Chapter 1

3.9K 248 19
                                    


.

.

.

"Breaks over. Kembali bekerja!"

Lisa hampir bergidik karena jijik dengan suara rekan kerjanya yang menjengkelkan. Suaranya terlalu tinggi dan kurang ajar. Mendengarnya saja sudah membuat Lisa menarik napas dalam-dalam dari rokoknya yang terjepit di antara jari-jarinya.

Dia memejamkan mata dan menekan bagian belakang kepalanya ke dinding bata kotor di belakangnya, menahan napas dan membiarkan nikotin menyebar ke seluruh tubuhnya dan mengusir stresnya. Rasanya sangat memuaskan.

Lisa membuka matanya dan menghembuskan napas perlahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lisa membuka matanya dan menghembuskan napas perlahan. Dia melihat asap menari di depannya seperti karya seni yang indah sampai asapnya menghilang di udara sebelum melemparkan rokoknya ke lantai dan menginjaknya dengan cemberut.

"Kembali bekerja," Lisa mengulangi dengan pelan. Dia mengencangkan kuncir kudanya dan berjalan kembali ke dalam gedung di mana dia memasuki dapur yang riuh.

"Hei bus girl." Lisa mengikuti suara itu dengan tatapan kesal ke arah Manajer dan hampir saja cemberut ketika wanita nakal itu melemparkan kain kotor yang hampir mengenai wajahnya. Namun Lisa, yang sangat terampil dalam menghindari masalah, menyambarnya tanpa suara.

Sang manajer mengatupkan rahangnya dengan senyum di bibirnya, "Ada meja yang perlu dibersihkan. Pergi kesitu."

Lisa hanya mengangguk sebelum mengambil tempat sampah hitam, lap dan botol semprotan tisu dan berjalan melewati pintu menuju ruang makan.

Dia telah bekerja sebagai busser atau lebih dikenal tukang bersih-bersih selama hampir dua tahun dan sudah terbiasa dengan perlakuan rekan kerja dan pelanggannya. Ia sudah terbiasa dengan pandangan yang meremehkannya saat ia membersihkan meja dan mengelap kursi. Jadi dia tidak merasa terganggu dengan semua itu karena dia tidak ada di sana untuk mereka. Dia ada di sana untuk dirinya sendiri.

Lisa telah menabung untuk mencari tempat tinggal baru. Namun, dengan uang yang langsung digunakan untuk membayar tagihan, dia hampir tidak punya cukup uang untuk berbelanja. Dia hanya bisa bertahan di apartemennya yang kumuh.

"Lisa!"

"Lisa!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lady And The Lady Tramp (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang