Pagi menyapa, sungguh cerah pemandangan Desa Nenek. Suara burung, suara air laut yang selalu bersanding dengan ombak dan warga Desa yang berlalu lalang membuat damai dihati saja.
"Jam berapa Aarav berangkat kemari?" Tanya Nenek, Ibu dari Bunda Zemira disaat mereka tengah duduk dikursi ruang makan. Nenek Jasmine namanya, walau sudah berumur Nenek Jasmine masih terlihat cantik, secantik namanya. Kulitnya sangat putih dan bersih, seperti sosok putri salju saja. Sudah dipastikan, mudanya pasti Nenek Jasmine sangat, snagat cantik.
"Aarav sudah dijalan, Nek" Jawab Rayan yang menikmati dengan tenang roti gandumnya.
"Iya Iya... Nanti setelah Aarav sampai saja, kalian ke kebun Nenek ya. Disana kita lagi sibuk memanen banyak buah dan sayuran. Gadis-gadis manis sarapanlah dengan baik" Ujar Nenek, membuat Seira dan Gauri tersenyum manis mendengarnya.
"Ckckck... Lihat anak ini. Orion... Selalu saja kamu buang pinggiran roti itu. Habiskan semuanya" Tegur Nenek kepada Orion, yang duduk tepat disebelah Nenek.
"Kenapa? Nenek kan tahu aku tidak menyukai pinggiran roti. Keras... Aku tidak mau" Tolak Orion layaknya anak kecil, membuat Seira dan Rayan tersenyum geli melihatnya. Sedangkan Gauri nampak sedikit terkejut, karena baru kali pertama ini melihat sifat kekanak-kanakan Orion. Biasanya sifat kekanak-kanakan Orion hanya Gauri dapatkan dari cerita Atha saja.
"Astaga, terserah kamu saja. Nak Gauri, makanlah rotinya. Ini Roti gandum, jadi aman untuk pencernaan mu" Ujar Nenek membangunkan Gauri dari keterpakuannya, Orion hanya meliriknya dalam diam.
"Iya Nek, terima kasih" Sahut Gauri.
"Apa kamu mau selai kacang, nak Seira?"
"Jangan Nek, jangan... Seira alergi kacang-kacangan" Seru Rayan menahan.
"Oh, benarkah? Maaf ya nak Seira. Haha... Seperti inilah seorang pria yang pengertian. Semoga kalian selalu bersama ya" Ujar Nenek membuat Seira dan Rayan saling tatap canggung. Orion dan Gauri tampak terlihat menatap mereka dalam diam pula.
**********
Di tempat lainnya, dimana Aarav dan Aya berada. Tepatnya sudah 3 jam berlalu mereka arungi perjalanan tenang menuju Desa Nenek. Aya tidak tertidur, ia terus terjaga menemani Aarav yang sejak tadi menyetir kendaraan.
"Tidur saja kalau kamu mengantuk" Ujar Aarav, tak sengaja melihat Aya menguap.
"Jangan. Aku harus menemani mu menyetir, kamu yang lebih lelah ketimbang aku kan?" Tolak Aya, membuat Aarav tersenyum dan berlalu mengusap puncak kepala Aya sejenak. "Apa kamu lapar?" Tanya Aya lanjut.
"Sedikit. Ehng... Aku membawa snack ditas ku yang ada dibelakang. Bisa tolong bukan kan untuk ku?"
"Oke" Aya pun berlalu mengambil tas kecil Aarav yang sejak tadi tergeletak dikursi tengah mobil. Ada 3 jenis snack mengenyangkan disana, Aya pun mengambil salah satunya dan membukanya.
"Ini Rav" Tutur Aya, Aarav pun membuka mulutnya dan menggunya biskuit itu dari suapan tangan Aya. Namun Aarav sedikit terkejut, saat Aya memakan pula potongan setengah dari biskuit bekas gigitannya itu.
"Aya, kenapa nga ambil yang baru saja? Itu kan bekas gigitan ku"
"Kenapa? Apa kamu mempunyai penyakit serius dan menular? Tidak kan? Lantas kenapa?" Tanggap Aya remeh, Aarav hanya menghela nafasnya. Bukan masalah ada penyakit menular atau tidak, tapi terlebih moment-moment seperti ini sedikit membuat hati Aarav berdebar karenanya.
"Ehng... Siapa nama Nenek mu, Rav?" Tanya Aya membuka topik baru.
"Jasmine Ya"
"Iya Nenek Jasmine, bukannya dulu semasa kuliah kamu bilang kamu juga masih memiliki Kakek dari pihak Papamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNREQUITED LOVE
RomanceAndai engkau tak berani melangkah, andai engkau menyerah tanpa mencoba untuk berjuang, mungkin kau tak akan tahu takdir indah yang sudah menunggu didepan sana. Terkadang kemungkinan-kemungkinan yang diciptakan pikiran, membuat hati yang berani lanta...