Sabtu pagi dan Devan sudah terlihat sibuk di saat semua saudaranya masih berada di kamar mereka, hari ini akan menjadi hari di mana dia dan Rasya menghilangkan jejak dari kesalahan mereka.
Devan menghela nafasnya berat, sedikit berat melanjutkan langkahnya menuju garasi.
"Mau ke mana lu pagi-pagi?" tiba-tiba suara Jevan terdengar di belakangnya.
"Ada urusan bentar," jawab Devan tanpa membalikan badannya untuk menghadap saudaranya itu.
Tanpa Devan sadari, Jevan mengikutinya pergi ke garasi, "Pake mobil Kak Marvel? Tumben, biasanya kalo butuh mobil minjem mobil gua mulu."
"Mobil dia full tank, kalo lu gua harus isiin bensin sendiri," jawab Devan sambil membuka mobil milik sang kakak.
"Yaiyalah, minjemnya ngelunjak lu mah," jengkel Jevan, "mau ke mana sih emang? Gua ikut dong."
"Ck, ngintil mulu, gak bisa kalo sekarang, nongkrong sama temen lu kek jangan sama gua mulu," protes Devan sambil menyalakan mobil Marvel untuk memanaskannya.
"Gak asik kalo main gak ada lu," dan ucapan Jevan tersebut berhasil membuat gerakan tangan Devan terhenti, dia menunduk, merasa bersalah dengan apa yang dia lakukan di belakang pria itu.
Devan menarik nafasnya dalam lalu menghembuskannya dengan kencang sebelum mengalihkan pandangannya kepada sang kembaran, "Entar malem basket aja di lapangan depan, ajakin Kalis sama Kak Marvel kalo dia gak malmingan."
...
Tangan Rasya kini sudah terasa dingin, dia merasa gugup sekarang sambil menunggu kehadiran Devan untuk menjemputnya di rumahnya itu. Tak lama kemudian salah satu pembantunya memberitahukan kehadiran Devan di depan rumahnya, Rasya pun bergegas keluar dengan menenteng tas kecilnya.
"Nunggu lama?" tanya Devan berbasa-basi saat Rasya memasuki mobilnya.
Rasya menggeleng, "Enggak kok, aku juga baru siap, ini mobil siapa?" jelas Rasya tidak tahu karena selama ini Devan selalu menjemputnya dengan motor atau dengan mobil milik Jevan.
"Punya Kak Marvel, sesuai permintaan kamu, kita gak mungkin pake mobil Jevan lagi kan?"
Rasya langsung menunduk mendengar perkataan pria itu, jujur, setiap mendengar nama Jevan membuat hatinya merasa berat karena rasa bersalah yang amat dalam.
Devan yang tidak mendapat respon dari Rasya memutuskan untuk menjalankan mobilnya, mereka berkendara dengan hening, hanya dihiasi oleh suara mesin mobil, tidak tertarik untuk mendengar lagu apapun.
Lalu Devan membelokan mobilnya memasuki sebuah area hotel bintang lima mewah yang memang terkenal mahal.
"Kok di sini?" tentu saja Rasya bingung, bahkan saat mereka sering bertemu dulu mereka tidak pernah menyewa kamar di hotel berkelas seperti ini.
"Kalo dipikir-pikir kita lebih sering nyewa apartemen harian atau hotel biasa, jadi bukannya lebih baik kalo berakhir di tempat yang lebih bagus?"
Rasya terdiam, tidak mengerti dengan jalan pikiran pria itu, sampai akhirnya mereka sudah sampai di lobby dan keduanya turun dari mobil milik Marvel itu, Devan membiarkan seorang petugas Valet memarkirkan mobilnya. Saat di resepsionis pun mereka tidak menunggu lama dan Devan langsung mendapat kunci kamar hotelnya.
Rasya benar-benar tidak mengerti apa yang kini dilakukan Devan, karena dia ternyata memesan suite room, untuk apa yang akan mereka lakukan tentunya kamar mewah ini bukan lah tempat yang tepat.
"Aku bener-bener gak ngerti sama jalan pikiran kamu," ujar Rasya sambil mendudukan tubuhnya di atas king size bed yang tersedia di dalam kamar itu.
Devan mendekati Rasya dan berbaring di samping gadis itu, "Ini gratis, hotel punya omku," jelas Devan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Mistake [Hyuckren Haeren Dongren GS]
Fanfic⚠️⚠️ Genderswitch ⚠️⚠️ Fem! Renjun x Haechan Renjun as Rasya Haechan as Devan Tentang kesalahan besar yang dilakukan Rasya dan Devan Warning : Cheating, mention of abortion, kenakalan remaja