*
*
*💫
"Kamu udah temuin Sagara dan Marvin, Rev? Mana janji kamu?" Mozza menagih janji yang dibuat oleh Revandra. Sekarang ini, seperti biasa, mereka sedang berkumpul di meja mereka.
"Udah, gue udah tau mereka di mana, Za. Sepulang ini, kita ke sana." Mereka semua terkejut mendengarnya, bahkan Mozza juga.
"Di mana mereka?" tanya Nicholas.
Revandra langsung mengeluarkan ponselnya setelah mendengar pertanyaan dari Nicholas, lalu menunjukkannya kepada anggota ABG. "Nomor Sagara aktif. Gue coba lacak lokasi dia, bantuan dari temen gue juga. Sagara sama Marvin ada di kolong jembatan," ujar Revandra.
Ghoza dan Ghozy mengangguk paham. "Kita bakal masukin mereka ke ABG. Gue... merasa bersalah sama mereka," ucap Ghoza, ia menyesal.
"Makasih, Za. Berkat lo, gue jadi sadar kesalahan gue." Ucap Ghoza pada Mozza.
Mozza mengangguk, "sama-sama, Oza. Lain kali jangan diulangi lagi, ya." Ghoza mengangguk dan tersenyum.
"Tapi, mereka lagi ngapain sekarang? Pasti mereka belum mandi, bau, kotor," sahut Marina.
"Tenang aja, Mar. Gue yakin, mereka baik-baik aja."
Nicholas menoleh ke arah Vinza yang diam sambil menunduk. "Gue denger, lo dimarahin bokap lo gara-gara pulang telat?"
Vinza langsung mendongak menatap Nicholas, dan mengangguk kecil. "Lo nggak usah ikut, deh. Gue takut disalahin sama bokap lo," ucap Nicholas.
"Aku mau ikut cari Sagara dan Marvin, Nik."
"Terserah lo. Kalau lo dimarahin lagi, jangan salahin gue. Gue udah larang, tapi lo yang mau ikut." Ucap Nicholas pasrah.
****
Sepulang sekolah, anggota ABG langsung menuju kolong jembatan yang diarahkan oleh Revandra. Ghoza membonceng Mozza, Ghozy membonceng Marina, Nicholas membonceng Vinza, Revandra membonceng Clara. Sedangkan Tesa dan Marina, kedua gadis itu dijemput oleh sopir pribadi milik Tesa.
Sesampainya mereka di kolong jembatan, mereka semua langsung turun dan berjalan bersamaan untuk mencari di mana Sagara dan Vanza. Pandangan mereka terpaku kepada dua motor yang sangat mereka kenali.
"Motor Sagara sama Marvin, Ndra," ucap Nicholas.
Mereka mendekat ke arah motor itu, seketika mereka terkejut melihat Sagara dan Vanza. Sagara dan Vanza sedang tertidur pulas di sana. Vanza menyikap tangannya di dada, lalu menyender ke tembok, sedangkan Sagara menyikap tangannya di dada, paha Vanza sebagai bantalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVIOR LIGHT
Teen Fiction"Gue selalu berpikir bahwa hidup ini akan terus berjalan tanpa cahaya, tapi ternyata gue salah. Lo datang ke hidup gue, jadi cahaya hidup gue." Vanza. "Gue anak berantakan, nggak ada cahaya di hidup gue, dan gue berpikir nggak akan ada cahaya lagi...