14

8.2K 688 9
                                    

Binar dari netra dark magenta itu menyorot pada bangunan megah di depannya. Setelah satu tahun berlalu, Kylie kembali bersekolah di sekolah lamanya. Sevenstars hight school, tidak banyak yang berubah, jikalau pun ada, mungkin alumni tahun kemarin sudah lulus.

"Opa, udah kan? Kai masuk dulu. "

"Tunggu.kita temui kepala sekolah dulu. "

Kylie pasrah ketika tasnya ditarik dari belakang oleh pria berusia senja itu. Kadang Kylie kepikiran, apakah memang dia seringan itu sampai Philip yang sudah rapuh saja masih bisa menarik badannya yang memiliki beban 39 kg. Mana Philip menariknya persis seperti menarik kantung sampah.

Kylie bisa saja berjalan, tapi kakinya yang pendek tidak bisa menyamai langkah lebar Philip. Jadi dia hanya pasrah menerima perlakuan tidak mausiawi ini.

Sedari tadi, banyak murid yang menatap penasaran padanya. Entah mungkin mereka tidak begitu mengenalinya, apalagi bekas luka di pipinya yang memanjang masih belum sepenuhnya hilang. Ditambah pipinya yang semakin tumpah, apalagi badannya terbenam oleh jaket tebal berwana silver magenta.

Di ujung lorong, Gala dan gengnya juga melihat kejadian itu. Mereka nampak penasaran, tapi enggan bertanya. Mungkin saja murid baru yang telah ospek.

"Kakak, kalian liatin apa? Kayaknya serius banget. "

"Eh, Nino. Engga kok, kakakmu yang ganteng ini kebetulan liat anak baru diseret sama pawangnya. "

Kevino mengikuti arah pandang David. Matanya melebar, lagi lagi dia melihat Kylie dengan posisi yang sama. "Kai? "

"Hm? Kau mengatakan sesuatu, baby? "

Elio menggeleng, tatapannya masih tertuju pada Kylie  yang terlihat sangat pasrah.

.
.
.

Kylie menatap tanpa minat pintu di depannya. Kenapa opanya menempatkan dia di kelas neraka? Padahal dia ingin kembali ke kelas buangan, bercanda ria bersama teman sekelasnya tanpa takut dikucilkan.

Kylie mendongak, menatap opa nya yang masih berbincang santai dengan kepala sekolah. Menarik ujung baju Philip hingga pria tua itu berjongkok di depan Kylie.

"Ada apa? "

"Tidak ada, Kai hanya gugup. "

Philip tersenyum kaku, dia tahu cucunya ini ada sedikit trauma. Tapi dia tetap pada pendiriannya, setidaknya untuk menguji apa Kylie sudah bisa atau belum. Dia mengusak rambut Kylie yang mulai panjang, membuat anak itu mengerucutkan bibirnya sebal.

"Baiklah, sana masik. Opa akan menjemput saat jam pulang. Belajar yang rajin dan jangan berbuat nakal. "

Kylie hanya mengangguk samar. Dia akhirnya mengetuk pintu, dan tak lama seorang guru membukakan pintu.

.....

Kevino menatap bosan pada papan tulis di depannya. Tidak ada yang menarik, pikirannya juga masih teralih pada Kylie yang tak sengaja dia lihat. Anak itu terlihat jauh lebih baik ketimbang saat dengan keluarganya. Sekilas dia tersenyum, namun setelahnya dia menggeleng.

Tatapan Kevino teralih saat pintu kelasnya di ketuk dan dibukakan oleh sang guru. Tak lama guru yang tadi mengajar kembali, tapi ada seseorang dibelakangnya. Mata Kevino melebar melihat siapa yang masuk.

"Baiklah anak anak, kita kedatangan teman baru. Dek, silahkan perkenalkan diri kamu. "

Kylie di depan sana nampak cukup gugup, dia menarik nafasnya cukup dalam sebelum akhirnya membuka suara.

"Hai, nama Kai Kylie Zoe. Usia Kai 15 tahun. Um... Harusnya kita pernah bertemu sebelumnya. Karena ada hal mendesak, Kai jadinya harus berhenti sekolah. Dan sekarang Kai kembali, semoga kita bisa berteman baik, ya? "

Skizo Boy |CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang