7

9.5K 851 16
                                    

Kantin siang ini kembali ricuh, dan pelakunya tak lain adalah Kevino. Anak itu membuat ulah dengan menuduh Kylie sengaja mendorongnya hingga dia jatuh. Dan kerena kejadian itu, Kylie kembali dipojokkan.

Plak...

Satu tamparan keras mendarat mulus di pipi Kylie dan pelakunya adalah Gala, kakak ketiganya. Kylie diam, dia hanya menunduk menahan rasa sakit yang membuat matanya memanas. Tidak, dia tidak boleh lemah.

"Apa peringatan ku hari itu masih belum membuatmu jera? Apa kali ini aku harus mematahkan kakimu? "

Kylie masih tetap diam, berusaha tenang saat telinganya mulai berisik oleh caci dan makian. Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menjadi lebih kuat, tidak lagi menangis saat dirinya dibully. Tidak akan ada yang menolongnya meskipun dia bersujud memohon ampun. Sama seperti ucapan Alvaro, jika yang bisa menolongnya hanyalah dirinya sendiri.

Kylie mendongak menatap Gala, tidak ada raut ketakutan yang biasanya dia tunjukkan. Tatapannya lalu beralih pada Kevino yang saat ini menangis di pelukan Roxy.

Kylie melepaskan salah satu alat pendengarnya, dia juga mengambil mangkok yang kebetulan berada di dekatnya.

"Daripada Kai dituduh atas apa yang tidak Kai lakukan, bukannya lebih baik mewujudkan tuduhan itu? "

Gala mengernyit tak mengerti akan apa yang Kylie ucapkan.

"Apa maksu-

Prang..

"ARKHH... "

Belum sempat Gala bertanya, suara mangkok pecah membuatnya membelalak kaget dan pelakunya ada hal Kylie. Kylie melemparkan mangkok yang barusan dia pegang tepat mengenai kepala Kevino, membuat semua orang yang ada di sana terkejut bukan main. Terlebih, darah segar mengalir begitu saja dari  pelipis Kevino.

"Sekarang, Kai mengaku salah. Kai yang udah bikin Nino luka. Dan Kai janji, setelah ini Kai ga akan cari masalah lagi dengan Nino. Jika Nino masih terluka dengan alibi jika Kai yang melakukannya, Kai ga akan diam, Kai akan buat mulut Nino ga bisa lagi bicara! "

Kylie hendak beranjak pergi, namun tangan besar Gala menarik tudung jaketnya, membuat Kylie hampir saja terjengkang ke belakang.

"Lo beneran bosan hidup ya? Dasar tidak tahu diri! "

Kylie menatap datar Gala, tatapannya yang sebelumnya cerah, kini terlihat kelam. Dia melepas paksa tangan Gala dari jaketnya.

"Hey, kak, apa kau tahu bagaimana rasanya dituduh atas apa yang tidak pernah kau lakukan? Bagaimana tanggapanmu jika berasa di situasi itu? Dianggap sebagai kambing hitam hanya karena salah satu kambing putih menuduh mu berbulu hitam? Maaf jika ucapan Kai terdengar tidak sopan. Kai hanya mengatakan apa yang Kai pikirkan. "

"Dan, kalau kakak ingin membunuh Kai, kenapa tidak sehari dulu? Saat Kai pertama kali dituduh mencelakai Nino?"

Kylie mengusap pipinya yang masih terasa sakit, dia meninggalkan kantin yang masih hening. "Kak Al pasti hukum Kai, kalo tau Kai luka lagi. Gimana dong? Kak Kai kalo marah serem. "

"Ketemu."

Kylie mendongak saat seseorang bersuara. Dia pria asing yang tidak dia kenali berdiri tepat didepannya.

"Maaf, kalian siapa? Apa Kai ada buat salah? "

Bukannya menjawab, salah satu dari remaja kembar itu malah mengangkat Kylie ala karung beras dan pergi begitu saja. Bahkan Kylie yang memberontak pun terlihat tidak berpengaruh banyak baginya.

"Kau harus bertanggung jawab karena sudah membuat kami kerepotan, bocah. "

Kylie yang mendengar itu bergedik ngeri, dia tidak yakin pernah membuat masalah dengan keduanya, tapi apa katanya tadi? Membuat mereka repot? Bertemu saja belum pernah!

Sama halnya dengan Kylie yang kebingungan, semua murid yang berada di kantin juga merasa keheranan. Tidak biasanya anak pemilik sekolah mau repot repot mengurus sesuatu. Biasanya guru atau bahkan kepala sekolah yng menyelesaikan masalah mereka.

Gala pun hanya diam menyaksikan kepergian Kylie. Dia masih sangat terkejut atas apa yang dilakukan oleh Kylie. Setelah berbulan-bulan tidak bertemu, terdapat perubahan yang cukup kentara dari anak itu.

"Kak Gala, darahnya Nino ga berhenti keluar! "

Ucapan Roxy yang panik menyadarkan Gala dari keterkejutannya. Dia langsung menggendong Kevino dan membawanya menuju parkiran.

........

Kylie menunduk takut, melihat beberapa orang asing yang saat ini duduk didepannya. Apa dia diculik? Apa benar dia melakukan kesalahan gatal yang tidak bisa di toleransi? Tapi apa kesalahannya? Kira kira itulah isi pikiran Kylie saat ini.

"Jadi, namamu Kylie? "

"I-iya n-nama Kai Kylie. Itu, maaf, apa Kai ada buat salah?"

Mendengar nada gugup Kai, Geron tidak bisa menahan senyumnya. Remaja di depannya ini sangat manis, apalagi dengan pipi tembak bak bakpao. Hanya ada satu masalah yang menghadapi kegemasan Kylie, ya itu bekas keberatan yang tercetak jelas di pipi mulus itu.

"Kemarilah."

Kylie mendekat dengan ragu. Begitu sampai di depan Geron, pria kolot itu langsung mengangkat Kylie ke pangkuan nya. Kylie tentu saja terkejut, bahkan anak itu tidak bisa bereaksi sama sekali.

"Jangan takut, daddy tidak menggigit. Makan cemilan mu dulu sambil menunggu mommy turun ya? "

Rain menyodorkan biskuit gandum pada Kylie dan diterima baik oleh anak itu.

"Terima kasih" ucapnya lirih.

"Maaf om, apa biskuit nya ada susu sapi? "

"Hm? Tentu saja ada. Memangnya kenapa? "

Kylie tidak menjawab, dia malah meletakkan kembali biskuit itu di piring. "Kai alergi susu sapi. Kalo Kai makan itu, kata dokter nanti Kai ga bisa napas. Kalo ga bisa napas nanti Kai meninggal gimana? Kai masih belum mau mati loh. "

Geron dan kedua putra nya terdiam karena ucapan Kylie. Anak itu nampak tenang saat mengucapkannya, seolah tidak menyadari jika mereka bertiga tidak menyukai ucapannya.

"Kenapa Kai berkata seperti itu hm? Kai tidak akan mati, jadi jangan ucapkan hal itu lagi, ya? "
Kylie berbalik menatap Geron yang juga tengah menatapnya. Dia memiringkan kepala tanda tidak mengerti akan ucapan Geron.

"Memangnya kenapa? Kai hanya mengatakan kebenaran. Kai bisa mati kapan saja, paman. Dan penyebabnya ada banyak, tidak hanya karena susu sapi. Bisa saja kan Kai mati saat tengah tertidur? Atau-

"Baiklah, cukup oke? Intinya daddy tidak suka jika Kai berbicara soal hal itu lagi. "

"Hngg? Baik. "

.
.
.
.

Hari sudah sangat larut, dan Aska kebetulan baru saja pulang. Aska tidak langsung masuk ke kamarnya, dia selalu menyempatkan diri untuk melihat apa adiknya sudah tertidur atau belum. Sekaligus mencari tahu, ada luka baru di tubuh adiknya atau tidak. Dia sudah melakukan ini sedari dulu, diam diam mengunjungi adiknya disaat yang lain sudah tertidur. Hanya saja dia tidak bisa berbuat banyak untuk membantu adiknya. Apalagi ada 'mereka' yang selalu mengawasi pergerakannya.

Aska menggerakkan marah saat dia tidak menemukan Kylie di kamarnya sendiri. Apa adiknya kembali dituduh melakukan kesalahan sampai harus kembali dihukum di ruangan gelap itu? Aska kembali ke kamarnya. Dia menyalakan laptop dan membuka GPS, berharap lokasi adiknya tidak ada di black room.

"Tempat itu, aku harus segera menjemputnya. "
.







Selasa, 28 Nov 2023

To be Continue


El bolos up berapa hari?
Maap ya, El lagi ga fokus gara gara debat sama kakak. Hehe...
See u

ヾ(^-^)ノ

Skizo Boy |CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang