8. What's wrong with cigarettes?

381 46 166
                                    

Warning, babe






Malam belum terlalu larut. Meski begitu tetap saja membuat gadis di bawah selimut tebal ini merasa dingin teramat. Ia terjaga sejenak, membuka mata untuk memastikan pintu balkon sudah tertutup dengan benar. Yang didapatkannya malah berbanding terbalik dari perkiraan, pintu balkon terbuka setengah. Itu lah yang mengakibatkan suhu ruangan jadi lebih dingin kendati sudah ada mesin penghangat di dalamnya. Ditambah dinginnya sebab sisa-sisa hujan sebelum waktu ini.

Tangan Jiya meraba tepat di samping ia tertidur, tak menemukan siapapun disana. Mungkin Yoongi sudah kembali ke kediamannya.

Ah, cepat sekali pria itu pulang. Dengan terpaksa Jiya bangkit dari ranjangnya, niat hati ingin menutup pintu balkon agar bisa mengurangi hawa dingin. Jiya memungut kaus Yoongi yang sempat ia pakai, lalu ia kenakan kembali.

Ketika kaus itu melewati kepalanya, Jiya malah menangkap sesuatu di balkon. Ternyata Yoongi belum pulang, pria itu berdiri sendiri disana tanpa mengenakan pakaian. Hanya boxer pendek yang melindungi bagian privasi. Sepertinya sedang merokok, Jiya dapat menyimpulkan itu karena kedua matanya melihat dengan jelas kepulan asal di sekitar prianya.

Jiya melangkah keluar, ingin mengikuti dimana pria itu berdiri.

Yoongi berbalik arah sebelum Jiya benar-benar sampai di dekatnya. Sontak tangannya mengibas-ngibaskan kepulan asap tersebut, sengaja ia jatuhkan rokok itu ke bawah lalu mematikan api rokok tersebut menggunakan telapak kaki telanjangnya.

"Kenapa keluar, sayang? Banyak asap disini."

Bukan Jiya namanya kalau tak keras kepala. Tentu gadis bermarga Shin itu tetap dengan pendiriannya, melangkah mendekat meski masih ada sisa-sisa asap yang mengelilingi si pujaan hati.

Pelukan hangat langsung Jiya berikan untuk Yoongi. Heran sekali, meskipun di luar hawanya begitu dingin, tubuh Yoongi tetap hangat saat bersentuhan dengan kulit Jiya.

Pria itu melayangkan kecupan berkali-kali pada pelipis, tangannya turun meremas bokong Jiya yang hanya terlapisi celana dalam. Ia tersenyum jahil kala melihat gadisnya menautkan alis, tidak tahan akan remasan itu.

"Disini dingin, Ji. Pakai celana sana."

"Kakak juga tidak pakai. Tidak memakai baju pula."

"Jangan terlalu mengkhawatirkanku, aku ini pria."

"Mengapa begitu?"

"Karena, kau lah yang seharusnya patut aku khawatirkan." Yoongi menarik kecil hidung Jiya.

Seperti omongan para buaya. Mari kita doakan Yoongi bukanlah tipe pria seperti itu. Ya, berharap saja banyak-banyak.

Mendengar hal itu tentu membuat sudut-sudut bibir Jiya tertarik, tubuh Yoongi semakin ia peluk kuat. Sampai tak sengaja perut bawah Jiya bersentuhan dengan pusat tubuh Yoongi yang mengeras.

Telapak tangan Yoongi tidak lagi memberi remasan pada bokong Jiya, remasan itu kini sudah berganti dengan usapan ringan. Mengitari area bokong Jiya naik sampai ke pinggul, bulu-bulu di sekujur tubuh Shin naik merasakan sentuhan itu. Jiya kembali teringat sewaktu Yoongi menyentuh kewanitaannya dengan mulut nakalnya. Astaga, tidak tahan Jiya untuk tak menggoda kepemilikan Yoongi di bawah sana. Menyenggol kecil-kecil milik Yoongi menggunakan perut bawahnya.

"Dia mengeras lagi kak." Jiya menunduk melihat bagian pusat tubuh Yoongi yang mengeras.

"I-itu karena cuacanya dingin sekali. Ayo kita masuk ke dalam dan beristirahat."

Lengan Jiya ditarik perlahan, tapi masih bisa Jiya mengerti bahwa Yoongi sedang kewalahan meredam nafsu. "Kakak yakin?"

"Ya, mudah-mudahan."

Eyes on You  || Min Yoongi | SUDAH TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang