Part 39

2.1K 150 3
                                    

Detik,menit,dan jam terus berjalan begitu cepat hingga tak terasa matahari yang tenggelam berganti dengan indahnya rembulan. Terlihat seorang gadis yang sedang terduduk bersandar disebuah bangku panjang

"Akhhhh aduh aku dimana?" ucap gadis itu sedang memegang kepalanya yang terasa sedikit pusing berusaha mengingat kejadian yang baru saja terjadi pada dirinya

"Kok gelap gini"

"Hp aku dimana? kok gak ada" ucapnya sambil merogoh saku celananya yang dimana sebelumnya ia ingat menaruh ponselnya disana

Tak menemukan ponselnya, ia pun memberanikan diri untuk bangun dari duduknya berjalan perlahan, meraba sekitarnya berusaha mengetahui sebenarnya ada dimana kah dirinya ini

Berjalan beberapa langkah sampai akhirnya ia merasakan ada sesuatu yang menyentuh bahunya dari belakang, seketika membuatnya diam terpaku. Rasa takut yang kini ia rasakan membuatnya memejamkan matanya berkata dalam hati agar Tuhan melindunginya dari hal yang membahayakan

"Sha"

Mendengar suara itu memanggil namanya, Marsha pun langsung membuka matanya, masih gelap yang ia lihat ketika membuka matanya namun persekian detik semua lampu menyala dengan sangat terang. Transisi dari gelap ke terang membuat Marsha menyipitkan matanya, perlahan kini ia bisa melihat sekelilingnya dengan jelas sebuah halaman rumah yang tak begitu luas di hiasi oleh dekorasi yang indah menurutnya

Namun semua ini membuat isi kepalanya penuh dengan beragam pertanyaan seperti, kenapa ia bisa berada disini? Rumah siapakah ini? Siapa yang membawanya kesini? Dan apa tujuannya mereka membawanya kesini?. Semua itu berputar dalam pikirannya

Tepukan pada bahunya menyadarkannya bahwa dari tadi ada telapak tangan yang masih setia berada dibahu nya, ia pun langsung memutar badannya untuk melihat siapakah pemilik telapak tangan itu

"Re-v-v-va-n" ucap nya dengan nada yang bergetar

Revan pun langsung membawa Marsha kedalam pelukannya

"Kenapa? takut ya? gak usah takut ya, ada aku disini" ucap Revan mengelus punggung Marsha dengan lembut

Marsha hanya menangis didalam dekapan Revan

"Masih lama gak nih nangisnya? kalo masih, sambil duduk aja, aku pegel cha"

Marsha menggelengkan kepalanya di dalam dekapan Revan, memeluknya semakin erat

"Aku takut Rev, ada orang jahat yang mau culik aku"

"Ngga ada cha, sekarang cuma ada aku yang akan selalu ngelindungin kamu" ucap Revan yang masih berusaha memberikan ketenangan pada Marsha lewat pelukannya

"Aku takut gelap Rev"

Revan hanya tersenyum, mengingat bahwa Adel juga takut akan gelap membuatnya lagi lagi merasakan de javu

"Udah ya gak usah nangis lagi" ucap Revan melepaskan pelukannya lalu menghapus sisa-sisa air mata Marsha yang membasahi pipinya

Revan pun menuntun Marsha untuk duduk di kursi panjang yang berada disana, dengan posisi yang menyerong membuat mereka saling berhadapan

"Kamu kok bisa disini?" tanya Marsha

"Kan aku udah janji sama kamu kalo hari ini aku mau bikin kenangan bahagia yang lebih banyak sama kamu"

Apakah Salah? (DelSha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang