FOLLOW SEBELUM BACA
[Happy reading]
Berusaha menerima kenyataan tanpa membenci keadaan. Itulah yang bisa dilakukan Livy setelah menyetujui perjodohan yang akan dilakukan orang tuanya. Mungkin sangat sulit untuk menerima kenyataan, namun apa boleh buat, Livy tidak mempunyai kuasa untuk menentang takdir sang pencipta.
Setelah selesai bersiap untuk berangkat sekolah, Livy pun keluar dari kamarnya dan berpamitan kepada kedua orang tuanya.
"Livy pamit sekolah dulu, Pa, Ma." Pamit Livy seraya mencium punggung tangan Papa dan Mamanya.
"Kamu nggak sarapan dulu sayang?" tawar Melani.
Livy menggelengkan kepalanya, "nggak dulu Ma, nanti Livy sarapan di kantin aja." tolaknya.
"Livy berangkat dulu ya, assalamualaikum." ujar Livy lalu beranjak pergi menuju sekolahnya.
Sejujurnya Melani iba dengan Livy, pasti berat bagi Livy untuk menerima semuanya. "Pa, kita jahat nggak sih sama Livy?" tanya Melani pada Surya.
Surya hanya bisa menghela nafas panjang.
🌻🌻🌻
Sesampainya di sekolah, ia menunggu teman-temannya di bangku taman dengan tatapan kosong. Dan Livy tidak sadar di saat teman-temannya datang dari belakang.
"Dor!!!" ujar Rasi mencoba membuat Livy terkejut. Namun respon Livy. Hanya terkejut biasa.
"Kenapa lo? Ada masalah?" tanya Rasi saat melihat Livy yang enggan tersenyum.
"Tau nih, masa lo nggak effortless pas kita ngagetin lo." celetuk Cherly.
Livy menghela nafas, "gue lagi gak mood." Balas Livy.
Alesha menepuk pundak Livy, "kenapa sih Liv? Cerita dong kalo ada masalah, nanti kalo bisa kita bantu." ujar Alesha.
Livy menghela nafas, sebisa mungkin ia tidak boleh menceritakan apa masalahnya kepada teman-temannya. Ia harus bisa menyembunyikannya dari teman-temannya. "Ke kelas yuk! Udah mau jam masuk kelas!" ajak Livy seolah-olah mengalihkan topik.
"Halah nggak usah ngalihin topik lo, Liv. Apa gunanya temen kalo lo nggak mau cerita ke kita? Se-enggak percaya itu lo ke kita buat nyeritain masalah lo?" ujar Rasi kesal.
"Iya Liv, sebisa mungkin jangan di pendam, kalo lo pendam sendiri bakal sakit nantinya." Sambung Alesha.
Livy menghela nafas, "cuma masalah sama mantan. Gue cape nggak bisa move on, rasanya teringat mulu." ujar Livy jelas-jelas berbohong. Ia belum sanggup untuk menceritakan tentang perjodohannya kepada teman-temannya.
"Owalah Liv, kalo udah jadi mantan ngapain di ingat-ingat? Lagipula apa mantan lo mikirin lo sampe lo sibuk gamon sama mantan lo?" timpal Cherly.
Livy hanya tersenyum tipis.
"Udah lah Liv, namanya masa lalu biar lah berlalu, lo punya kehidupan sendiri, ngapain Lo sibuk nge-gamonin orang yang udah ngebuang lo?" timpal Rasi.
"Betul tuh."
"Iya juga sih, mungkin gue terlalu kebawa perasaan aja." ujar Livy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Love
Novela JuvenilJika dulu Olivya Zeline Atmaja adalah korban bully dari seorang Raga Bumantara. Maka sekarang sebaliknya, Livy adalah istri dari seorang Raga, pria yang pernah mem-bully Livy di masa kecilnya. Akankah keduanya saling menerima takdir mereka, atau mal...