2. Loh, kok gak jadi?

22 3 0
                                    

"Sil, kamu dapat anak baru di mana sih? Udah dikasi tahu aturan kos masih aja dilanggar."

"Woylah Mbak ngegas amat, minimal salam lah dulu."

"Assalamu'alaikum. Sekarang jawab dong. "

"Waalikumsalam. Tumbenan seorang Veronika Irana sampai begini, emang Zea kenapa?"

"Kamu belum jawab pertanyaan Mbak, udah nanya balik. "

"Owh tadi Mpok Minah yang kasi tahu. Emang dia kenapa Mbak?"

Sambil mendorong troley belanjaannya Rana menceritakan kelakuan Zea yang membuatnya sakit kepala.

Lagi capek-capeknya dari pulang kerja ia malah dikejutkan oleh anak baru yang berani-beraninya membawa laki-laki yang tak boleh masuk di area kost. Beruntung saat itu ia memakai hijab, bagaimana kalau tidak?

"Masa gitu, Mbak? Kelihatannya Zea kalem. "

"Kalem gak memastikan dia gak jorok dan ikutin semua peraturan. Kamu juga kenapa terima-terima aja sebelum ditanya ini itu. "

"Bukan gue yang terima Mbak, tadi gue suruh Gita. "

"Gita? Coba telpon dia, Mbak mau ngomong. "

"Gak perlu, nih sekarang gue ke kamarnya. "

Suara gedoran pintu dan teriakan Silfi yang membahana di sebrang sana membuat Rana menjauhkan ponselnya dari telinga. Sambil menunggu Silfi mencari kunci cadangan untuk membuka kamar Gita yang terkunci, Rana melanjutkan belanjanya.

"Halo~ kenapa Mbak?"

"Tidur kamu? Udah sore ini pamali tidur jam segini. "

"Hm iya, ini udah bangun kok. Kenapa Mbak?"

"Kamu yang terima anak baru itu?"

"Iya."

"Kamu gak tanya apa gitu sama dia?"

"Hoam~ nggak, aku cuma tunjukin kamarnya terus aku tinggal tidur. "

"Jadi kamu gak kasi tahu dia peraturan kost?!"

Rana meringis malu dilihat beberapa pasang mata saat tanpa sadar dirinya berbicara dengan volume keras. Dan jawaban Gita semakin menambah pening otak Rana.

"Iya, udah ah aku mau mandi ddulu. 

Setelahnya suara Silfi yang memanggil namanya terdengar.

"Aduh Sil, Mbak harus gimana? Mbak udah omelin anak orang yang gak tahu apa-apa. "

"Oh iya Sil, Zea di sana gak?"

"Bentar gue cari ya, Mbak. " Setelah sepuluh menit hening Silfi kembali berbicara dengan sebuah berita yang mengejutkan Rana. "Gak ada Mbak. "

"Serius? Cari yang benar, Sil. "

"Udah Mbak, sampai di lemari gue cari tapi tetap gak ada. "

"Jangan jangan dia gak jadi ngekost karena omelan Mbak tadi?"

"Yah Mbak sih, gue kehilangan komisi kan. Padahal karena Zea gue udah cancel orang lain yang mau ngekost disini juga loh"

"Rugi gue Mbak. "

"Kalau soal komisi kamu nanti Mbak ganti, tapi ini Zea, Mbak ngerasa bersalah Sil. Bisa tolong cariin gak? Nanti Mbak bayar deh"

Usai Silfi mengiyakan dengan menyebutkan tarif bantuannya, telepon terputus. Rana yang kini berada di urutan kedua di kasir segera keluar barisan ketika sebuah ide muncul di kepalanya.

We NonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang