08. dunia yang sempit atau kita yang sudah ditakdirkan berjodoh?

115 21 4
                                    

[Follow sebelum membaca]

Happy reading•

Jam pulang sekolah adalah hal yang sangat ditunggu-tunggu bagi anak sekolahan. Selain ingin menenangkan pikiran setelah delapan jam di sekolah, anak-anak sekolah menggunakan waktu pulang sekolah untuk istirahat di rumah ataupun main bersama teman.

Sesampainya di rumah, Livy langsung merebahkan diri di sofa, hari ini sangat melelahkan baginya, pembelajaran yang sangat rumit membuatnya sedikit pusing.

"Kamu udah pulang sayang?" tanya Melani yang menghampiri Livy yang sedang merebahkan diri di sofa ruang tamu.

"Iya, Ma." ucap Livy, lalu ia menyalami Melani sebagai bentuk hormatnya.

"Oh ya sayang, kamu udah siap kan?" ujar Melani.

Livy mengerutkan keningnya, "siap untuk apa ya, Ma?" tanya Livy bingung.

Melani tersenyum tipis, "nanti malam, kita bakal bertemu sama keluarga calon suami kamu, nak." ujar Melani membuat Livy terkejut.

"Ma, serius?" ucap Livy tak percaya. Secepat itukah dirinya dipertemukan dengan calon suaminya?

"Pokoknya mama mau kamu malam ini dandan yang cantik, karena ini first time kamu ketemu calon suami kamu, kamu harus menciptakan daya tarik sendiri." ujar Melani.

Livy hanya membalasnya dengan senyuman saja. Ternyata benar, kalau sudah takdir, ia tidak bisa mengelak lagi.

🌻🌻🌻

Livy menatap dirinya dari pantulan cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Livy menatap dirinya dari pantulan cermin. "I'm so beautiful." pujinya kepada diri sendiri. Ia mengembangkan senyuman diri pipinya, namun beberapa saat setelah itu, senyumnya pudar.

Ia memikirkan bagaimana masa depannya kelak setelah ini. Terlebih lagi, cepat atau lambat ia akan segera menikah diusia yang sangat muda ini. "Sejahat ini kah, takdir gue?" gumamnya pelan.

"Livy sayang." Suara ketukan pintu dan suara panggilan seorang perempuan membuat Livy tersadar.

"Iya Ma?"

"Kamu udah siap belum, kalau sudah, ayo kita segera berangkat." ujar Melani dari balik pintu.

"Udah kok Ma, bentar lagi Livy keluar." ujarnya.

Livy mengambil tas selempangnya, lalu menatap dirinya dari pantulan cermin, "semoga ini yang terbaik." ujarnya sebelum beranjak keluar kamar.

Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang