Part 17 | Lepas

71 15 1
                                    

===== WARNING!!! =====

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

===== WARNING!!! =====

⛔ DILARANG KERAS MENJIPLAK CERITA INI UNTUK DIPUBLIKASIKAN ULANG DI TIKTOK, INSTAGRAM, YOUTUBE, ATAU PLATFORM LAINNYA! ⛔

==================================


Setelah hari itu, hari di mana Yugi melakukan hal buruk pada Mala, ia benar-benar tidak lagi melihatnya. Ia tidak bisa menemukan keberadaan Mala. Wanita itu tidak pernah mengikuti meeting yang diadakan antar perusahaan. Kontak yang dimilikinya pun tidak bisa lagi dihubungi oleh Yugi.

Pekerjaan Yugi juga mulai berantakan karena memikirkan rasa bersalahnya pada Mala. Selain itu, ia juga terus berpikir bagaimana jika Aisha tahu tentang apa yang dilakukannya pada Mala.

Sampai tiga bulan kemudian, Mala datang menemui Yugi ke kantor. Benarkah semua ini? Mala mengandung anakku? Benih yang tanpa sengaja aku tanamkan ke orang lain yang bukan istriku? Aku harus apa sekarang? batin Yugi bingung.

Satu sisi, Yugi merasa bahagia dengan kenyataan bahwa anak yang dikandung Mala adalah anaknya, tapi di sisi lain, wanita yang mengandung itu bukanlah istrinya, Aisha.

Kenapa harus orang lain yang memberikan aku anak? Kenapa bukan Ais? Padahal aku sangat mengharapkan anak dari Ais. batin Yugi lirih.

Ada ego dalam diri Yugi yang tidak bisa dikendalikan. Keinginannya untuk memiliki anak sangatlah besar. Saat semesta sudah mengabulkan keinginanku, apakah aku harus menolaknya? Anak itu nggak bersalah. Kehadirannya nggak seharusnya dianggap sebuah musibah, tetapi anugerah, kan? pikirnya lagi dalam hati.

Yugi dan Mala kembali bertemu keesokan harinya. Yugi mengajak Mala untuk keluar kantor bersama. Ia memilih sebuah restoran mewah yang jaraknya tidak jauh dari kantor.

"Jadi, bagaimana? Kamu udah mutusin? Aku harap keputusanmu cukup bijak, Yugi!" tegas Mala dengan tangan yang melipat di depan dada. Matanya begitu tajam menatap Yugi.

Yugi mengangguk. "Aku akan bertanggung jawab. Aku akan menikahimu."

"Bagus! Berarti kamu masih punya otak untuk berpikir jernih!" jawab Mala sarkas.

"Mala, bisa hentikan sikap dinginmu itu?" pinta Yugi.

Mala tersenyum remeh. "Kamu berharap apa? Aku bisa berbaik hati seperti sebelumnya setelah apa yang kamu lakukan padaku ini? Aku membencimu, Yugi! Hanya itu yang harus kamu ingat dariku!"

"Aku udah minta maaf, Mala. Aku juga udah bersedia bertanggung jawab sama kamu. Kenapa kamu nggak bisa memaafkan aku?"

Mala menggeleng pelan. "Apa kamu pikir maaf bisa menghapuskan dosamu? Maaf aja bisa mengembalikan semua keadaan seperti semula? Nggak, kan? Kamu tahu penderitaanku berbulan-bulan kemarin? Setiap hari aku berusaha melupakan kejadian malam itu! Malam paling buruk yang pernah terjadi di hidupku! Aku nggak bisa tidur dengan nyenyak! Setiap mataku terpejam, yang aku lihat hanya senyum kebahagiaanmu yang membuatku jijik saat kamu berhasil menembusku!" ia menunduk berusaha menguatkan dirinya. "Rasa sakitnya masih teringat dengan jelas, Yugi! Aku nggak bisa melupakan semua itu dengan mudah!" ia kembali mengangkat wajahnya dan menatap Yugi dengan tajam.

Yugi terdiam di tempatnya.

"Anak sialan ini sudah berulang kali aku sakiti! Aku coba lakukan berbagai cara untuk menghilangkannya, bahkan sampai aku yang hampir kehilangan nyawaku sendiri, tapi ternyata anak sialan ini bertahan! Nggak cukup hanya kamu yang membuatku menderita, ternyata benih sialanmu ini juga ingin membuatku menderita!" tangan Mala mengepal kuat.

"Berhenti mengatakan kalau dia anak sialan, Mala. Anak itu anugerah, bukan sebuah kesialan."

Mala menyeringai. "Anugerah? Anugerah buat kamu, tapi bukan buat aku! Puas kamu sekarang, kan? Kamu udah menghancurkan seorang wanita demi mendapatkan keinginan kamu? Anak? Seharusnya anak ini tumbuh di rahim kekasihmu, bukan rahimku!"

Yugi terbelalak mendengarnya. "Dari mana kamu tahu?"

"Dari mana aku tahu?" Mala tertawa pelan. "Saat kamu melakukannya padaku, kamu terus meracau! Kamu terus-terusan bilang kalau kamu harus berhasil kali ini! Kamu nggak mau gagal lagi! Kamu menicintainya, nggak mau kehilangan dia! Kamu juga bilang dia menyuruhmu mencari wanita lain! Sekarang kamu benar-benar mendapatkannya! Anak di dalam rahimku ini anakmu!"

"Mala ... A-aku—"

"Nggak butuh! Aku nggak butuh penjelasan apapun dari kamu lagi! Aku memintamu menikahiku bukan karena aku mencintaimu, Yugi! Aku membencimu! Sekali lagi, aku membencimu! Aku juga tahu pasti bahwa nggak mungkin kamu mencintaiku!" ujar Mala yang membuat Yugi menatapnya. "Aku memerlukan kamu bertanggung jawab atas anak ini supaya keluarga besarku nggak malu! Aku nggak mau dicap sebagai perempuan nggak bener dengan hamil tanpa suami! Padahal semua keburukan ini terjadi karena kamu, bukan karena aku! Anak ini ... dia bukan anak yang aku inginkan! Kamu dengar? Aku hanya ingin melahirkan anak ini, setelahnya aku nggak peduli! Jadi, jangan berharap kalau aku akan bersikap manis padamu atau anak ini!" tegasnya.

Yugi mengangguk. "Aku mengerti semua ucapanmu, Mala. Berulang kali aku hanya bisa mengucapkan maaf padamu."

"Berulang kali juga aku nggak akan pernah memaafkanmu!" jawab Mala.

Yugi menarik napas pelan. "Anggaplah pernikahan ini sebuah perjanjian, Mala. Apa boleh aku mengajukan syarat ke kamu?"

"Syarat apa?"

🌼🌼🌼

Annyeong.

Untuk keperluan penerbitan, maka part ini tidak akan dipublikasikan secara lengkap, ya. Jika ingin membaca part ini tanpa membeli bukunya, kalian bisa membacanya di karyakarsa dengan berbayar per part.

Bisa search dan follow akun minsenja di karyakarsa ya.

Nggak diwajibkan kok :)

Ada beberapa part yang ditaro di karyakarsa. Sisanya akan tetap ada di sini.

Terima kasih sudah baca cerita ini. Jangan lupa komentar dan vote, ya.

Love, Cha ❤️

Behind The Secret | MYG ✅️(SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang