2. Be at peace

474 55 208
                                    

Dua hari setelah pertemuan sesama orang aneh kemarin, tidak ada tanda-tanda mereka akan berinteraksi lagi. Yoongi maupun Jiya, mereka sama-sama menghindar agar tidak berpapasan. Salah satu dari mereka akan mundur putar arah jika sudah mengetahui kehadiran salah satunya. Seperti pagi buta yang sejuk ini, biasanya Yoongi memiliki rutinitas menghirup udara pagi setiap akhir pekan saja. Namun, agaknya ia perlu mengurungkan niat begitu melihat perawakan tetangga barunya sedang menjemur pakaian di atas balkon.

Bisa saja Yoongi bersikap tidak peduli dan masa bodoh, lalu tetap melakukan rutinitasnya. Menganggap tidak ada orang selain dirinya di kawasan sini. Tetapi, dengan terpaksa dia harus menunda rutinitas akhir pekannya kali ini. Pasalnya, penampilan Jiya yang sedang menjemur pakaian sudah membuat Yoongi gerah. Nanti, bukannya menghirup udara segar, Yoongi takut dirinya malah mencuri-curi pandang ke arah gadis itu. Buktinya, sekarang saja dia malah memandangi gadis itu dari balik tirai jendela kamarnya, sudah seperti pria genit yang suka mengintipi para gadis di luar sana. Memang boleh segenit itu?

Sadarkan dirimu, Yoongi. Ayolah, ini masih pagi buta. Jangan berpikir yang iya-iya dulu terhadap anak gadis orang.

"Ekhem." Berdehem untuk menetralisir pikiran yang mampu membuatnya rancu hanya dalam sepersekian detik.

Yoongi mencoba mengalihkan pandangan dari Jiya yang hanya mengenakan hotpants dan tanktop pada tubuh moleknya. Mengusap wajah kasar dan menepuk-nepuk pipi sendiri malah membuat wajah Yoongi semakin terlihat merah.

Merah sekali, tapi bukan seperti kepiting rebus.

Merah seperti warna tanktop yang melekat pada tubuh Jiya. ADUH! Astaga! Tidak ya Tuhan, maafkan Yoongi. Maafkan kekhilafan Yoongi di pagi yang cerah ini, sepertinya memang dia sudah keracunan akan manisnya gadis itu. Heum, maksudnya ketularan keanehan gadis itu.

Harusnya Yoongi sadar diri. Dia bahkan jauh lebih aneh di mata Jiya.

Sudah lah, lebih baik menunggu sampai gadis bertanktop merah itu selesai dengan kegiatan menjemur pakaiannya. Apa perlu Yoongi bantu?

Lebih baik jangan gegabah, membantu gadis manis itu hanya akan membuat situasi semakin bahaya.

Beberapa menit kemudian, langkah Yoongi membawanya menuju balkon setelah ia rasa tidak ada lagi tanda-tanda bahwa gadis aneh itu ada disini. Baru bisa bernapas lega, rasanya udara pagi itu segar sekali. Beda dengan udara waktu lainnya, seperti siang, sore, ataupun malam. Saking sukanya, pria Min itu meraup oksigen sebanyak yang ia bisa.

"Selamat pa-"

"AKH!" Yoongi berjengit memegangi dada sebab ia terkejut bukan main mendengar suara ditambah kehadiran seseorang di balkon itu, tepatnya balkon tetangga.

Si gadis sudah seperti hantu, tiba-tiba muncul ketika Yoongi sedang ingin tenang-tenangnya. Mungkin Yoongi sendiri belum terbiasa dengan kehadiran Jiya. Harap dimaklumi, namanya juga sudah terlalu lama sendiri. Sudah terlalu asyik dengan dunianya sendiri.

"Mau apa? Mengganggu kesibukanku saja." Ketus Yoongi, sejujurnya agak sedikit malu karena sudah terkejut dengan tidak estetik.

Dilihatnya Jiya menunduk sejenak lalu tersenyum canggung.

Kalau boleh jujur, memang niat Jiya ingin bertemu Yoongi dan memperbaiki hubungan antar tetangga. Jiya sudah habis-habisan diceramahi oleh Mama kemarin karena sudah membuka jalan hubungan yang tidak baik dengan tetangganya. Mamanya bilang, Jiya harus bersosialisasi dengan baik serta beramah-tamah.

"Mau sarapan bersama?" Tawar Jiya pada pemuda Min.

Untungnya gadis itu sudah memakai hoodie, Yoongi jadi tak harus bersusah ria untuk menjaga pandangannya. Tidak apa-apa, gadis berkuncir kuda ini sudah bisa dipandangi dengan leluasa.

Eyes on You  || Min Yoongi | SUDAH TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang