Happy reading
Pukul tujuh malam, Livy sudah bersiap-siap untuk quality time bersama Raga. Meskipun ia sangat malas melakukannya dengan Raga, tetapi ia tidak ingin dikatakan sebagai pengecut hanya karena tidak bisa melaksanakan tantangan konyol yang diberikan oleh Virgo.
Livy memakai lipblam agar bibirnya tidak kering, setelah selesai bersiap, Livy pun keluar dari kamarnya.
"Non Livy, itu temennya udah nunggu." ujar Yuni, salah satu asisten rumahnya memberitahunya.
Livy mengangguk, "terimakasih mbak, nanti kalo Mama sama Papa sudah pulang, tolong kabarin Livy ya, biar Livy juga siap-siap pulang." ujar Livy.
"Siap non. Have fun ya non nge-date nya." ujar Yuni menggoda Livy.
"Siapa yang nge-date mbak, Livy tuh jalan sama dia karena tantangan dari temen." ujar Livy.
"Ya siapa tau habis ini langsung cinlok." lanjut Yuni.
"Udah lah, mbak. Males aku ngomong sama mbak Yuni. Livy pamit dulu ya." ujar Livy lalu bergegas pergi keluar rumah.
🧚♀️🧚♀️🧚♀️
Livy menemui Raga yang sedari tadi menunggu di halaman rumahnya. "sorry lama." ujar Livy dengan wajah malas.
Raga tersenyum, "no problem." balasnya. Lalu ia memberikan sebuah helm kepada Livy.
Livy menerima helm tersebut, namun saat memakainya ia terasa kesusahan. Saat Raga hendak membantunya, Livy malah menepis tangan Raga, "gue bisa sendiri." ujar Livy.
Raga berdecak, tanpa persetujuan Livy, ia pun membantu Livy memakaikan helmnya. Jarak Raga dengan dirinya yang sangat dekat membuat Livy semakin menahan nafasnya. Tak bisa dipungkiri, wajah Raga sangatlah tampan apabila berada sangat dekat dengannya.
"Awas ntar baper." ujar Raga setelah selesai memasangkan helm di kepala Livy.
Livy berdecak, "siapa juga yang baper sama lo." ujar Livy.
"Ya siapa tau." kata Raga. Lalu ia menaiki motornya kembali, dan menyalakan mesin motornya. "Ayo naik!" pinta Raga.
"Harus banget?"
"Ya harus. Pake nanya lagi." cetus Raga.
Akhirnya Livy pun naik di atas motor Raga. Ia sedikit memberi jarak agar dirinya dan Raga tidak terlalu dekat.
"Pegangan, Liv." pinta Raga.
"Ngapain pegangan ke lo? Modus lo ya?" ujar Livy.
Tanpa basa-basi, Raga langsung menancapkan gasnya, hal itu membuat Livy hampir terjatuh, alhasil ia harus berpegangan di pinggang Raga.
"Anjir lo ya, hampir aja gue jantungan." ketus Livy. "Dasar buaya, modus mulu." Sambungnya.
Raga pun terkekeh melihat wajah kesal Livy dari spion motornya. Sangat lucu.
tujuan utama Raga malam ini adalah mengajak Livy ke pasar malam kota. Mereka melakukan perjalanan dua puluh menit lebih untuk sampai di pasar malam kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Love
Novela JuvenilJika dulu Olivya Zeline Atmaja adalah korban bully dari seorang Raga Bumantara. Maka sekarang sebaliknya, Livy adalah istri dari seorang Raga, pria yang pernah mem-bully Livy di masa kecilnya. Akankah keduanya saling menerima takdir mereka, atau mal...