Saturday Night

721 59 20
                                    

Senin adalah hari ujian Sunoo dan malam Minggu ini digunakan oleh Sunoo juga Ni-Ki untuk bersantai di rumah.

Sunoo tuh sebenernya Anak yang suka main keluar dan malam ini pengen ngajak Ni-Ki jalan-jalan tapi Ni-Ki aja orangnya mageran, yaudahlah ngalah sekali-kali.

Saat ini mereka lagi ada di kamar dan Sunoo dari tadi cuma buka tutup ponselnya aja, bosen banget. Beda sama Ni-Ki yang anteng nonton video di ponselnya sendiri.

"Kamu beneran nggak mau keluar?"tanya Sunoo untuk kesekian kalinya.

Ni-Ki yang jengah pun akhirnya mematikan ponselnya dan menghadap ke arah Sunoo. Gelap, karena memang lampu kamar mereka dimatikan.

Ni-Ki bangun dari acara rebahannya dan menumpu tangan di antara wajah Sunoo membuat posisinya kini sebagian tubuh Ni-Ki ada di atas Sunoo.

"Nggak betah banget ya di rumah?"

"B-bukan gitu."tangan Sunoo melingkar di pinggang Ni-Ki.

"Terus dari tadi ngajak keluar?"

"Yaaa kan aku cuma mau jalan-jalan aja sama kamu."

"Kamu mau keluar?"tanya Ni-Ki dan langsung dibalas anggukan antusias oleh Sunoo.

"Yaudah ayo."

***

"Rikiii."Sunoo di belakang sana merengek membuat Ni-Ki tertawa geli dengan tingkah Suaminya.

"Yang penting udah keluar kan?"

"Iyaa tapi kenapa ke minimarket?"

"Laper."Ni-Ki berbalik sambil menepuk perutnya dengan bibir melengkung ke bawah.

Cup

Sunoo dengan cepat berlari ke arah Ni-Ki dan mencium bibirnya sekilas.

"Kak Sunoo! Ini di tempat rame!"Sunoo tersenyum penuh arti setelah mendengar ocehan Ni-Ki.

"Ayo kita pulang."ajak Sunoo sambil menunjukkan keranjang belanja yang penuh itu. Penuh dengan mie.

"Ayo."Ni-Ki menghampiri Sunoo dan menggandeng lengannya lalu mereka berjalan bersama menuju kasir yang sepi, malam Minggu mana ada yang nyasar ke minimarket. Mereka doang kok.

Minimarket itu terletak di depan gerbang komplek mereka jadi cukup jalan kaki aja mereka udah sampai di sana.

Tapi yaa malam Minggu itu ternyata nggak semua orang pergi jalan-jalan ke luar kan? Nyatanya di jalanan komplek perumahan mereka banyak juga yang cuma nongkrong di depan rumah sambil ngobrol sama tetangga.

Sunoo aja yang ngebet jalan-jalan dari tadi.

"Bantuin sini jangan kabur."Sunoo menghentikan langkahnya saat suara Ni-Ki terdengar. Tau aja kalau Sunoo mau keluar ngobrol sama tetangga.

"Iyaa."

Ni-Ki menyiapkan air untuk merebus sedangkan Sunoo bertugas membuka bungkus mie-nya.

"2?"

"3!"

Ni-Ki mengangkat alisnya tak yakin namun tetap meng-iya-kan perkataan Sunoo, memasukkan 3 bungkus mie pedas ke dalam panci.

Setelahnya memasukkan 2 butir telur, Ni-Ki menunggu sebentar lalu mematikan kompor.

"Siap!"seru Ni-Ki semangat. Sunoo yang sedari tadi menunggu dengan segera mengangkat panci dari atas kompor dan memindahkannya ke atas meja makan.

Keduanya makan dalam diam, mungkin terlalu lapar untuk sekedar menyelipkan suatu obrolan di dalamnya.

"Aku suka."kata Sunoo tiba-tiba.

"Apa?"tanya Ni-Ki tak paham.

"Apa pun."

"Apa sih?"

"Tentang kamu."

Uhuk

Ni-Ki tersedak suapan mie terakhir yang baru saja ia kunyah.

"Kak Sunoo ih."

"Apa?"Sunoo mengendikkan bahunya santai, lagian benar kok, Sunoo nggak salah kan?

Ni-Ki baper tau cuma di gituan, padahal dulu nggak suka banget sama Sunoo.

"Huh!"Ni-Ki bangkit lalu membereskan peralatan yang baru saja digunakan untuk memasak dan makan. Sedangkan Sunoo tertawa kecil di belakang tanpa beban.

Sunoo selalu suka saat Riki-nya salah tingkah begitu.

"Udah?"tanya Sunoo, di depannya Riki berdiri setelah mencuci segala macam peralatan.

"Hm."

Sunoo tersenyum manis namun Ni-Ki tahu ada sesuatu di balik senyum itu.

Dengan cepat, Sunoo menarik Ni-Ki pergi ke kamar tak lupa mengunci pintu. Ni-Ki menahan tangan Sunoo yang terlihat akan menyeretnya ke kasur.

Sunoo masih tersenyum manis sedangkan Ni-Ki hanya balas tersenyum pasrah.

"Kak Sunoo."

"Iya sayang?"

"Huaaa takut."

"Takut kenapa? Kan udah pernah, kamu juga nggak kenapa-kenapa kok."Sunoo terkekeh melihat Ni-Ki yang merengek.

"Jangan sekarang."

"Harus sekarang."

"Kaakkk."

Sunoo menarik pinggang Ni-Ki mendekat, memeluk Istrinya.

"Aku cinta kamu Riki."

Ni-Ki menghela napas panjang, berpikir sejenak.

Oke!

"Aku juga cinta sama Kak Sunoo."

Cup

Ni-Ki dengan lembut mencium bibir Sunoo membuat Sunoo tersenyum senang dalam ciuman mereka. Sisi Ni-Ki yang Sunoo suka hahaha.

Sunoo membiarkan Ni-Ki memimpin sampai mereka mengakhiri ciumannya.

"Udah puas?"tanya Sunoo pelan dibalas gelengan Ni-Ki.

Dengan cepat Sunoo membalik posisi mereka membuat Ni-Ki berdiri tepat di samping ranjang, dengan 1 dorongan kuat Ni-Ki sudah jatuh terlentang di kasur dengan Sunoo di atasnya.

Tak perlu ucapan, dari ekspresi dan tatapan Sunoo saja Ni-Ki tahu bahwa esok ia akan tergeletak di kasur sepanjang hari.

Namun Ni-Ki hanya bisa tertawa canggung dan mempersiapkan diri saja.

Haahhh malam Minggu yang panas dan panjang.

SEE YOU NEXT CHAPTER

Young Marriage || SunKiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang