Bagian 32. Good Person

1 1 0
                                    

Pagi pun kembali menjelang...

"Petra..." Terdengar suara Gauri memanggil. Gauri menghampiri Petra dengan langkah cepatnya di taman Agency. Namun Petra yang menoleh seraya membawa senyumannya, seketika saja dibuat kaget saat Gauri tiba-tiba saja melayangkan tamparan kerasnya ke wajah Petra.

"Kenapa kamu memukulnya, kenapa???" Tanya Gauri lirih dengan mata berbinarnya. Ia memukul-mukul kesal tubuh Petra, namun Petra hanya memilih diamnya.

Ya... Satu Agency mengetahui kejadian semalam, melalui laporan Pak Security dan juga CCTV. Semua orang kaget, begitu juga Gauri. Gauri pilu melihat Petra memukul Orion dan Orion tidak membalasnya sedikitpun.

"Kamu tahu aku sangat mencintaimu?" Tutur Petra sendu, Gauri pun lantas terdiam bersama air matanya. "Rasa cintaku sama besarnya seperti kamu mencintai dia"

"Apa kamu memukulnya, karena kamu kesal Orion selalu membuatku terluka?"

"Iya. Siapa yang tidak terluka, jika melihat orang yang dicintai tidak bahagia?"

"Tapi itu keputusan yang sudah aku ambil. Kenapa kamu malah memukulnya?"

"Aku kesal dan aku membenci orang yang kamu cintai itu. Aku juga sakit karena mencintaimu, seperti kamu yang sakit karena mencintainya" Ungkap Petra lirih, membuat Gauri tertegun mendengarnya.

Gauri mengerti, dan ia juga tidak ingin melukai hati Petra. Tapi Gauri juga tidak bisa berpindah kelain hati begitu saja, karena cintanya sudah teramat besar untuk Orion.

"Kapal ku berlayar tenang di lautan, yang ombaknya sangat damai. Dirimu satu-satunya penumpang yang menaiki kapal ku itu, dan aku adalah nakhodanya. Aku bahagia kita mengarungi bersama perjalanan yang membutuhkan waktu panjang itu. Tapi, ada satu hal yang aku sadari. Aku seorang nakhoda yang nyatanya bukan untuk memimpin perjalananmu, melainkan hanya untuk mengantarkanmu berlabu di dermaga yang bukan hanya ingin kamu singahi, tapi akan kamu huni untuk selamanya" Tutur Petra. Sejenak menarik panjang nafasnya, ia pun menatap lekat Gauri. Gauri yang membisu, kian terdiam saja mendengar perkataan Petra itu kepadanya. "Pergilah, pergilah bersamanya. Aku sudah mengikhlaskanmu, tapi berjanjilah... Kamu harus bahagia" Akhir Petra.

Air mata Gauri mengalir deras mendengar kerelaan hati Petra melepasnya kepada Orion. Gauri terpaku, kenapa ia tidak bisa menjadi ikhlas seperti Petra?

"Kenapa tidak kamu ikut aku tinggal selamanya di dermaga itu?"

"Tidak, nakhoda hanya bertugas mengantarkan. Jika ia sudah selesai dengan tugasnya, ia diharuskan kembali ke dermaga asalnya. Apa kamu mengerti? Maafkan aku karena sudah melukai orang yang kamu cintai, aku hanya ingin meluapkan kekesalan ku karena ia telah membuat orang yang aku cintai selalu menangis. Disisi lain, aku juga ingin menyadarkan apa yang belum ia sadari" Tuntas Petra membawa senyum menawannya.

"Aku akan minta maaf kepadanya secara langsung, nanti. Sekarang aku harus bekerja dulu, aku duluan ya" Akhir Petra, Gauri mengangguk tenang.

Petra pun berlalu meninggalkan Gauri yang menatap lekat dan teduh kepergiannya. Gauri tersentuh dengan perkataan Petra, mungkin sesuatu hal harus segera ia akhiri bersama Orion.

1 jam pun berlalu sudah. Orion yang datang memasuki Agency dengan sudut bibirnya yang diplaster lantas disambut khawatir oleh Atha. Orion tidak menggubris sorot mata orang-orang di Agency yang memandangnya, hingga membicarakannya. Ya... Karena Orion selalu bersikap bodoh amat dengan itu semua.

"Apa kamu baik-baik saja? Astaga... Duduklah disini, nanti saja kita keatas" Ujar Atha mengajak Orion duduk di sofa lobby Agency. "Apa kamu mau libur saja hari ini?"

UNREQUITED LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang