6. Veronika Irana | Oldest

15 1 0
                                    

Lahir di keluarga harmonis yang tidak terkendala ekonomi. Menjadi pelajar yang sering menjadi juara kelas hingga di perguruan tinggi menyabet gelar cumlaude. Dan di usia dua puluh lima tahun berhasil menjadi pengacara yang bekerja di sebuah firma hukum kenamaan.

Itulah kehidupan seorang Veronika Irana.

Yang orang-orang lihat.

Pasalnya, semua kesuksesan itu tak datang dengan sendirinya tanpa sebuah perjuangan dan air mata. Namun orang-orang sering melupakan itu.

Silau oleh hasil namun buta akan proses.

Kehidupannya menjadi putri dari keluarga harmonis yang tak terkendala ekonomi, misalnya. Itu tidak langsung ia nikmati begitu ia lahir. Orang tuanya memang tidak pernah terlibat masalah yang serius sehingga membuat keadaan keluarganya berada di ujung tanduk.

Namun, menyoal ekonomi yang stabil perlu perjuangan lebih. Bahkan Rana kecil tidak begitu mendapatkan kasih sayang orang tuanya. Ayahnya sibuk mengajar dan melakukan pekerjaan sampingan lainnya. Begitupun dengan bunda.

Karena itulah, Rana terlatih mandiri sejak dini. Bahkan ia yang saat itu berusia sebelas tahun, mengasuh adiknya yang berusia lima tahun karena sang Bunda disibukkan dengan studinya. Dan Neneknya yang biasa mengurus mereka meninggal dunia.

Mengeluh? Awalnya.

Lambat laun ia terbiasa dan dewasa ini ia bersyukur. Seperti kata orang-orang, apa yang kau lakukan hari ini akan berdampak pada hari esok.

Sebagai wanita karir yang dapat  menghidupi diri sendiri tak lantas membuat Rana dapat menghela napas, terbebas dari berbagai tuntutan.

Ya, diusianya yang menginjak dua puluh tujuh tahun, tuntutan menikah selalu menghantuinya.

Seakan-akan pencapaian yang ia raih selama ini tak berarti apa-apa bila ia belum menikah.

Setiap tiga kali sehari, Bundanya akan menghubunginya. Berawal dari menanyakan kabar dan berujung pada niat awal. Pernikahan dan calon menantu yang ia impikan selalu menjadi topik yang tak terlupakan.

"Gimana Ran, calon suamimu udah ada, kan?"

Kalimat itulah yang terus terucap dari mulut Bundanya, diikuti berbagai tips dan trik yang harus dilakukan Rana agar ia secepatnya mengenalkan pria yang akan menjadi suaminya.

Dan malam ini, Rana akan mencoba peruntungan dengan mengikuti  petuah-petuah yang diucapkan wanita yang melahirkannya itu.

Ia ingin membuktikan ampuh kah nasihat Bundanya ini? Karena selama ia mendengarkan, ia tak pernah percaya. Dan sebagai seorang pengacara, ia butuh bukti bila ingin berpendapat bersebrangan dengan Bundanya.

Step pertama, berpenampilan menarik.

Baru ditahap awal tapi sudah membuat Rana kesulitan. Menahan tekanan yang ia rasakan untuk mempermulus rencananya, Rana rela mengeluarkan waktu dan uang hasil keringatnya untuk membeli sebuah gaun yang menurutnya tak perlu-perlu amat.

Pressure yang menimpa Rana tak sampai disitu, ia harus mengikuti Intan melakukan serangkaian perawatan kecantikan yang sejujurnya tak pernah Rana lakukan. Pedicure, spa, dilanjut salon menjadi kegiatan yang mengisi hari minggunya.

Ingatkan Rana untuk menandai hari ini di kalender nantinya, dengan tittle sehari keluar dari zona nyaman. Rana yang biasanya menghabiskan hari dan malam minggu untuk tetap di rumah dengan kegiatan bersih-bersih, masak dan seputar pekerjaan rumah tangga lainnya kini menjelma layaknya wanita sosialita.

Menggelontorkan uang dan menghabiskan waktu dengan kegiatan yang berbeda, ternyata seru-seru juga. Sekarang ia melihat hasilnya.

Dari pantulan cermin kini berdiri seorang wanita dengan wajah disapu make up korean look yang nampak cocok diwajahnya. Tak terlalu mencolok tapi tak pucat juga.

We NonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang