14. Cahaya Kehidupan

17 3 0
                                    

*
*
*

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💫

Setelah tidak sekolah selama enam hari, akhirnya di hari senin ini Vanza kembali bersekolah. Pagi ini, Vanza sedang menunggu Sagara keluar untuk makan. Gadis itu sudah memasak mie rebus untuk sarapan mereka berdua. Sebenarnya Sagara tidak mau Vanza memakan mie, tapi Vanza tidak menurut.

"Good morning, Vanza!" seru Sagara yang baru keluar dengan membawa tas dan sepatunya.

Vanza hanya tersenyum tipis tanpa menjawab. Sagara menghampiri Vanza, lalu duduk di samping gadis itu. "Cepet makan," titah Vanza. Membuat Sagara terkekeh. "Iya, gue makan, kok," balas Sagara.

Setelah selesai makan, kedua remaja itu memakai sepatu mereka masing-masing. Dan setelah semuanya selesai, mereka berdua ke luar untuk memanaskan motor mereka.

"Lo gausah ikut upacara, Van. Nanti lo pingsan lagi," ucap Sagara.

Vanza yang sedang fokus kepada motor pun menoleh dan menggeleng. "Gue nggak pernah pingsan," tukas Vanza.

Sagara terkekeh kecil, lalu memukul bahu Vanza pelan. "Nggak pernah pingsan? Ayolah, Vanza. Kita pingsan bareng-bareng waktu itu. Lo bukan orang misterius lagi bagi gue, gue udah tau semuanya. Lo pernah pingsan, lo senyum, ketawa, ngomong panjang, itu cuma gue yang tau. Iya, kan?" Vanza mengangguk saja.

"Udah, lah. Ayo jalanin si savior," ujar Sagara, membuat Vanza mengernyit.

Sagara yang melihat Vanza bingung langsung mengangguk dan tersenyum. "Iya, motor ini namanya savior. Kan, mereka penyelamat kita. Nih, bayangin, kalau nggak ada motor ini, kita nggak bakalan dapet duit sebanyak itu," ujar Sagara.

"Terserah. Gue duluan."

****

SMA Aksara Bangsa sedang melaksanakan upacara bendera di Senin pagi ini. Petugas bendera merah putih mulai mengibarkan bendera, dan semuanya langsung hormat setelah pemimpin upacara meminta mereka untuk hormat. Barisan mereka sesuai dengan kelas mereka. Namun, laki-laki dan perempuan dipisah.

Di sini, Vanza dan Mozza Barus bersampingan. Karena setiap kelas membuat dua barisan. "Vanza... Aku pusing. Ini masih lama, nggak? Aku nggak tahan panas," ucap Mozza lirih.

Vanza menoleh ke arah Mozza, gadis itu terlihat sudah sangat lemah karena kepanasan. Tanpa melepaskan hormatnya, Vanza menoleh ke belakang, di sana ada PMR. Vanza melambaikan tangannya ke petugas PMR, namun tidak dilihat. "Vanza...."

Bruk!

Tubuh Mozza ambruk ke aspal, membuat semuanya menjadi menoleh ke sana. Vanza langsung jongkok dan mengangkat kepala Mozza, khawatir rambut panjang anak itu kotor. Vanza melihat PMR datang ke arahnya dan Mozza. "Kenapa ini?" tanya PMR itu.

SAVIOR LIGHT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang