6. In an Open Relationship

381 52 88
                                    

Sedikit warning. Harap bijak.




Dari ekor mata bisa Yoongi tangkap perawakan Jiya yang berjalan lurus ke arahnya. Tetap berpura-pura tidak mengetahui, untung sekali saat ini ada seseorang yang bisa diajak sebagai pengalihan. Jadi tidak perlu repot untuk bertegur sapa dahulu pada gadis manis itu. Yoongi masih belum ingin, hatinya belum siap jika harus dihadapkan lagi dengan Jiya. Meski nantinya mereka tetap akan berpapasan, ya setidaknya untuk saat ini tidak dulu. Yoongi malu.

Huft, sangat tidak profesional sekali ya Min Yoongi ini.

Sebaliknya Yoongi dari lorong, ia kembali naik menuju kediaman seorang diri. Ternyata Jiya belum masuk, masih menunggu Yoongi pulang. Katanya, ada yang ingin dibicarakan.

"Tadi itu siapa?"

Bahkan Yoongi belum menyelesaikan langkahnya, Jiya sudah asal masuk ke point penting menurutnya.

"Bukan siapa-siapa." Jawab Yoongi tanpa melalukan kontak mata pada si manis Jiya.

Ah, sialan sekali. Dari penampilan saja Yoongi sudah tampan setengah mati, berani sekali bilang kalau seorang yang sedang bersamanya tadi bukanlah siapa-siapa. Minimal pasti teman kencan. Terlebih baru keluar dari dalam kontrakan itu, mereka sedang apa di dalam? Pikiran buruk Jiya sudah terbang kemana-mana. Ia menelisik penampilan Yoongi dari atas hingga ke bawah, dari bawah hingga ke atas. Astaga, tampan juga makhluk ini, batinnya.

"Calon istri kakak ya?"

Yoongi hampir memuntahkan tawa keras kalau saja ia tak menahan, apa Jiya sedang cemburu?

Ah tidak! Jangan berharap apa-apa.

Tapi maaf saja, yang sedang bersama Yoongi tadi memang benar calon istri. Calon istri orang, bukan calon istri Yoongi. Kesini hanya akan mengantar kartu undangan pernikahan. Kebetulan Yoongi juga baru pulang dari rumah orangtuanya untuk mengambil sesuatu.

"Sudah lah, bukan urusanmu." Yoongi melenggang begitu saja dan masuk ke kediamannya.

Pintu yang dia pikir bakal tertutup dengan sendirinya, nyatanya sedang ditahan oleh Jiya.

"Bukan urusanku? Setelah kita berciuman semalam, kakak bilang bukan urusanku?"

Langkah Yoongi terhenti mendengar kalimat yang keluar dari bibir gadis itu, "Jiya.." Panggilnya sehalus mungkin.

"Potong saja lah titit kakak!"

'Tunggu. Jiya sedang marah ya? Apa itu titit? Apa maksudnya adalah alat kelaminku? Bukan titit namanya kalau Jiya mau tahu.'

Seketika Yoongi melihat ke bawah dimana pusat tubuhnya berada. Heran, sudah gagah begini malah dinamakan titit oleh Jiya. Tidak suka ya Yoongi. Seperti tidak ada nama lain yang lebih estetik saja.

"Ji, jangan marah begitu. Coba sini masuk dulu, bicarakan baik-baik dengan kakak di dalam." Bujuk Yoongi, ia mendekati Jiya perlahan lalu memegang lembut lengan gadis itu.

"Tidak mau. Kak Yoongi bilang bukan urusanku."

"Heum, begini saja. Hari minggu kau sibuk? Bisa temani aku?" Yoongi menggaruk pelipisnya yang tak gatal, seperti sedang memikirkan cara.


"Tidak sibuk. Mau ditemani kemana?"

"Temani aku ke acara pernikahan temanku tadi, kau mau? Dia mengundangku."

"Oh."

Senyum Yoongi mengembang manis melihat keterdiaman Jiya. "Bagaimana? Sudah mengerti kan?"

Eyes on You  || Min Yoongi | SUDAH TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang