"Selamat pagi Kak Orion" Sapa hangat Gauri, setelah berjalan cepat di lobby Agency hanya untuk mengejar Orion yang sudah berdiri diam didepan lift.
Seperti biasa Orion sejenak melirik dingin Gauri, lalu membuang jauh pandangannya seraya berkata, "Pagi" Kepada Gauri. Ya... Setidaknya ada respon untuk sapaan pagi Gauri itu, membuat Gauri senang mendengarnya.
"Besok kita akan berangkat ke Bali bersama. Asal Kakak tahu, aku sangat senang karena perubahan tempat dadakan itu" Ungkap Gauri sembari ia memejamkan kedua matanya. Namun lucunya tanpa ia sadari pintu lift sudah terbuka. Tanpa bicara Orion pun melangkahkan kakinya begitu saja masuk ke dalam lift, meninggalkan Gauri yang nyatanya masih berceloteh sendirian. "Apa Kakak... Loh, Kak Orion" Seru Gauri sesaat tersadar mendapati Orion tak ada disampingnya lagi. Ia pun berlalu melirik lift yang masih terbuka, karena ditahan oleh Orion. Ya... Walau Orion bersikap dingin kepada Gauri, ia tetap memiliki sedikit sikap hangat untuk teman masa kecilnya itu.
"Sampai kapan aku harus menahan lift ini?" Tungkas Orion dengan raut wajah jengkelnya.
"Oh... Iya, iya Kak. Ehng... Aku masuk" Ujar Gauri lantas melangkah pula memasukin lift. Pintu lift pun tertutup.
Keheningan tampak mengelilingi lift, Gauri yang berdiri diam disamping kanan Orion, hanya terlihat menarik manis senyumannya seraya memandangi lekat pria yang sangat ia cintai itu. Dasar Gauri, untung saja pertahanan benteng dingin Orion tidak tergoyahkan karena pandangan menggemaskannya itu.
**********
Disisi lainnya, tempat dimana operasional 24 jam selalu terjadi. Ya... Tepatnya di rumah sakit Maganta. Terlihat Aya melangkah tenang disana. Ada apa Aya pagi-pagi sudah mengunjungi rumah sakit?
"Ada apa dia pagi-pagi ke rumah sakit? Apa ia sakit lagi?" Tanya Seira sesaat baru saja ia sampai di ruang tunggu farmasi Maganta.
Seira pun lantas melangkahkan kakinya, menghampiri Aya dan kemudian berlalu mengambil duduk tenangnya disamping Aya, seraya ia lipat kedua tangannya didepan dada. "Apa kamu sakit lagi?" Tanya Seira bersikap jaim, membuat Aya sedikit kaget dengan kehadiran Seira itu.
"Kapan kamu ada disini?"
"1 menit yang lalu. Ada apa?"
"Oh... Bukan aku yang sakit. Aku hanya mengambil obat untuk Bapak panti asuhan ku dulu" Jawab Aya, Seira mengangguk paham. Tapi lucunya tanpa sadar, raut wajah Seira menampilkan kelegaannya.
"Apa tidak ada anak panti lain yang mengurus Bapak dan Ibu pantimu?"
"Tentu saja ada, tapi... Aku hanya sekadar ingin membalas budi kepada mereka, karena telah merawatku dengan baik" Ungkap teduh Aya, Seira pun tertegun mendengarnya.
Ya... Seira tidak bisa membohongi hatinya, bahwa ia akhirnya mengakuhi kalau Aya adalah gadis yang sangat baik. Ya... Sosok Aya entah mengapa kini, membuatnya teringat akan mendiang Kakaknya.
"Ada apa? Kenapa mata mu berbinar seperti itu? Apa kamu sedang sakit?" Tanya Aya tampak khawatir, ketika melihat kedua mata tajam Seira berbinar. Ia hanya sedang merindukan Kakaknya, karena melihat sosok Aya yang hangat dan baik ini hatinya.
"Tidak, aku sehat-sehat saja"
"Oh... Syukurlah. Ehng... Dimana Kak Rayan, apa ia juga sudah datang?"
"Entahlah, aku tidak tahu!" Jawab Seira berlalu menyandarkan tubuhnya diatas kursi tunggu farmasi itu.
Aya menyadari, situasi yang sedang tidak baik-baik saja diantara Rayan dan Seira. Entah apa penyebabnya, Aya juga tidak ingin memaksakan Seira untuk bercerita. Ya... Aya hanya bisa berspekulasi kecil, mungkin karena kehadiran dr. Nana yang sempat Seira katakan di Dandelion's Music kemarinlah penyebabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNREQUITED LOVE
RomanceAndai engkau tak berani melangkah, andai engkau menyerah tanpa mencoba untuk berjuang, mungkin kau tak akan tahu takdir indah yang sudah menunggu didepan sana. Terkadang kemungkinan-kemungkinan yang diciptakan pikiran, membuat hati yang berani lanta...