Dor
"ARGH!! "
Sam memegang lengannya yang terluka akibat tertembak. Menatap pelaku yang tak lain Kylie. Tadi, saat Sam hendak kembali menembaknya, Kylie berdiri melumpuhkan bodyguard yang menahan tubuh Aska dan mengambil pistolnya.
Bidikan Kylie memang sedikit meleset, tapi peluru itu berhasil melukai tangan kanan Sam. Mereka semua jelas merasa terkejut akan tindakan Kylie. Kylie yang mereka anggap lemah dan tidak mampu melawan kini menatap mereka tajam, sangat tajam persis seperti ayahnya sebelum terbunuh ditangan Sam.
"Jadi begitu? Kai, hanya pengganti? Ah, Kai harus berterima kasih karena nyonya sudah mau berkata jujur. Dengan begini tidak akan ada penyesalan kalaupun saya membunuh kalian, kan? "
Kylie menatap Aska yang masih terdiam, tersenyum seolah tidak terjadi apapun. Kylie merobek lengan baju panjangnya, mengikat luka di bahu agar tidak mengeluarkan banyak darah.
Dia mengambil pisau lipat yang disembunyikan dibalik bajunya. Tadinya Kylie hendak membunuh Gatravic saat tengah malam, namun rencananya gagal karena Sam dan Sora kembali memojokkannya dan membuat Aska emosi.
Sora terpancing, dia menatap nyalang Kylie. "Membunuh kami? Hah!? Anak lemah sepertimu bisa apa? Kau harusnya bersyukur karena saya mau merawatmu setelah apa yang orang tuamu lakukan pada Nino. "
Kylie menatap Sora tak kalah tajamnya, dan entah kenapa Sora merasa terintimidasi. Keringat sebesar biji jagung juga terbentuk di keningnya.
"Bersyukur? Saya akan jauh lebih bersyukur jika anda membunuh saya tepat saat anda membunuh ibu saya. " Kylie menahan gejolak amarah di hatinya. Tidak pernah dia sangka dirinya hidup hanya untuk disiksa.
Kylie mengacungkan pisaunya mengarah pada Sora seolah sedang membidik. "Bang!! "
Dor..
Sergio membelalak kaget, satu peluru menembus dada Sora dan meledak. Membuat tubuh Sora hancur menjadi potongan acak. Kylie sama sekali tidak bereaksi, berbeda dengan Kevino di dekat pintu yang muntah melihat organ dalam Sora yang berhamburan.
"APA YANG KAU LAKUKAN SIALAN!! "
Dor..
Kylie tanpa rasa bersalah menembak kepala Sam hingga tewas. Tidak banyak yang berubah dari ekspresi nya, dia sudah lelah dipermainkan. Lelah melihat orang lain memandangnya rendahan. Kylie tidak peduli lagi jika nanti Aska membencinya, dia sudah muak dengan semuanya.
Kini tersisa Sergio dengan ketiga adiknya dan juga puluhan bodyguard yang mengepung dirinya. Kylie sedari dulu memang sudah terperangkap dalam kandang singa, tapi bukan berarti dia takut. Sedari dulu dia sudah siap jika harus mati.
"Tidak salah memang jika kau merupakan keturunan Morgan. Kau sama gilanya dengan keluargamu yang lain. Ah aku lupa, kau pasti merindukan saudaramu kan? "
Alis Kylie terangkat sebelah karena ucapan Sergio. Apa dia tidak salah dengar? "Morgan? Saudara? Bukannya cuma Kai yang selamat? "
Sergio tersenyum miring. Sepertinya Kylie memang belum mengetahui kebenaran tentang saudaranya yang selamat. Sergio memberi kode pada bawahannya untuk kembali menahan pergerakan Aska dan Gala. Lalu menyuruh dua orang bawahannya untuk mengambilkan hadiah yang dia siapkan khusus untuk Kylie.
Sergio mendekati Kylie dengan tatapan angkuhnya, sesekali dia melirik Aska yang nampak masih syok. "Kau tidak tahu ya? Wajar memang, papa membawamu ke sini saat kau baru berusia tiga hari. Tapi karena aku sedang berbaik hati, aku akan dengan senang hati mengatakannya. "
"Alvaro Noir Morgan. Apa kau mengingat sesuatu tentang nama itu? " ucapnya dengan seringaian
Pupil Kylie melebar, apa yang dia lewatkan?nama itu terdengar tidak asing di telinganya, tapi siapa? Apa orang itu yang belakangan ini dirinya cari? "K-kak Al? Dimana? Dimana kau menyembunyikan kak Al!? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Skizo Boy |Complete
Teen FictionKylie Zoe dulunya anak yang manja dan hidup dalam penuh kasih sayang. Namun nasibnya berubah 180° saat kakak sulungnya mengadopsi seorang anak yang usianya dua tahun lebih tua dari Kylie. Kekerasan yang dia dapatkan sejak berumur 7 tahun perlahan m...