20. sudut pandang lain (3)

433 49 2
                                    

"Kau masih di sini, Jungkook? Sudah satu jam berlalu sejak latihan selesai, kau tidak pulang?"

Jungkook mendudukkan diri, setelah beberapa saat berbaring sambil bernostalgia kecil-kecilan.
Dia memperhatikan Kak Seojoon yang mengambil beberapa barangnya yang tertinggal.

"Kalau begitu aku duluan, sampai jumpa, Jungkook."

Dengan itu, Jungkook juga akhirnya memilih untuk berkemas dan keluar dari ruangan itu.

Perjalanan pulangnya terhenti di sebuah tepi sungai yang tenang. Jungkook duduk di sebuah kursi, kembali membuka naskah dramanya dan mempelajari dua kata menyulitkan yang tak bisa dia ucapkan.

"Aku mencintaimu."

"Aishhh!" Dia memukul kertas-kertas itu dengan kesal.
Memejamkan mata dan mengambil napas begitu kasar.

Setelahnya hening, Jungkook masih memejamkan mata sembari mendengarkan suara air yang mengalir, terdengar begitu tenang dan damai.
Dia kembali membuka matanya, melihat sebuah botol plastik mengambang di permukaan sungai.

Lagi-lagi, hal itu membuat Jungkook teringat akan seseorang. Kim Taehyung sialan yang entah mengapa tak bisa pergi dari kepalanya.

Kembali pada masa sekolah menengah.
Hari pertama tahun ajaran baru Jungkook berangkat dengan berbekal keyakinan dalam diri. Orang tuanya tak mengantarnya, sibuk dengan kesenangan mereka.
Jadi Jungkook berangkat diantar oleh supir pribadinya dengan perasaan menyedihkan yang sudah biasa dia rasakan.

Kala itu, Jungkook menghentikan langkahnya. Melihat mainan bebek karet mengambang sendirian di air irigasi yang kotor. Entah bagaimana, tapi itu mengingatkannya pada dirinya sendiri.
Jungkook yang berada di keadaan yang tidak dia diinginkan dan sulit untuk menerima kenyataannya.

Saat itu Jungkook berpikir dia bisa menemukan orang lain yang seperti dirinya, tapi ternyata tidak ada.

Di detik itu pula, Jungkook untuk pertama kalinya melihat Taehyung. Pemuda aneh itu sepertinya juga tertarik dengan mainan bebek karet itu, dia tampak memotret berkali-kali.
"Menyeramkan." Jungkook berucap sambil terkekeh dan melanjutkan langkahnya ke gedung sekolah.

Bukan di ruang kelas yang bising, tapi di sini, di sebuah jalan setapak berbatas irigasi besar. Jungkook dipertemukan dengan Taehyung, dia melihat pemuda itu untuk pertama kalinya, benar-benar pertama kalinya.

Dan semenjak saat itu, Jungkook tidak bisa melupakannya. Orang itu—Kim Taehyung—benar-benar melekat di kepalanya, hingga kini.

•••

"Aku mencintaimu! Aku tidak bisa menahan diri."

"Itu dia! Itu dia, Jungkook! Tatapan matamu ikut berbicara dan tampak menyakitkan jika melihatnya. Itulah yang aku mau! Itulah perasaan cinta, Jungkook."

Menyeramkan, bagaimana bisa Jungkook melakukan hal ini dengan lancar, hanya karena memikirkan seseorang sambil mengatakannya?
Tidak! Ini bukan apa-apa, tolong katakan pada Jungkook ini adalah hal yang normal!

Jungkook segera melarikan diri ke ruang istirahat setelah latihan selesai.
Entah mengapa tapi dia marah dan heran pada dirinya sendiri.

"Sialan! Bagaimana bisa ini terjadi!"

Cinta katanya? Menyebalkan!

Demi Tuhan, ada apa dengan dirinya?

Sudah berapa hari semenjak Taehyung menggantungnya? Dan bodohnya Jungkook tetap menunggu kabar selanjutnya dari pemuda itu!

Jungkook ingin bertemu dengannya
Tapi secara bersamaan tidak ingin.
Terjebak di antara perasaan yang berlawanan, kecemasannya bertambah.

Tapi, tidak peduli berapa ratus mata yang menatapnya di atas panggung, mereka semua tidak seperti dia.
Jungkook bertanya-tanya, apakah ada jalan kembali? Jungkook ingin memilih untuk tidak terlibat dengan Taehyung jika dia bisa mengubah segalanya. Jika benar-benar tidak ada jalan untuk kembali, Jungkook pikir dia lebih baik menyerah atas perasaan yang dia sendiri tak tahu apa artinya ini.


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

-13 November 2023-

nb:
sudut pandang jungkook sudah selesai.

feedback berupa vote dan komen akan sangat dihargai.

with lots of love, ayi.

pulchritude • tkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang