Pertemuan pertama, tidak ada yang spesial dari hal tersebut, hanya saling sapa dan bertukar nama.
Itu terjadi saat Devan sedang berkumpul dengan teman-temannya di sebuah kafe, tiba-tiba matanya menangkap sosok sang saudara kembar, Jevan, tengah bersama seorang wanita.
"Woy, Jev!" panggilannya kala itu membuat pertemuan pertamanya dengan Rasya terjadi.
Benar-benar tidak istimewa, Jevan memperkenalkan Rasya sebagai kekasihnya kepada Devan, mereka berjabat tangan sebentar, lalu setelah obrolan singkat sepasang kekasih itu pun pergi mengambil duduk yang lumayan jauh dari kerumunan Devan.
Sisa malam itu pun Devan tidak menaru peduli kepada sang saudara dan kekasihnya, sama halnya dengan Rasya yang sepenuhnya memberikan perhatiannya kepada Jevan.
Mereka pun kembali berbicara hanya untuk berpamitan.
...
Pertemuan kedua mereka juga tidak meninggalkan kesan begitu dalam, Jevan mengajak Rasya ke rumah, memperkenalkan gadis itu kepada orang tua mereka.
Sesekali Devan menggoda Jevan di hadapan Rasya, menjelek-jelekan pria itu seperti saudara pada umumnya.
Lagi-lagi tidak ada yang istimewa dari pertemuan mereka.
...
Setelahnya Devan beberapa kali berpapasan dengan Rasya, mungkin karena kini mereka sudah saling kenal, mereka sesekali bertukar sapa bahkan sedikit mengobrol.
Namun hanya sebatas itu, selama setahun lamanya Devan mengenal Rasya sebagai kekasih Jevan, dan Rasya mengenal Devan hanya sebatas sebagai saudara kembar Jevan.
...
"Gua denger kemaren lu masuk UGD, udah sehatan?" perkataan Rasya itu menjadi pembuka pertemuan mereka.
Devan terlihat terkejut dan diam sejenak, "Jevan cerita ya? Cerita apa aja dia?"
"Cuma bilang gak bisa nemenin gua karna lu masih dirawat," jawab Rasya santai.
"Gak bilang alesannya kan?" tanya Devan memastikan Rasya tidak tau bahwa alasan pria itu mendapat perawatan di rumah sakit adalah karena ulahnya sendiri, yaitu meminum banyak jenis alkohol dalam satu malam.
Rasya menggeleng, "Katanya rumah sakit udah jadi rumah kedua lu sih, lu sakit parah?"
Bukannya menjawab Devan malah tertawa kencang, ya jika dipikir-pikir frekuensi dirinya berada di rumah sakit sedikit tidak normal untuk orang yang tidak memiliki penyakit kronis apapun.
"Parah kah?"
"Enggak, gua cuma sedikit unik," jawab Devan dengan candaan.
Nyatanya obrolan kecil itu menjadi pembuka hal lain dalam hubungan mereka, Rasya menjadi sedikit penasaran dengan saudara kembar sang kekasih yang berbanding terbalik dengan kekasihnya itu dalam fisik maupun kepribadian, dan Devan entah kenapa mulai menaruh perhatian lebih kepada Rasya.
...
Setelah beberapa kali mengobrol layaknya teman dekat mereka akhirnya bertukar nomor telpon, saling membalas chat dengan penuh candaan atau terkadang hanya meminta semangat dari satu sama lain.
Hubungan mereka tidak seterbuka itu, Devan masih banyak merahasiakan kehidupannya dari Rasya, hanya Rasya yang sering mengeluh kepada Devan tentang bagaimana orang tuanya terus menekannya untuk menjadi sosok yang sempurna.
Nyatanya hal itu membuat Devan menjadi penyemangat dan pendukung nomor satu Rasya, dan Devan pun mulai merasa nyaman dengan keberadaan Rasya di hidupnya.
Banyak yang bilang Devan membutuhkan teman cerita, dia butuh untuk membagi isi hatinya untuk membuat dirinya lebih lega, namun nyatanya Devan merasa lebih ringan hanya menjadi pendengar untuk Rasya.
...
Hubungan mereka yang semakin dekat tersebut membuat mereka beberapa kali bertemu tanpa sepengetahuan Jevan, Rasya hanya merasa dia tidak perlu melaporkan Jevan jika dia ingin menemui sahabatnya, ya Rasya sudah menganggap Devan sebagai sahabat baiknya, mungkin karena Devan selalu menjadi tempatnya mengeluarkan segala keluh-kesahnya, atau karena Devan selalu mengajarinya tentang hal baru.
Rasya tidak pernah melakukan kencan dengan Jevan ke tempat-tempat murah atau yang memerlukan waktu lama dalam perjalanan, sedangkan Devan selalu mengajaknya menjajal banyak tempat baru tak terbatas harga dan bahkan membawanya kemana pun Rasya ingin.
Satu hal lagi yang menjadi poin penting hubungan mereka, tawa, Rasya tertawa lebih banyak saat bersama Devan, lelucon pria itu selalu berhasil menghiburnya, berbeda dengan sang kekasih yang memiliki kepribadian yang lebih serius.
...
"Maaf," ujar Devan sebelum kembali melumat bibir Rasya yang tengah berada di bawahnya.
Rasya menggeleng kecil sambil membalas lumatan itu, air matanya sedikit menetes.
"Arg-," pekik Rasya saat dia kembali merasakan sakit ketika Devan tiba-tiba kembali bergerak di atasnya.
Ya mereka tengah melakukan hubungan yang tidak seharusnya mereka lakukan, apalagi Devan juga menyadari ini adalah kali pertama untuk Rasya.
Berawal dari sebuah ide bodoh dua orang yang ingin melarikan diri untuk sesaat, berakhir di atas ranjang sebuah hotel yang mereka pesan secara mendadak.
Suara guntur dan rintikan hujan di luar menjadi peredam bagi suara-suara yang dihasilkan di kamar mereka itu.
Ada sesal dan rasa bersalah pada diri mereka berdua setelah melakukan hal tersebut, namun nyatanya perasaan itu tidak bisa menutupi kenyataan bahwa mereka menginginkan satu sama lain, dan ini tidak akan menjadi yang terakhir dalam hubungan mereka.
...
"Aku udah gak bisa Cha, aku bahkan udah gak bisa natap muka Jevan tanpa ngerasa bersalah," enam bulan mereka lalui dalam hubungan gelap tersebut, dan baru kali ini Devan mulai ragu karena rasa bersalahnya.
"Tapi aku maunya sama kamu, aku gak bisa sama Jevan," tangis Rasya pecah.
"Please Cha, demi aku, demi kamu juga, kita gak mungkin kayak gini terus kan, kamu sendiri beberapa kali nangis setelah kita berhubungan karena kamu mikirin Jevan, aku tau kamu juga ngerasa bersalah banget, jadi please, kita akhirin di sini."
...
...
...
END FOR THIS BONUS CHAP
Sorry kurang ngefeel dan kurang ngejelasin gimana mereka bisa jatuh cinta ke satu sama lain, soalnya aku bikinnya buru2 wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Mistake [Hyuckren Haeren Dongren GS]
Fanfic⚠️⚠️ Genderswitch ⚠️⚠️ Fem! Renjun x Haechan Renjun as Rasya Haechan as Devan Tentang kesalahan besar yang dilakukan Rasya dan Devan Warning : Cheating, mention of abortion, kenakalan remaja