26

5.3K 394 66
                                    

Sora jatuh terduduk, dia ingat, putra yang dulu dia rawat berbeda yang anak yang kini bersimpuh di depannya. Dia sangat ingat, mata Kylie jauh lebih pekat jika dibandingkan dengan Kai. Rambutnya juga lebih gelap, berbeda dengan Kai yang warna rambutnya sedikit pudar, bahkan terlihat kusam. Kulit Kylie juga lembut bagai kulit bayi juga berseri. Sementara Kai putih pucat, kusam dengan banyak bekas luka.

Wajah keduanya sama, hanya saja Kai memiliki satu tahi lalat di samping bawah mata kirinya. Kai juga jauh lebih mungil dan kurus jika dibandingkan dengan Kylie. Kenapa dia baru menyadarinya sekarang? Kenapa tidak sedari dulu? Pantas saja dia tidak bisa sesayang dulu pada anak angkatnya.

"Dimana Kylie? Jangan bilang Kylie sudah-

"Kakak sudah sama ayah ibu, nyonya. Kai yang membantu kakak pulang hihi.." ucapnya seraya tersenyum manis. Senyum yang malah membuat suasana semakin mencekam.

Sam mendadak emosi, dia menampar Kai lalu menyeretnya menuju ruang bawah tanah. Kai berteriak kala pelukannya pada tengkorak Kylie terlepas, tidak rela berpisah dengan Kylie.

"KAKAK!! KEMBALIKAN!! JANGAN TINGGALIN KAI SENDIRI LAGI KAK HIKS,,,, KAKAK! JANGAN! JANGAN AMBIL KAKAK HIKS.... Kai ga mau pulang sendirian hiks Kai takut hiks... Kakak hiks... Temenin Kai, kali ini aja hiks Kai mohon hiks... "

Sam gusar, tangisan Kai terdengar memilukan di telinganya. Tapi dia juga kecewa, Kylie yang dia anggap anaknya sendiri harus tewas di tangan anak polos yang hanya mengharapkan kasih sayang. Dia masih tidak percaya, berharap semua hanya akal akalan Kylie agar dirinya mau menerima Kylie kembali.

Sam menempatkan Kai di dalam sel tahanan, membiarkan anak itu meraung meminta kakaknya kembali.

"Tuan hiks Kai mohon, kembalikan kakak hiks biarin kakak temenin Kai hari ini aja hiks Kai mohon... Kai mau kakak hiks Kai ga mau sendiri dan lagi hiks tuan..... Hiks Kai cuma mau tanya sama kakak hiks apa itu keluarga? Hiks, hari ini aja, Kai mau bicara sama kakak hiks... "

Sam menulikan telinganya, berjalan keluar dari sana. Dia memanggil salah satu bawahannya. "Cari tahu semua tentang Kainan Zach. Jangan lewatkan detail sekecil apapun. "

"Baik tuan. "

Sam menghampiri istrinya yang menangis memeluk tengkorak Kylie, mengusapnya seolah tengah mengusap pipi lembut anak itu.

"Mas, putraku mas hiks... Kenapa dia harus berakhir seperti ini? Apa salahnya mas? Hiks apa yang sudah terjadi pada anak itu? Kenapa dia tega melakukan ini pada putraku mas? Hiks... "

Sam memeluk Sora, mengelus punggungnya berusaha menenangkan. Dia juga masih tidak menyangka, entah ini karma atau apa, tapi keluarganya berhasil dihancurkan dari dalam hanya karena hilangnya Kylie.

.
.
.

Malam semakin larut, Kai sama sekali tidak menyentuh makanan yang dibawakan untuknya. Dia duduk bersandar di pojok ruangan, memeluk kedua lututnya yang sedari tadi bergetar. Bayangan tentang penyiksaan yang dia dapatkan kembali hadir, menciptakan trauma berkepanjangan.

"Hentikan hiks kakak, temenin Kai hiks... Kai takut gelap hiks... Kai takut kak hiks... Kenapa ibu lahirin Kai? Padahal kan kalo Kai ga lahir, Kai ga akan kayak gini... "

Kriett..

Kai semakin gelisah saat dua orang berbadan besar masuk ke dalam sel nya, memindai tubuhnya dengan tatapan yang membuatnya takut. Kai memeluk erat dirinya sendiri, was-was jika saja mereka akan melukai dirinya. Samar Kai mendengar pembicaraan mereka, membuat perasaannya semakin tidak karuan.

"Lo yakin? Gimana kalo tuan ga setuju?"

"Bukannya lo denger sendiri tadi? Dia yang udah bunuh bungsunya tuan, tidak mungkin tuan akan membiarkannya bebas tanpa penyiksaan kan? "

Skizo Boy |CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang