Bagian 26. Sunshower

1 1 0
                                    

Keesokan harinya, dipagi hari yang cerah sebuah mobil sudah terparkir tenang didekat bandara. Ya... Hari ini hari keberangkatan Orion dan Gauri menuju Bali untuk syuting produk Skincare itu.

Paparazi dan fans mereka sudah terlihat berdiri bersama memenuhi bandara. Kamera sudah siap mengabadikan potret tampan dan cantik dewa-dewinya Ambasador.

Orion yang berada didalam mobil sejenak melihat keluar, memandangi keramaian yang disebabkan oleh dirinya dan Gauri. "Dimana Kak Atha?" Tanya Orion kepada supir yang membawa ia dan Gauri pagi itu.

"Ia akan berangkat dipenerbangan selanjutnya bersama Kayla. Kalian berdua akan berangkat duluan, tenang saja bodyguard sudah ada untuk mengamankan lokasi disini" Tungkas sopir itu. "Ayo kita turun. Gauri, ayo..." Ajak Sopir itu.

Namun entah kenapa, Gauri tiba-tiba saja memegangi dadanya. Ia terlihat berkeringat dan gemetaran, membuat Pak Supir dan Orion menatap khawatir kepadanya. "Kenapa kamu tiba-tiba seperti ini Gauri?" Tanya Supir itu panik, namun Gauri malah kian merasakan sesak dipernafasnya.

Orion yang menyelidiki setiap detail gerakan Gauri, akhirnya pun menyadari. Ya... Gauri sedang terkena Panic Attacknya. Ia teringat perkataan Rayan dulu, kalau Gauri memiliki Panic Attack akibat dari IBS nya, dan Panic Attack itu terkadang datang tiba-tiba tanpa tahu apa yang menyebabkan hal itu terjadi.

"Gauri, ada apa? Gauri?" Seru Pak Supir itu ikut panik pula.

"Bapak... Bisa tunggu diluar saja. Aku hanya membutuhkan waktu 5 sampai 10 menit, setelahnya kami akan keluar bersama" Pinta Orion. Orion hanya tak ingin Gauri kian parah saja paniknya, karena sikap Pak Supir yang ikutan panik pula. Seseorang yang terkena Panic Attack membutuhkan tempat yang sunyi, aman dan tenang untuknya menyembuhkan diri.

"Apa ia akan baik-baik saja?"

"Bapak tenang saja" Yakin Orion. Bapak Supir itu pun lantas berlalu keluar dari mobilnya, walau perasaannya benar-benar gusar karena mengkhawatirkan Gauri.

Sejenak menghelakan nafasnya, Orion pun lantas menenangkan dirinya terlebih dahulu. Ya, jika ingin menenangkan orang yang terkena Panic Attack, diri sendiri pun juga harus didalam kondisi yang tenang dan aman.

"Gauri, apa kamu membutuhkan sesuatu?" Tanya Orion mencoba berkomunikasi dengan Gauri. Orion mengerti saat-saat seperti ini jangan memberikan kata-kata, bahwa mereka baik-baik saja. Karena pada saat ini mereka tidak membutuhkan kata-kata itu, yang mereka butuhkan hanya dirimu tetap ada bersamanya, mendampinginya atau bahkan mendengarkannya.

"Nafasku sesak" Ujar Gauri lirih akhirnya mau bicara.

Orion pun lantas menyentuh hangat tangan Gauri yang gemetaran hebat dan sedikit berkeringat dingin itu. Rayan bilang, ini salah satu teknik grounding untuk mengalihkan fokus mereka dari emosi negatif didirinya. "Lihat gantungan yang ada dikaca mobil ini, kamu sangat menyukai karakter Kuromi bukan?" Ujar Orion, Gauri pun mengalihkan pandangannya ke mainan gantung berwujud Kuromi yang bertengger manis dikaca depan mobil.

"Lihat, minuman Pak Supir. Sepertinya ia sangat menyukai americano, apa ia sudah sarapan sebelum meminum kopi ini? Coba kamu lihat tas ku, ini hadiah dari Kak Atha saat ulang tahun ku tahun lalu. Ia bilang sempat bingung mau memberikan ku apa. Padahal aku tidak masalah kalau Kak Atha tidak memberikan aku apa-apa, lebih baik ia tabung saja uangnya. Tapi... Aku sangat berterima kasih kepadanya. Ah, tas mu! Dimana kamu mendapatkan keychain jam pasir ini? Sangat cantik dan indah sekali" Tutur Orion teduh.

Orion pun sejenak menatap lekat Gauri, yang ia rasa paniknya sudah sedikit berkurang dari sebelumnya, "Lihat aku..." Lanjut Orion berkata. Gauri pun berlalu menatap lekat Orion, sorot matanya berbinar. Serangan panik benar-benar menyiksa dan membuat ketakutan tersendiri bagi pengidamnya. Jangan pernah meremehkan hal-hal yang mereka takutin, walau kalian menganggap hal-hal tersebut sepeleh.

UNREQUITED LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang