"Cinta itu bukan hanya sekadar hati yang berdebar saat melihatnya, bukan juga hanya sekadar kata-kata bahwa dirimu menyukainya. Cinta itu butuh perjuangan dan pengorbanan. Jika kamu melakukan dua hal dasar yang sangat menyakitkan itu, itu berarti kamu benar-benar ingin bersamanya. Namun didalam mencintai seseorang tentu semuanya tidak akan indah sesuai harapanmu, disaat itu pulalah dirimu harus mampu merelakan dan melepaskan. Jika kamu melakukan dua takhta tertinggi dalam mencintai seseorang tersebut, itu berarti kamu benar-benar mencintainya, tapi dirimu ingin melihatnya bahagia bersama takdirnya"
Didalam penerbangannya malam itu, Gauri termenung sesaat membaca kutipan sebuah buku. Entahlah, ia terlalu banyak diam hari ini. Kayla yang selalu setia disisinya pun dibuat bertanya-tanya pula.
"Ada apa denganmu hari ini?" Tanya Kayla membangunkan Gauri dari sorot matanya yang sejenak menatap sendu sosok Orion yang duduk tak jauh dari kursi penerbangannya.
"Ehng, nga Kak. Aku baik-baik saja"
"Ada apa, apa kamu bertengkar semalam dengan Orion? Atau Orion menyakitimu semalam?" Tanya Kayla lagi, namun Gauri kembali mengarahkan pandangan teduhnya menatap Pria yang ia cintai itu.
"Aku bingung saat orang-orang mempertanyakan, apakah ia menyakitiku atau tidak? Mencintainya yang tidak mencintaiku dan kemudian pada akhirnya hati ku sakit karena cinta sepihak ini, itu kan hal yang merupakan keputusan ku sendiri" Gumam Gauri didalam hatinya.
"Kamu terlihat dingin kepadanya hari ini, biasanya kamu sangat ceria dan antusias dengan hal-hal yang berhubungan dengannya"
"Mungkin sejenak memberikan jeda, tidak ada salahnya. Aku tidak tahu, mungkin saja cinta ugal-ugalan ku selama ini membuatnya sangat-sangat terusik. Ya... Jika memang benar benang merah ku juga merupakan benang merahnya, sejauh apapun dunia memisahkan, takdir yang tetap akan mempertemukan kami bukan? Jadi biarkan saja ia sembuh dulu dari masa lalunya dan aku akan memproses diriku agar menjadi seseorang yang lebih baik lagi. Entah itu kami akan bersama nantinya atau tidak, terserah Tuhan saja" Ujar Gauri kepada Kayla.
Kayla tertegun mendengar perkataan Gauri itu. Apakah Gauri bermaksud untuk sejenak istirahat dari mengejar cinta Orion? Atau ia sekarang lebih merelakan semuanya kepada keputusan Tuhan, dan memilih membisu bersama kesendiriannya? Ya... Hanya Tuhan dan Gauri yang tahu.
**********
"Ya... Hanya tinggal anak tengah mu itu, bagaimana menjawab hatinya Gauri. Sampai kapan ia akan berlama-lama membuat gadis tulus itu sakit karena mengejar cintanya?" Tungkas Bunda didalam kamar tidurnya kepada Papa Rasydan yang sedang tenang menonton berita yang disiarkan televisi malam itu.
"Anak tengah kenapa selalu berbeda ya? Hems... Mengapa Gauri tidak menyerah saja?"
"Pa, kalau orang sudah terlanjur cinta dan sangat mencintai seseorang. Butuh waktu lama pula ia untuk menyerah bahkan melupakan"
"Tapi mau bagaimana, dari Orionnya saja tidak memberikan signal apapun atas cintanya Gauri kepadanya"
"Itu namanya effort dalam mencintai seseorang Pa. Ya... Tapi Mama berharap semua ini segera berakhir. Entah mereka bersama atau tidak? Kasian juga lihat Gaurinya, dan anakmu harus berjuang mengobati luka masa lalunya itu"
"Ya semoga saja Bun" Akhir Papa Rasydan, mereka pun nampak menghelakan nafas bersama-sama.
"Orion pulang" Tiba-tiba saja terdengar suara Orion yang baru saja sampai di rumahnya.
"Itu, anakmu sudah pulang"
"Iya, biar saja Bun. Dia pasti sangat lelah, biarkan saja Orion istirahat dulu. Nanti juga diatas disambut sama Kakak dan Adiknya, mereka kan walau gengsi tapi nyatanya saling merindu"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNREQUITED LOVE
RomanceAndai engkau tak berani melangkah, andai engkau menyerah tanpa mencoba untuk berjuang, mungkin kau tak akan tahu takdir indah yang sudah menunggu didepan sana. Terkadang kemungkinan-kemungkinan yang diciptakan pikiran, membuat hati yang berani lanta...