemenin aku," kali ini Marvel angkat suara, dia tau pasti Yuan sedang merasa kalut saat ini, ini bukan pertama kalinya Yuan berada pada posisi seperti ini, jadi Marvel pun mencoba memberinya pengertian.
...
Dengan menuruti perintah Jordan mereka pun akhirnya pulang, dengan Jevan yang menyetir dan Steven duduk di sampingnya, dan di bagian belakang Rasya duduk di tengah diapit oleh Jeanna dan Junita. Nasyla memutuskan untuk pulang dengan taksi online.
Kedua wanita yang ada di samping Rasya terus mencoba menenangkannya, karena meaki Rasya hanya diam saja, mereka tau saat ini Rasya sedang merasa sangat stress.
Beberapa saat kemudian mereka pun sampai di rumah, Junita yang menolak untuk diantar pulang ikut masuk sambil sedikit memapah Rasya yang merasa lemas. Entah kenapa tubuh Rasya seperti kehilangan tenaga, sepertinya dia sudah terlalu lelah karena rasa takut dan kekhawatirannya sedaritadi berhasil memakan seluruh energi yang dia miliki.
"Kita tidur bertiga aja di bawah, biar gampang kalo butuh apa-apa," ujar Jeana kepada kedua menantunya itu, "tolong bawa Rasya ke kamar Mama ya Jun," lanjutnya yang langsung diangguki Junita.
![](https://img.wattpad.com/cover/329139863-288-k968932.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Mistake [Hyuckren Haeren Dongren GS]
Fanfiction⚠️⚠️ Genderswitch ⚠️⚠️ Fem! Renjun x Haechan Renjun as Rasya Haechan as Devan Tentang kesalahan besar yang dilakukan Rasya dan Devan Warning : Cheating, mention of abortion, kenakalan remaja