Bacanya pelan-pelan aja ya.
Aku buat agak panjangan karena mau liburan, itupun kalau jadi.
Warning sedikit.
****
Rasa pegal menjalar dari pergelangan tangan hingga ke pergelangan kaki, bagian punggung juga sama kebasnya karena tidak dapat bergerak sama sekali. Tercekat, Jiya panik setengah mati karena mendapati kedua tangan dan kaki terikat pada sudut-sudut kaki ranjang, dengan posisi hanya memakai dalaman saja untuk melindungi daerah privasi. Belum bisa cepat sadar sepenuhnya, efek dari Jiya yang terlalu lama tertidur. Jiya mengira ini adalah mimpi sebelum ia benar-benar merasakan kebas dan pegal pada bagian tubuh tertentu.
Matanya meliar mencari-cari keberadaan Yoongi, siap untuk memaki-maki dengan tajam. Enak saja Jiya disiksa begini, pasti Yoongi melakukan semua ini ketika Jiya tidak sadarkan diri. Ahk! Harusnya Jiya tak usah menurut dengan pria liar itu. Siapa yang tidak emosi? Seenak jidatnya main hakim sendiri.
"Kak!" Lengkingan Jiya mampu memunculkan si pria dari balik pintu kamar, cukup sekali panggil sudah datang.
"Halo, cantik. Mengapa sudah terbangun? Ini masih malam. Dilanjutkan lagi ya tidurnya."
"YOONGI! Jangan main-main ya. Aku tak suka." Jiya kembali berteriak histeris kala ia mendapati pria curut itu memundurkan langkah hendak menutup pintu.
"Galak sekali gadis ini. Mengapa juga harus dirimu yang lebih galak dari pada aku?"
Tidak jadi keluar kamar, tungkai kokoh pria itu membawa agar lebih dekat pada sang pujaan hati. Bukannya merasa bersalah ia malah menebar senyuman manis, dia kira Jiya bisa menurunkan emosi hanya dengan senyuman itu? Walau nyatanya bisa, tapi tidak dulu untuk sekarang. Yoongi minta ditebas anunya.
Banyak sekali tingkah pria ini. Harusnya sat set sat set melepaskan ikatan sialan ini. Bukannya malah memandangi Jiya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Lagipula mengapa harus diikat-ikat begini? Tolong ya, ini lumayan menyakitkan kalau pria itu mau tahu. Sudah kebas dan hampir mati rasa.
"Cepat buka. Jangan dilihat terus, kak."
"Mau dibuka?"
"Kak Yoongi kira aku senang diikat begini? Aku bukan sayur-sayuran yang dijual di pasar!"
Yoongi tertawa gemas, sanggupnya Jiya menyamakan diri dengan sayuran. Memangnya sayur diikat ya? Astaga, tidak tahu lah. Kalau memang ikatan pada tubuh Jiya akan dilepas, tentu saja harus ada syarat dan ketentuan, dan itu semua berlaku.
"Kalau begitu harus menurut padaku, kembali padaku, dan jangan terlalu akrab dengan Namjoon."
"Kak Yoongi, tolong jangan begini. Tolong yang normal-normal saja."
Keduanya saling menatap mata satu sama lain, terlebih Yoongi. Gadis ini selalu bisa membuat perasaannya acak, kadang membawa kebahagiaan, kadang berbunga-bunga, kadang pula senang membuat hati Yoongi kalut seperti benang kusut. Masih tidak percaya, di usia ini masih bisa merasakan apa yang namanya jatuh cinta. Hal yang sudah lama ia hindari.
Perlahan namun pasti Yoongi menautkan bibir tipisnya ke bibir sang gadis. Menempelkan tanpa ada pergerakan apapun selama lima detik lalu ia melumat dengan khidmat. Bibir Jiya saja sudah mampu membuatnya mabuk kepayang. Tidak bisa, ini terlalu membuatnya ketagihan. Kalau begini caranya Yoongi tidak akan pernah ikhlas jika diputuskan, kejam sekali macan betina.
Kedua belah bibir Yoongi melumat-lumat kecil, membuat tarikan pada bibir bawah gadis Shin. Hingga bibir bawah Jiya agak sedikit memanjang karena tarikan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eyes on You || Min Yoongi | SUDAH TERBIT
FanfictionEyes on You versi cetak masih bisa dipesan melalui shopee lilacs creative, atau klik link yang ada di bio IG BaperNugraha 😍 Sosok seperti apa keduanya? Salah satu dari mereka ingin tahu, tapi diam adalah opsi yang baik untuk saat ini. "Mungkin mel...