2

12.7K 1K 22
                                    

Aska menjatuhkan tubuhnya di sofa ruang tengah. Rasa lelah tak bisa dia deskripsikan, sedari kemarin dia lembur karena pasien yang membeludak dan baru hari ini dia bisa beristirahat dengan tenang. Tapi sepertinya dewi fortuna tidak berpihak padanya, putra angkat kakaknya tiba tiba saja datang dan bergelayut manja di lengan kekarnya.

"Paman, paman baru pulang? Paman udah makan belum? Mau makan bareng Nino? Paman tau ga, tadi di sekolah, Nino dapet nilai 80 ulangan sastra loh, Nino hebat kan? "

Aska tidak menanggapinya sama sekali. Apa Kevino tidak melihat kalau dia sedang lelah dan tidak ingin diganggu? Ah, Aska lupa, anak seperti Kevino tidak akan mengerti apa yang dia katakan. Berbeda dengan Kylie yang akan diam dan memberi ruang bahkan sebelum dia membuka suara.

Aska bangkit, pergi meninggalkan Kevino yang terlihat kesal karena diabaikan. Dari semua keluarga Gatravic, hanya Aska lah yang tak bisa Kevino luluhkan. Bahkan dengan bertingkah lucu dan polos pun, yang dia dapatkan adalah komentar "ku pikir Kylie jauh lebih manis dari dirimu bocah. " atau "kau jauh lebih bodoh dari Kylie yang bahkan dua tahun dibawahmu. "

Kevino tak menyerah, dia membuntuti Aska sambil bertingkah riang dan tanpa aba aba dia langsung memeluk lengan kekar Aska yang tentu membuat Aska sedikit terkejut.

"Paman, besok kan jadwalnya Nino cek up, paman mau kan anterin Nino? " tanyanya penuh harap.

Aska hanya melirik sekilas lalu dia melepaskan tangannya dari dekapan Kevino. Dia memandang rendah Kevino yang tentu saja membuat remaja itu ciut.

"Saya sibuk, minta saja ayahmu, jika dia memang menganggapmu sebagai putra nya, dia pasti rela melepaskan proyek milyaran demi dirimu. "

"T-tapi-

Brak...

Kevino terdiam mematung di depan kamar Aska yang tertutup rapat. Dia berdecak kesal lantaran Aska sama sekali tidak luluh pada bujukannya. Dengan perasaan dongkol, Kevino beranjak menuju kamarnya sendiri yang letaknya cukup jauh dari kamar Aska.

.......

Kylie menatap datar seseorang yang sedari tadi siang menetap di ruang rawatnya. Remaja itu bahkan memaksa makanan yang seharusnya untuk Kylie, meski sebenarnya Kylie tidak terlalu menyukai makanan itu. Tapi tetap saja dia juga butuh asupan.

"Lo bisa berhenti dulu yak sih makannya? Pertanyaan gue tadi sore belum lo bales njir"

Remaja yang sedang asik makan sempat tersedak hanya karena ucapan Kylie. Dia terbatuk, dan Kylie dengan sigap menyodorkan gelas berisi air, namun gelas itu sudah jatuh ke lantai sebelum remaja itu menerimanya.

Remaja itu terlihat panik, dia langsung membuka jendela ruang rawat Kylie dan keluar. Kylie yang melihatnya jelas panik, dia turun dari ranjang nya dan hendak menghampiri remaja itu. Hanya saja dia urung karena bodyguard yang berada di depan ruang rawatnya membuka pintu.

"Tuan muda, anda baik baik saja? "

Kylie menatap tak minat pada bodyguard yang dia kenal bernama Theo.

"Ada seseorang yang turun lewat jendela. Aku hanya ingin memastikan dia baik baik saja. "

Theo mengernyit, merasa aneh dengan ucapan Kylie. Namun dia tetap pergi memeriksa jendela yang memang terbuka lebar.

"Maaf tuan muda, tapi tidak ada siapapun di luar. Dan jika anda lupa, kita berada di lantai 8, tidak mungkin ada orang yang mau turun lewat jendela. "

"Tapi aku melihatnya paman, barusan dia turun dari sana. "

Kylie hendak mendekat pada jendela, namun Theo sudah lebih dulu menangkap tubuhnya dan mendudukkan nya di atas ranjang.

"Perhatikan langkah anda, tuan muda. Lihat kan, kaki tuan muda tergores pecahan gelas"

Skizo Boy |CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang