6. Bebas Dari Segala Penderitaan

21 11 0
                                    

Hai!
Makasih ya udah sempetin waktu kalian untuk baca SAVIOR LIGHT!

Jangan lupa vote and comment!

Happy reading!

*
*
*

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💫

"SAGARA!"

Ghoza dan Vanza yang terkejut langsung menoleh ke arah pintu, ia melihat senter menerangi bagian jendela rumah Sagara. Tangan Vanza yang menyikap pun hingga terlepas karena tekejut.

"Sa! Bokap lo, kah?!" Ghoza bertanya pada Sagara dengan paniknya.

Sagara tekejut mendengarnya, ia segera membereskan dengan cepat barang-barangnya. Ia memasukkan pakaiannya ke dalam tas, kemudian keluar kamar.

DUG! DUG! DUG!

"SAGARA!"

"BOKAP LO, SA!" Ghoza sudah panik, sedangkan Vanza tetap memasang wajah datarnya.

Sagara mengernyit, mendengarkan suara pekikan itu, sepertinya itu....

"Bukan, itu bukan bokap," ucap Sagara.

"Hah?" bingung Ghoza.

Sagara melangkah mendekat ke arah pintu, sedangkan Ghoza dan Vanza diam di tempat mereka, tak mengubahnya sama sekali.

Sagata memegang gagang pintu tersebut, kemudian membukanya secara perlahan. "Sagara!"

"Eh? Pak Hikam," ucap Sagara saat melihat seorang satpam.

Satpam tersebut melihat ke arah dalam, melihat keberadaan Ghoza dan juga Vanza. "Bapak lo nggak balik, Sa?" tanya Pak Hikam.

"Alhamdulillah," balas Sagara dengan helaan napasnya yang terdengar lega.

Satpam tersebut terkekeh kecil, "mau ngapain ke sini, Pak?"

"Biasa, nih." Pak Hikam melemparkan sebuah amplop berwarna coklat yang lumayan tebal, membuat Sagata mengernyit.

"Duit dari siapa nih?" bingung Sagara.

"Paman lo, lah. Siapa lagi? Nggak mungkin bokap lo yang kasih," balas Pak Hikam.

Ghoza mengernyit, ia menghampiri Sagara dan Pak Hikam, meninggalkan Vanza di dalam seorang diri. "Paman?"

"Iya, tadi ada kurir, nganterin ini, tapi dia takut ke alamat rumah lo, makanya dia titipin ke gue. Tuh dari Paman lo," ucap Pak Hikam.

SAVIOR LIGHT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang