9. About cigarettes

383 46 188
                                    

Warning
Rasaiin kalian kewalahan 🎉






"Jika aku masukkan jariku ke dalam mulutmu lagi, apa kau masih akan menangis Jiya?"

Kepala Jiya tertunduk mengingat hal itu. Manusia mana yang tidak akan menangis, apabila di pertemuan awal Yoongi sudah menjulurkan jempolnya ke mulut seorang gadis. Sejujurnya yang membuat Jiya lebih ketakutan itu karena ujung jempol Yoongi sudah hampir mengenai pangkal tenggorokannya, rasanya seperti tersedak sesuatu.

Jika ditanya sekarang soal itu, jawabannya sudah jelas berbeda. Apalagi situasi mereka saat ini sudah sangat intim. Jiya sudah berjanji pada diri sendiri akan berubah menjadi lebih dewasa. Tenang saja. Ada Yoongi yang menuntun, katanya.

Tanpa perlu menjawab apapun lagi, Jiya membawa jari-jari panjang Yoongi untuk memasuki mulutnya. Menjilati satu persatu ruas tersebut dengan gerakan sensual. Tatapan matanya sayu seakan begitu mendamba Yoongi, sembari memasukkan tiga jari sekaligus ke dalam mulutnya yang hangat.

"Oh, Jiya. Hangat sekali, sama seperti rahimmu yang hangat." Yoongi melirih, kembali ia membelai ringan kejantanannya sendiri. Padahal sebelumnya sudah dibantu tangan mungil Jiya untuk menidurkan benda tumpul itu.

Lagi, Yoongi meneguk saliva dengan serampangan. Jakunnya bergerak naik turun kala merasakan telunjuk gadisnya bermain di ujung kejantanannya. Hanya menggesek ujungnya saja tanpa ada niatan menggenggam material tidak bertulang tersebut, membuat Yoongi gemas tidak tahan untuk tak berbuat lebih jauh.

Pria Min langsung berdiri, menekan masuk kejantanan miliknya ke dalam mulut sang gadis. Tentu saja Jiya terkejut atas perlakuan itu, ini berbeda dengan jemari Yoongi. Ukurannya sepuluh kali lipat sangat berbeda. Mulutnya terasa penuh dan sesak, dia hanya bisa diam membiarkan tanpa ada pergerakan apapun.

"Hisap, cepat."

Jiya meremat kuat pinggul telanjang Yoongi. Bagaimana mau menghisap benda besar ini kalau Yoongi sendiri malah semakin gencar menekan benda tersebut hingga ke pangkal tenggorokannya. Tolong, ujung batang itu sudah hampir tertelan oleh Jiya. Rasanya ia sudah ingin muntah saking sesaknya, rasanya juga.. Aneh.

"Hah.. Hah.." Manik mata cokelat Jiya berkaca-kaca, sedikit bisa bernafas lega ketika Yoongi menarik pusat tubuhnya.

Melihat pemandangan itu Yoongi langsung mengecup kelopak mata Jiya, berusaha menenangkan gadisnya yang tampak kewalahan. Tidak mau membuat Jiya takut, namun sendirinya sudah banyak sekali menakuti gadis itu. Tapi sungguhan, Yoongi jadi semakin cinta, cinta, dan cinta pada Shin Jiya.

"Hisap milikku ya sayang, nanti gantian aku yang akan menyesap milikmu." Bisik Yoongi pada rungu mungil si cantik.

"Tidak usah kak. Setelah Jiya lakukan itu, kita istirahat saja. Jiya tidak mau melanjutkan."

"Harus mau, sayang." Ini juga termasuk resiko jika sudah memiliki hubungan dengan Yoongi.

Kalau sudah kepalang ingin, tidak bisa dibantah. Maka dari itu, sejujurnya ia marah sekali kalau sedang dalam mode menahan nafsu malah dipancing-pancing.

Milik Yoongi kembali masuk ke dalam mulut kekasihnya, Yoongi bisa gila. Rasa hangat menjalar sampai ke ubun-ubun, tidak terhingga lagi rasanya. Sudah lama sekali dia tidak merasakan surga seperti ini. Menakjubkan sekali, Jiya memiliki rasa sangat berbeda dari yang sebelumnya.

"Ah.. Ugh, telan lebih dalam Jiya."

Sementara Jiya sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Tubuhnya lemas tak berdaya. Pinggul Yoongi sudah dia pukul-pukul lemah minta disudahi, benar-benar Jiya tidak suka bercinta kali ini.

Cairan cinta menyembur pun sudah tidak sanggup lagi ia telan. Jiya membiarkan cairan itu keluar begitu saja dari sudut-sudut mulutnya. Wajah manis gadis itu total memerah karena tenggorokannya terasa sesak dan lengket.

Eyes on You  || Min Yoongi | SUDAH TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang