Fifty One - 51

507 23 0
                                    

Nagata segera turun dari taxi online dan segera masuk ke dalam hotel yang dirinya tau. Dirinya segera memesan kamar, walaupun sulit sekali karena dirinya masih di bawah umur. Tetapi akhirnya diijinkan oleh pihak hotel, karena Nagata pada akhirnya meminta tolong Winata.

Asisten pribadi Winata lah yaitu Om Joy yang membantu Nagata untuk masuk ke dalam kamar, tanpa sepengetahuan Angkasa.

Nagata segera masuk ke dalam kamar itu dan tepat setelah pintu tertutup Nagata menangis dengan sangat keras.

Dirinya sangat mencintai Angkasa saat ini. Entah apa yang terjadi dengan hatinya, tapi hanya Angkasa yang dirinya cinta sampai saat ini. Kenapa sulit bagi Angkasa untuk cinta dengan dirinya.

Nagata segera tiduran dan sedikit meringkuk dengan menangis, dirinya berharap ada Angkasa yang menenangkannya.

Handphone yang sedari tadi terdapat spam dari Angkasa dan Allan, sama sekali tak di gubris Nagata. Bahkan Nagata mematikan ponselnya itu, agar dapat tertidur nyenyak.

Setelah dirinya menangis semalaman, Nagata tertidur dengan nyenyak. Namun dirinya merasakan tangan yang melingkar dibagian perutnya saat subuh mulai tiba. Saat dirinya menyentuhnya, dirinya bisa mengenali tangan siapa yang melingkar itu.

Nagata menoleh dan melihat Angkasa yang sudah tertidur. Lalu, Nagata segera melepas pelukan Angkasa perlahan.

"jangan gerak." Ucap Angkasa membuka matanya menatap Nagata yang masih membelakangi dirinya

Nagata hanya terdiam dengan kepala yang sangat berat, dan melepas tangannya perlahan dari tangan Angkasa.

"Maaf ninggalin kamu di tempat itu." Ucap Angkasa kembali

Nagata masih hanya terdiam, dirinya saat ini masih mabuk dengan kepala yang sangat berat.

Angkasa membalikann tubuh Nagata perlahan, sedangkan Nagata langsung memejamkan matanya.

"'Maaf ya sayang.." Ucap Angkasa

Nagata masih terdiam, saat ini dirinya malas sekali merespon Angkasa karena tubuhnya saja sudah sangat berat dan dirinya masih mabuk.

"Ana, aku minta maaf. Jangan diem ya?" Mohon Angkasa

Nagata masih terdiam.

"Maaf ya.." Ucap Angkasa kembali mengelus rambut Nagata

Nagata menjauh sedikit "Jangan ganggu."

Angkasa menghela nafas terdiam menatap Nagata.

"Kenapa kamu tau aku disini??" ucap Nagata pelan

Angkasa menatap Nagata "Aku pasti tau dimanapun kamu berada."

Nagata masih terdiam, namun air matanya tiba - tiba keluar.

Angkasa mengelap air mata Nagata "Maaf ya.."

Nagata masih terdiam dan tidak merespon Angaksa sama sekali.

Angkasa memeluk Nagata dan mengusap punggungnya perlahan.

"Kepala ku pusing sa, sakit.." lirih Nagata

Angkasa memeriksa dahi Nagata "Kamu demam. Tunggu sini. Biar aku panggil dokter"

"Gak mau. Biarin aku tidur. Kamu diem aja." Ucap Nagata memeluk erat Angkasa

"Jangan buat aku marah lagi." Ucap Angkasa tak suka dengan sikap Nagata

Nagata tambah memeluk erat Angkasa "Jangan pergi lagi sa, disini sama aku. Temeni aku. Hmm? Jangan pergi lagi ya? Aku gak mau kamu tinggalin aku lagi.."

Angkasa menghela nafas, lalu mencium kepala Nagata singkat "Aku gak akan pergi."

"Bohong sa, kamu pergi tadi. Kamu tinggalin aku di pinggir jalan. Kamu tinggalin aku lagi Angkasa.." Cicit Nagata pelan

In Love - Story of AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang