Bagian 22. Jealousy

1 1 0
                                    

Pagi datang kembali, bersama matahari yang menyapa bumi dengan penuh kehangatannya. Tanpa terasa sudah 5 hari berlalu, tepat di lobby Agency terlihat Gauri yang tengah berjalan tenang disana, sepertinya ia sudah siap melakukan aktivitasnya lagi.

"Selamat pagi Gauri" Sapa Petra hangat, sesaat ia ikut berdiri pula didekat meja resepsionis.

"Ah... Iya, pagi Petra" Sahut Gauri hangat pula.

"Kamu sudah beraktivitas lagi. Apa semuanya baik-baik saja?"

"Iya Tra, aku rasa kaki ku sudah baik-baik saja. Hems... Bosan juga terus-terusan berdiam diri di rumah"

"Syukurlah. Sepi banget nga ada kamu di Agency selama beberapa hari ini" Ungkap Petra, Gauri hanya tersenyum manis menanggapinya.

"Bukannya di Agency banyak orang, bagaimana bisa kamu berkata sepi seperti itu Petra?"

"Ya... Itu bagi ku, aku merasa kehilangan saja selama kamu absen dari aktivitasmu" Tutur Petra sejenak menghela nafasnya, membuat Gauri menatap teduh kepadanya.

Ya... Gauri tahu mengenai perasaan cinta Petra untuknya. Tapi ia juga tidak ingin menyakiti atau bahkan memberikan harapan lebih kepada Petra. Karena ia tahu, bagaimana rasanya mencintai seseorang tanpa dicintai. Gauri hanya ingin membangun persahabatan yang hangat dengan Petra, karena sungguh... Cinta dan hatinya benar-benar sudah dipersiapkan hanya untuk Orion. "Walau lelah dan sakit karena mencintainya, tapi... Hatiku tetap memilihnya" Ucap Gauri dalam hatinya.

"Apa kamu mendengar cerita?" Tanya Petra membangunkan Gauri dari ketermenungannya.

"Tentang?"

"Lusa kemarin ada kehebohan yang terjadi di office Pak Jimmy"

"Benarkah, kehebohan apa itu?"

"Para orang-orang di Agency untuk pertama kalinya bertemu secara langsung dengan istrinya Pak Jimmy. Tapi... Bukan pertemuan pertama itu yang ingin aku ceritakan kepadamu, melainkan betapa kocaknya istri Pak Jimmy yang datang dengan kemarahannya. Bayangkan betapa lucunya, pria yang sudah berumur itu dijewer telinganya oleh istrinya, karena ketahuan membeli sesuatu barang yang sudah istrinya larang. Semua staf tertawa terbahak-bahak melihat adegan itu dan tentu saja Pak Jimmy yang selalu berwibawa sangat malu dibuatnya. Haha... Ada-ada saja, aku tidak menyangka kalau Pak Jimmy juga masih memiliki inner childnya dimasa senja seperti ini" Cerita Petra seraya tertawa lepas. Gauri pun lantas ikut tertawa pula, sembari membayangkan kejadian itu.

Ya... Setiap manusia pasti masih memiliki inner childnya, yang membuat mereka bahagia dan seakan seperti terbebas dari tuntutan-tuntutan kedewasaannya. Bila dirimu menemui orang-orang yang bertingkah seperti itu, maka biarkan saja. Mungkin mereka tengah lelah menghadapi sebuah kenyataan.

Gauri dan Petra masih tertawa lepas bersama, banyak hal yang Petra ceritakan kepada Gauri tentang kejadian apa saja yang terjadi selama Gauri tidak ada di Agency, hingga membuat Gauri menitihkan air matanya karena betapa konyolnya cerita Petra itu. Tapi... Tepat didekat pintu masuk lobby, terlihat Orion tengah mematung disana. Entah apa yang ada dipikirannya atau mengapa Orion berdiri membisu sembari menatap lekat kebersamaan Gauri dan Petra disana? Apa ia merasa seseorang telah mencuri teman masa kecilnya, hingga hatinya terluka melihat kebersamaan itu?

"Oh... Kak Orion" Seru Gauri sesaat akhirnya menyadari keberadaan Orion disana. Orion yang bangkit dari keterpakuannya pun lantas melanjutkan langkah kakinya meninggalkan lobby tanpa menyahuti panggilan Gauri itu. "Aku duluan ya Tra" Ujar Gauri mengakhiri, meninggalkan Petra yang seketika saja menghela berat nafasnya seraya melepas kepergian Gauri.

UNREQUITED LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang