Seventy Two - 72

520 17 0
                                    

Ini sudah 3 hari Bayi itu hanya di gendong oleh Angkasa, tanpa Nagata.

Saat ini pun Angkasa benar - benar terpuruk, karena Nagata tidak menunjukkan tanda - tanda kesadaran setelah dirinya melahirkan.

Kondisinya masih sama, stabil namun Nagata tidak terbangun dari tidurnya. Setiap Angkasa selesai dengan bayinya, dirinya hanya terdiam di samping Nagata dengan menggenggam tangan Nagata.

Bahkan di saat dirinya benar - benar tidak tahan melihat Nagata, akhirnya dirinya berujung pada merokok di taman rumah sakit dan hanya memandangi taman dengan tatapan kosong. Berulang kali Allan memperingati Angkasa, agar tidak melakukan itu. Namun, Angkasa akan tetap bebal, dirinya akan tetap melakukan itu kecuali Allan memberitahu bahwa bayi perempuan itu akan datang ke kamar Nagata untuk menghampirinya.

"Makan. Mami lo titip makanan ini ke gue" Ucap Allan memberikan makanan yang Lorena masak, karena saat ini Lorena tidak bisa ke rumah sakit karena harus menemani Winata untuk perjalanan bisnis.

Sedangkan Dikara akan dititipkan oleh Opa Hans dan Oma Ria seperti biasa, di saat Winata harus perjalanan bisnis dan meminta Lorena ikut menemani perjalanan bisnis tersebut.

Angkasa yang melihat itu lalu mengabaikannya, dirinya kembali di kegiatannya yaitu hanya memandangi Nagata sambil mencium punggung tangan Nagata perlahan dan mengelusnya, dirinya benar - benar berharap Nagata akan segera bangun dari tidur panjangnya.

"Makan. Kalau lo sakit siapa yang jaga Nagata?" Ucap Allan yang mempersiapkan makanan untuk Angkasa

Angkasa yang mendengar omelan Allan hanya menghela nafas "Lo gak ada kerjaan disini, mending lo pulang."

"Makan. Gue harus liat lo makan, setelah itu gue pulang." Jawab Allan

Angkasa berdecak kesal, lalu dirinya memgambil makanan itu, dan memakannya dengan tenang.

Allan hanya menghela nafas melihat sikap Angkasa yang seperti ini, sikapnya benar - benar dingin dan jauh lebih diam daripada sebelumnya.

Cukup lama mereka berdiaman, akhirnya Allan berbicara untuk memecah keheningan diantara mereka.

"Lo gak capek diem terus? Nagata baik - baik aja sa. Dokter juga rajin check keadaan Nagata dan keadaannya baik." Ucap Allan

Angkasa menghela nafas "kalau keadaannya baik, Nagata udah bangun sekarang." Jawab Angkasa dingin

"Nagata cuma butuh waktu untuk istirahat. Gue yakin Nagata akan bangun." Ucap Allan kembali mencoba menenangkan Angkasa

Angkasa menyelesaikan makanannya tersebut, walau tidak pernah menghabiskannya "kalau gak ada keperluan lagi, lo pulang."

"Anak Laskar hari ini bakal kesini mau jenguk anak lo." Ucap Allan

"Gak perlu." Jawab Angkasa dingin,

Allan yang mendengar itu hanya menghela nafas berat, lalu dirinya pulang untuk beristirahat, karena nanti malam dirinya akan berjaga kembali dengan Angkasa di rumah sakit.

Angkasa hanya menatap Nagata yang masih tertidur dengan damai "sampai kapan kamu mau tidur gini? Anak kita udah lahir. Dia butuh kamu." Cicit Angkasa pelan.

Dirinya benar - benar hampa semenjak Nagata tidak sadarkan diri, bahkan untuk menyalurkan kerinduannya dirinya hanya menatap bayi kecil itu, karena bayi perempuan itu benar - benar mirip dengan Nagata, kulitnya yang masih merah dengan wajah yang persis dengan Nagata mata bulat cantik, dengan hidung kecil mancung, dan juga bibir yang mungil.

xxx

Kini malam sudah tiba, Angkasa masih tertidur nyenyak dengan kepala berada di pinggir ranjang Nagata dan tangan yang terus menggenggam tangan Nagata.

In Love - Story of AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang