Pretty Girl

930 125 23
                                    

Seminggu berlalu sejak malam itu. Malam dimana Shikamaru dan Sakura setuju untuk menjadi penghibur bagi satu sama lain. Tidak banyak yang berubah, atau lebih tepatnya, sejauh ini belum terjadi apa-apa. Sakura sangat sibuk mengurusi divisi pelatihan medis sekaligus mengurusi kerjasama pembangunan klinik dengan Sunagakure. Sementara Shikamaru sendiri juga sibuk bersama Kakashi, meneliti dan berdiskusi mengenai segala informasi yang mereka dapatkan dari Sasuke.

​"Apa informasi itu hanya jebakan?" Shikamaru mengangkat matanya naik dari gulungan yang tengah di bacanya, menatap Kakashi. Pria bersurai silver duduk di sofa seberang, dengan gulungan lain di tangannya. "Sudah hampir dua minggu sejak Sasuke meninggalkan Konoha, tapi sepertinya belum ada tanda-tanda yang mencurigakan—"

​Kakashi menurunkan gulungannya, membalas tatapan Shikamaru. "Entahlah, tapi sepertinya informasi yang diberikan Sasuke tidak mungkin salah." Ujarnya datar, matanya kembali pada gulungan.

​Shikamaru menghela pelan. Informasi terakhir yang mereka dapatkan dari Sasuke adalah dua hari lalu. Pemuda uchiha itu menyampaikan kecurigaannya tentang beberapa orang yang akhir-akhir ini cukup sering terlihat berkeliaran di desa non shinobi yang letaknya tak cukup jauh dari Konoha.

​Belakangan tak begitu banyak kejahatan atau peristiwa buruk terjadi, baik itu di Konoha maupun di desa-desa lain. Suasana cukup damai setelah perang dunia shinobi. Tapi siapa yang menduga bahwa diam-diam masih ada segelintir orang yang berusaha memecah kedamaian itu. Alasannya masih belum jelas, tapi melihat dari bagaimana Sasuke mengkhawatirkan keadaan desa akhir-akhir ini, sepertinya keberadaan segelintir orang itu tidak bisa diremehkan.

​"Hah—" Kakashi meletakkan gulungan ke meja, menyandarkan punggung ke sandaran sofa. Matanya terlihat lelah. Tak heran, pria itu sudah sejak dua hari lalu tak pulang ke rumahnya. Dia terlalu sibuk mengurusi urusan negara.

​Shikamaru mengamati atasannya. "Kau bisa pulang dan beristirahat hari ini, aku akan mengurus dokumen-dokumen itu untukmu." Cetusnya, membuat Kakashi terkekeh pelan.

​"Apa aku terlihat sekacau itu?"

​Shikamaru mendengus. "Aku tidak mau pekerjaanku bertambah banyak karna kau sakit. Jadi lebih baik kau pulang dan beristirahat sekarang, Rokudaime-sama."

​Kakashi menggaruk tengkuk sebelum bangkit. Dia berjalan sambil menanggalkan jubah kebesaran dan menggantungnya di gantungan di samping meja kerjanya. "Aku serahkan padamu, Shikamaru." Dia mengangkat sebelah tangan, kemudian menghilang.

​"Sial, apa jangan-jangan dia sudah di rumah dan yang tadi itu hanya bayangannya saja?"

​Shikamaru kembali membuka gulungan demi gulungan yang menumpuk. Ada banyak sekali permintaan misi yang datang ke Konoha. Tidak ada yang begitu serius, tapi sepertinya untuk sementara waktu ini mereka tidak bisa membiarkan para shinobi menjalankan misi keluar desa lebih banyak.

​Tanpa terasa, waktu berlalu begitu saja. Shikamaru bangkit dan meregangkan tubuh bagian atasnya dengan malas. Kakinya melangkah ke jendela, di belakang meja kerja atasannya. Matanya tertuju ke lapangan di samping gedung.

​Lapangan itu ramai di huni oleh para shinobi yang tengah mengikuti pelatihan. Mata sayunya menangkap sosok gadis berkucir merah muda di tengah-tengah keramaian. Sambil menyenderkan tubuh di konsen jendela dan menyilangkan tangan, Shikamaru mengamati jalannya pelatihan.

​Sepertinya sudah lama sejak terakhir kali shikamaru dapat meluangkan waktunya untuk mengintip kegiatan pelatihan di bawah sana. Pemuda berambut nanas itu terlalu sibuk mengurusi banyak hal dan tidak punya waktu untuk bermenung.

​Gadis bermata emerald mendongak. Shikamaru tersentak saat menyadari bahwa gadis di bawah sana menatapnya. Ekspresi yang awalnya ketus perlahan melunak. Bibir Sakura bergerak naik sedikit, lebih seperti menyeringai, kemudian kembali fokus memerintahkan murid-muridnya mengemasi peralatan latihan mereka.

Can We Call This Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang