13. Anggrek Putih (2)

10 1 0
                                    

"Untuk apa ini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Untuk apa ini?"

"Kau bawa pulang ini."

"Nara, ini terlalu banyak."

"Sudah diamlah." Nara memilihkan buah delima dan anggur di salah satu toko di Khan Market untuk Aru.

Khan market adalah salah satu pasar elit di Delhi, barang-barang yang dijual lebih berkualitas dan harganya mahal. Jarang ada pengemis di sekitar daerah ini juga keamanannya sangat terjaga, yang terparkir adalah mobil-mobil dan motor mahal dan juga halaman yang bersih.

Toko-toko yang berjejeran menampilkan barang berkilau yang indah, kuliner terkenal, dan toko buku paling terkenal di Delhi, Faqir Chand. Aru tersenyum menyusuri pasar ini bersama Nara dan dua pengawal di belakang memayungi mereka.

Dulu ketika dia lewat, dia ingin pergi ke salah satu restoran di sini tak kelihatannya sangat nyaman dan makanannya begitu terlihat enak dari luar, tadi akhirnya tanpa diduga Nara mengajaknya makan siang di sana, setelah itu mereka mampir di salah satu toko buah dan tak disangka Nara membelikannya buah juga.

"Sebenarnya kau mencari apa di sini?" Akhirnya Aru bertanya setelah Nara selesai membeli. Mereka kembali menyusuri pasar.

"Aku tidak tahu kalau Yazid ada di sana tadi," gumam Nara tak fokus.

Aru tak menanggapi jawaban Nara dan melihat temannya tampak gelisah dan kaget dalam satu waktu.

"Aku ingin tahu kabarnya." Lanjut Nara.

(Beberapa hari yang lalu.)

Di kelas Nara terlihat susah fokus untuk mata kuliah hari ini sehingga dia mendapat omelan dosen karena tidak sanggup menjelaskan ulang apa yang dipresentasikan kelompok di depan. Hingga saat jam usai Aru akhirnya mengaitkan lengannya dan mereka berjalan beriringan menyusuri koridor kampus.

"Dari tadi kau memikirkan apa? Kenapa tidak memperhatikan materi di depan?"

Mengalirlah cerita kemarin sejak Nara dan Yazid pulang dari museum lalu pergi ke Hazrat Nizamuddin, dan insiden bermain hujan-hujanan serta kemarahan Zafar pada Yazid.

"Aku sebenarnya merasa bersalah kepada Yazid, aku dulu yang ingin bermain hujan-hujanan tapi yang kena marah dia." Nara menghela napas berat.

Jadi itu alasan Yazid semalam pulang sangat larut, ekspresinya berbeda sekali ketika berada di museum.

"Apa kakakmu sangat marah?"

"Tentu saja, selain itu aku dilarang bertemu lagi dengannya. Padahal selain kau hanya Yazid teman dekatku di sini." Nara menendang satu botol kaleng bekas dengan kesal.

"Jangan begitu," kata Aru melangkah mengambil botol kaleng itu dan membuangnya ke tong sampah. "Masih ada aku."

Sejenak Nara hanya memandang Aru yang tersenyum tipis kepadanya, lalu Nara juga tersenyum mendapatkan ide.

JahanaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang