17. Serba salah

4 1 0
                                    

Now playing : Mengagumimu Dari Jauh by Tulus


"Suster, boleh saya duduk disini?"

Intan yang tengah memainkan ponsel mendongak, dengan cepat berdiri mempersilahkan pria bersnelly itu. "Silahkan dok" Tunjuknya pada kursi di depannya.

"Terima kasih, Sus. Btw, panggil nama aja."

"Gitu?" Dokter di depannya itu mengangguk. "Yaudah dok- eh Erik jangan panggil saya Suster juga, panggil Intan aja."

Erik mengangguk, diam sejenak memikirkan apa yang hendak ia sampaikan pada Intan. "Cewek yang tadi malam sama kamu di taman, itu temen kamu?"

"Iya, dia teman saya. Kenapa ya?"

"Saya boleh deketin dia?"

Senyum Intan hilang, mulutnya malah menganga lebar merasa tak percaya dengan ucapan lelaki di depannya. "Dokter... tertarik sama teman saya?"

Tanpa ragu Erik mengangguk. "Iya dan saya ingin dia jadi istri saya. Saya gak bisa memastikan dia selalu bahagia sama saya, tapi saya akan berusaha untuk buat dia bahagia"

Intan menelan ludah mendengar mantapnya Erik berbicara dan tatapan dokter residen itu yang terlihat sungguh-sungguh. Membuat Intan lupa akan niatnya menanyakan perihal dari mana Erik tahu nama Rana.

"Bukannya saya gak mau deketin dokter sama temen saya, tapi..." Erik mengangkat sebelah alisnya menanti kelanjutan ucapan Intan. "Rana trauma dekat sama cowok yang profesinya dokter."

"Bisa kamu jelaskan lebih detail?"

Intan menghela napas, matanya terlihat menerawang ke masa lalu kelam kehidupan Rana.

"Saat kuliah dulu, Rana pernah suka bahkan cinta sama seorang dokter. Ternyata perasaan Rana terbalas, cowok itu juga cinta sama Rana. Tapi cinta aja gak cukup untuk mempermulus hubungan mereka. Keduanya harus saling merelakan karena perbedaan keyakinan mereka. Karena cinta pertamanya itu sampai bertahun-tahun Rana sulit untuk move on, bertahun tahun hatinya stuck di orang yang sama.

"Sampai suatu hari, Rana dijodohkan dengan pilihan orang tuanya. Rana tipe anak yang gak bisa nolak permintaan orang tua, karena itulah dia setuju dengan perjodohan itu. Tiga bulan masa pengenalan, Rana udah nyaman sama cowok itu dan mantap menjatuhkan hatinya. Tapi, dua puluh menit sebelum akad, calon pengantin pria kabur. Meninggalkan Rana yang hancur dan dipermalukan di depan tamu undangan yang saat itu sudah hadir. Dan mantan calon suaminya itu profesinya-

"Dokter" Lanjut Erik dengan suara tercekat. "Saya memang bukan laki-laki sempurna, tapi saya akan berusaha sebisa mungkin gak nyakitin Rana. Jadi, bisa kan saya dekati teman mu?"

"Maaf dokter saya gak bisa bantu, soalnya sekarang Rana lagi dekat sama seorang Jaksa dan Rana kelihatannya udah sejatuh jatuhnya dengan pria itu"

Intan sebenarnya menebak saja maksud cowok yang berhasil mengalihkan Rana dari cinta pertamanya ialah Fatir.

Berusaha mengulas senyumnya, Erik berkata. "Saya senang dengarnya kalau Rana udah gak trauma lagi dan berani membuka diri walaupun bukan sama saya."

Melihat mata Intan berkaca-kaca Erik terkekeh, "Gak usah nangis, ini mungkin jalan saya. Kalau memang saya berjodoh dengan Rana pasti ada saja yang membuat kami bersatu."

"Terima kasih. Tolong jangan kasi tahu dia ya, saya gak mau dia terbebani dengan perasaan saya. Kalau begitu, saya duluan." Memperhatikan Erik yang mulai menjauh, sebutir air mata Intan pun turun.

👑

Kabar Yura di Jakarta tentu dimanfaatkan Rana untuk bertemu. Membawa kotak makan yang berisi makanan favorit sahabatnya yang ia masak sendiri, Rana nampak riang menyursuri koridor Rumah Sakit. Terlebih flate shoes yang ia kenakan membebaskannya bergerak.

We NonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang