Chapter 17 : Boy with Luv

62 13 4
                                    

"Seokjin oppa!" Seruku terkejut dan senang seketika setelah kedua netraku melihat sosok dibalik si pengetuk pintu.

Meski sorot matanya menampakan kelelahan, namun Jin begitu tetap tampak paripurna dalam balutan coat hitam dan baju panjang berwarna cream. Kedua netraku yang bertautan dengan obsidian coklat milik Jin tidak dapat berpaling.

 Kedua netraku yang bertautan dengan obsidian coklat milik Jin tidak dapat berpaling

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(wes mbak Yoon napa malah bengong si bukannya langsung dipeluk ini Jin oppa)

"Merry Christmas Yoona-ya!" Jin merentangkan kedua tangannya seolah minta dipeluk. Dan ketika sang empunya tidak mendapat balasan karena si gadis, alias aku, hanya terpaku memproses apa yang terjadi, langsung saja Jin merangkul ku ke dalam pelukannya. Diriku masih terpaku di tempat berpikir apakah ini semua hanya mimpi melihat Jin berada di ambang pintu rumah ku di Busan.

"Oppa apa yang kau lakukan disini? Bagaimana kau bisa sampai disini? Bagaimana kau bisa mengetahui rumah ku? Bagaimana.."

"Bisakah kau mengundangku masuk ke dalam rumah lebih dulu?" Tanya Jin memotong perkataan ku, "Diluar sini dingin sekali tahu."

Benar juga, saking kagetnya melihat kemunculan Jin di ambang pintu, seolah sebuah fotomorgana saja, aku sampai tidak sanggup berpikir dan beranjak., "Ayo masuk". Aku mengundang Jin masuk ke rumah, "Appa kenalkan ini.."

"Ah, Seokjin-ssi! Akhirnya kita bertemu, senang bertemu denganmu." ucap ayahku sambil melambaikan tangannya ke arah Jin dari dapur.

"Yoona appa, terima kasih atas bantuanmu." Jin membungkuk memberi hormat kepada ayahku.

"Eh? bantuan apa?"

Ayah terkekeh melihatku dengan wajah kebingungan. Aku satu-satunya orang dirumah ini yang tidak tahu apa-apa. Aku menautkan kedua alis dan mengernyitkan dahiku curiga, bagaimana mereka berdua bisa mengetahui satu hal bersama, hal yang tidak ku ketahui.

"Appa memberitahu alamat rumah mu sehingga aku bisa menyusul lemari." jawab Jin tersenyum ke arahku, "Bukankah tadi kau bertanya bagaimana aku bisa tahu dimana rumahmu?"

"Eh? Tapi..."

"Sehabis kau menelpon ayah dan bilang kalau dirimu akan kembali ke Busan hari ini, teringat perkataan bibi Park kalau Jimin juga akan pulang merayakan Natal, ayah langsung menelpon Jimin, mengajaknya dan juga keluarganya untuk menghabiskan Natal bersama," jujur ayah ku, "Tapi Jimin bilang sebaiknya aku mengajak hyung-nya dan menceritakan intinya kepada ayah. Jimin menyambungkan telepon ayah pada Jin."

Ayahku tampak mengerling Jin sekilas, ekspresinya pun berubah sedikit menjadi tidak enak, takut menyinggung perasaan Jin yang notabenenya saat ini adalah pacarku.

Hening menyapa selama beberapa detik, awan canggung menghampiri tampak diundang. "Ah Jimin baik sekali memberikan telepon dari appa kepadaku," Jin menjawab sambil tersenyum akhirnya, "Aku tentu saja tidak bisa menolak undangan dari appa."

I Choose You : Moon || KSJ x PJM x NJM [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang