Agar author sering update cerita, alangkah baiknya kalian follow dulu ya!
Happy reading
Baris penonton di Lapangan futsal SMA Starlight dipenuhi oleh banyaknya suporter dari pertandingan futsal antara tim Raga melawan tim Juno. Suporter dari kedua tim saling memberi dukungan kepada kedua tim.
Tidak lupa Elia, dan teman-temannya yang sudah berdiri di baris depan dengan memakai seragam cheers untuk mendukung tim dari Raga.
"Go Raga go Raga go!" itu lah slogan yang mereka ucapkan sedari tadi.
Sedangkan Livy, gadis itu terlihat tidak peduli dan terlihat bersantai walaupun sedari tadi Elia meneriaki nama suaminya.
"Emang boleh se-enggak peduli ini?" sindir Rasi saat melihat sikap biasa saja dari Livy.
Livy menghela nafas, "ya terus gue harus gimana? Lagian terserah dia mau ngedukung siapa, kan haknya!" kata Livy.
"Ya tapi Raga su-" Ucapan Alesha dibungkam oleh tangan Livy.
"Mulutmu bisa di rem dikit, nggak?" cetus Livy. Jika saja ia telat membungkam mulut toa Alesha pasti akan berbeda lagi ceritanya.
"Maaf maaf." ujar Alesha kikuk.
Pertandingan segera di mulai di saat pembawa acara mulai membuka acara. Namun di saat-saat acara mau di mulai, Raga tiba-tiba menghampiri sang pembawa acara. Hal itu membuat tanda tanya tersendiri untuk semuanya.
"Itu Raga ngapain deh." gumam Livy.
Raga tiba-tiba mengambil mikrofon lalu berucap, "teruntuk Livy, kesayangan gue."
Livy melotot kaget saat Raga mengucap namanya terang-terangan di hadapan banyak orang. Hal itu membuat atensi publik tertuju kepada dirinya.
"Doain gue menang, sayang." Setelah mengucapkan kalimat tersebut, sorakan para penonton dan atensi yang tertuju padanya membuat Livy bergidik. Raga benar-benar gila, dia benar-benar membuatnya merasa malu.
"Cieelah, kayaknya Raga bucin banget sama lo, Liv." kata Rasi sembari menyenggol pundak Livy.
"Apa sih, nggak ya." sahut Livy.
Tak sadar, sedari tadi Elia menatap Livy dengan sinis karena perlakuan Raga kepada Livy. "Kenapa nggak gue aja yang diperhatiin Raga sih?" gumamnya dengan kesal.
Tak hanya berakhir di situ, Raga malah melayangkan sebuah flying kiss kepada Livy, lalu tangannya berpose membentuk hati sembari tersenyum ke arah Livy. Hal itu membuat para kaum hawa berteriak iri dan baper oleh perlakuan manis Raga kepada Livy.
Entah lah, Livy hanya bisa menundukkan kepalanya sambil menutupi wajah dengan kedua tangannya karena malu.
Perlakuan Raga kali ini, benar-benar gila!
🌹🌹🌹
Raga berjabat tangan dengan Juno dan tim-nya sebelum memulai pertandingan. Raga dan Juno saling beradu mata seolah ada dendam antara keduanya.
"Siap untuk kalah?" ujar Raga dengan percaya diri.
Juno tersenyum miring, "kali ini, lo yang bakal kalah." ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Love
Teen FictionJika dulu Olivya Zeline Atmaja adalah korban bully dari seorang Raga Bumantara. Maka sekarang sebaliknya, Livy adalah istri dari seorang Raga, pria yang pernah mem-bully Livy di masa kecilnya. Akankah keduanya saling menerima takdir mereka, atau mal...