18. sudut pandang lain (1)

501 49 1
                                    

Saat ia kecil, Jungkook ingin sekali menjadi seorang idol. Semua orang yang dia lihat di televisi tertawa.
Tidak seperti dirinya, anak laki-laki yang tumbuh dari rumah orang tua tunggal. Selalu sendirian.

Orang-orang di televisi, mereka semua bahagia. Jadi, Jungkook berharap bisa bergabung dengan mereka di sana.

Ayah dan ibunya bercerai ketika Jungkook berusia lima tahun. Dan saat dia duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar, ibunya menikah lagi. Dari pernikahan itu, Jungkook memiliki dua orang tua yang begitu baik.

Tapi kebahagiannya ternyata berumur pendek.
Adik barunya lahir, dan mengambil seluruh perhatian dari orang tuanya, tak tersisa sedikitpun untuknya.
Begitu saja, rasanya tidak ada ruang yang tersisa untuk Jungkook di rumah itu.

Para idol di televisi memiliki penggemar yang berteriak-teriak menjangkau mereka dengan sepenuh hati. Ini agak menakutkan, tapi bagi Jungkook kecil, itu adalah hal yang luar biasa.
Jadi dia punya keinginan seperti itu. Berharap bahwa akan ada orang yang menginginkan dirinya seperti para penggemar itu menginginkan idolanya.

•••

"Aku tidak tahu kenapa, tapi ... aku mendapati diriku mengikutimu dengan mataku." Jungkook berjalan perlahan ke depan, kemudian mengulurkan tangannya. "Aku mencintaimu. Aku tidak bisa menahan diri."

"Oke." Seojoon menghentikan. Dia berdesis sambil menggelengkan kepala. "Coba lagi di bagian 'aku mencintaimu'."

Jungkook memejamkan mata, berdehem agak kuat dan kembali mengulurkan tangannya.
"Aku mencintaimu."

"Shhh." Seojoon kembali menggeleng. "Aku tidak bisa merasakan cinta yang kaukatakan, Jungkook." Dia memutar-mutar pena di tangannya, terlihat dari wajahnya kalau dia mencoba mencari solusi untuk ini.

"Kata 'aku mencintaimu' bukanlah sesuatu yang bisa dikatakan oleh Jungkook."
Jaehyun berceletuk tiba-tiba, menepuk dan mengelus pundak Jungkook.

Anggota yang lain tertawa kecil atas perkataan Jaehyun.
Cukup lama menjadi rekan, mereka semua agaknya sedikit tahu tentang Jungkook.

Sedikit menjengkelkan bagi Jungkook, tapi yang Jaehyun katakan benar.

Jadi Jungkook memilih untuk tetap di sini, di ruang latihan setelah sesi latihan selesai sekitar satu jam yang lalu.
Dia menetap, hanya untuk berlatih mengatakan 'aku mencintaimu'.

Berkali-kali Jungkook mencobanya, tak ada hasil yang bisa memuaskan barang secuil.
Kalimat tersebut keluar dari mulutnya dengan hambar, bahkan Jungkook sendiri tak mampu merasakan kesungguhannya.

"Aku mencintaimu."

"Aku mencintaimu."

"Ck!" Jungkook menghela napas berat, mengambil naskah drama di atas meja dan memandangi kertas-kertas itu dengan seksama.

"Kata 'aku mencintaimu' bukanlah sesuatu yang bisa dikatakan oleh Jungkook."

Jaehyun benar. Jungkook setuju dengannya.
Sebab dia sadar, bahwa dirinya memang belum pernah mengatakan itu sebelumnya.

Jungkook melepas topinya, berbaring di lantai yang dingin. Dia menerawang jauh ke belakang, saat masa-masa sekolah menengah.
Di mana Jungkook menemukan seorang pemuda aneh di kelasnya.
Saat Jungkook melihatnya, Jungkook langsung menganggapnya pecundang dalam sedetik.

pulchritude • tkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang