1. Strange People

1.1K 66 121
                                    

Ada apa ini? Gadis pemilik rambut panjang tergerai dengan indah bersusah payah untuk bisa sampai ke kontrakan barunya. Satu koper besar yang gadis itu bawa sungguh membuatnya kewalahan untuk menaiki sebuah tangga agar bisa sampai ke kontrakan tersebut. Tidak, gadis yang sering dicap manja oleh orang tuanya ini tidak pernah berekspektasi kalau kontrakan yang akan ia tempati ini begitu sulit untuk dilalui.

Jalanannya menanjak dan ada banyak anak tangga yang harus ia lalui agar sampai ke kontrakan itu.

Ia berhenti sejenak sekedar mengatur napas. Rasanya, kaki dan pinggangnya akan patah melihat perjalanan ke atas sana masih ada seperempat jalan lagi. Sebuah keluhan keluar dari mulut kecilnya, lama-lama keluhan itu terdengar semakin keras sebab ia tahu tidak ada satupun makhluk yang bisa mendengar keluhannya disini.

Hell, memangnya siapa yang mau menempati kediaman seperti ini? Lihat, letaknya saja sangat tidak strategis sekali. Bahkan ini lebih mirip dikatakan wahana wall climbing. Seorang atlet saja mungkin tak sudi jika terpaksa harus tinggal di wilayah ini. Bukannya mengapa, jalanan menuju kontrakan itu membuat kita terkesan menyiksa diri.

Shin Jiya, kalau saja tidak ada paksaan dari orang tua, tidak akan dia mau memilih tempat ini sebagai kediamannya. Semua itu sebab ia selalu dikatai manja dan hanya bisa menguras harta orang tua. Maka dari itu Jiya tak terima. Ingin melarikan diri dari rumah malah didukung dan disemangati, mengatakan bahwa Jiya harus belajar mandiri. Ayah dan Mamanya bilang, mereka akan membantu dan memantau dari jauh.

Kasihan, nasibnya malang sekali.

Gadis Shin itu terlihat sedang mengangkat rambutnya tinggi-tinggi, kemudian menguncirnya. Tak sanggup untuk melanjutkan dakian, ia memilih untuk istirahat sejenak. Mendudukkan diri di anak tangga yang terasa hangat karena terpapar sinar matahari langsung. Jiya menyeka bulir keringat di dahi, belum apa-apa rasanya sudah ingin pulang.

Oh, betapa menyedihkannya Jiya. Sekarang tidak hanya kaki yang ingin patah. Karena tenggorokannya mulai ikut terasa sakit dan kering, tangannya mulai meraba-raba sisi kanan ransel yang berada di belakang tubuhnya untuk menemukan sebuah botol berisi minuman.

Sedang seru-serunya menikmati minuman, tiba-tiba Jiya sangat dikejutkan oleh datangnya seseorang dari arah berlawanan. Saking terkejutnya ia hampir mengeluarkan air yang sudah sempat ia masukkan ke dalam mulut. Dalam jarak dekat baru bisa Jiya tangkap bahwa orang tersebut adalah pria muda. Mengenakan topi dan jaket kulit berwarna hitam, sepertinya sedang terburu-buru karena pria itu terlihat setengah berlari menuruni anak tangga sembari menerima panggilan lewat ponsel di tangannya.

Wah, ternyata ada orang selain Jiya disini. Dia mengira akan tinggal sendiri tanpa tetangga. Bagus, itu akan memudahkan Shin Jiya untuk bersosialisasi.

Akan tetapi, nasib baik memang tak selalu berpihak pada Jiya. Entah sengaja atau tidak, ketika melewati tepat di hadapan Jiya, kaki pemuda itu menyenggol koper besar miliknya. Sehingga mau tak mau koper itu jatuh dan tergelincir ke bawah. Jangan tanyakan lagi, Jiya sudah menjerit lalu menangis sejadi-jadinya. Bukan karena takut koper itu rusak, ia menangis karena lelah melalui tanjakan dan anak tangga sialan ini.

Ayolah, capeknya saja pun belum hilang. Mengapa harus memulai lagi dari nol.

"Permisi!" Berusaha memanggil pria yang menjatuhkan kopernya, sedikit berteriak karena pria tersebut sudah berada agak jauh dari tempatnya saat ini.

"Maaf, aku terburu-buru."

Lalu, kalian tahu apa? Rasanya Jiya ingin melempar kepala pria itu dengan sepatu boots miliknya. Jawaban pria itu menyebalkan, seperti pria yang tak memiliki rasa tanggung jawab. Sudah tidak bertanggung jawab, malah main pergi begitu saja. Pokoknya Jiya tidak ingin bertetangga dengan pria sombong itu.

Eyes on You  || Min Yoongi | SUDAH TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang